O5

8.2K 1.4K 152
                                    

"Lis, lo udah siap belom? Ayo gue anterin pulang," ajak Sean seraya memakai jaketnya.

"Iya Se, bentar napa sih," balas Alisa yang keluar dari kamar Sean sambil membawa mantel si pemilik kamar yang berwarna coklat.

Sean sudah duduk di atas motornya, "Ayo sayang ku. Lo tuh lelet banget ya, heran gue," cibir Sean karena Alisa terlalu lama atau dia yang tidak sabaran?

Alisa memutar matanya malas, "Iya deh, apa kata lu aja," balasnya malas. "Se, mantel lo, gue balikin besok atau lusa ya. Mau gue cuci dulu," lanjut Alisa sambil naik ke atas motor Sean.

Sean mengangguk, "Iya kalem. Kapan aja terserah lu," balasnya kemudian menstarter motornya dan menjalankannya keluar dari pekarangan rumahnya, "Lu pegangan kalo nggak mau jatoh. Gue nggak mau liat lu merosot dari motor gara-gara tidur ya," peringat Sean.

"Iya Sean sayang," balas Alisa lalu ia memeluk pinggang Sean seperti ia memeluk pinggang pacarnya sendiri. Dulu waktu masih dengan Migo, mana pernah Alisa memeluk Migo begini. Mana pernah juga ia diantar pulang oleh Migo. Yang ada, Migo selalu mengajak pergi perempuan lain, bukan Alisa.

"Se, kalo diinget-inget lagi gue nggak pernah kaya gini sama Mingyu," gumam Alisa sambil bersandar di pundak Sean. Beruntung sekali Alisa memiliki teman yang bisa disandarin begini dan tidak berisik atau risih.

"Nggak usah di flashback. Noh! Liat aja, mantan lu lagi sama cewek lain," balas Sean sedikit sewot lalu ia menunjuk Migo yang masih berada di luar rumah bersama dengan Juga dengan dagunya.

Aliksa hanya bisa tersenyum sinis kemudian berdecih, "Gue tau dia brengsek, tapi sayangnya gue sayang banget sama dia. Hadeh," desis Alisa kesal.

Motor Sean berjalan santai melewati rumah Migo dan si pemilik rumah juga melihat kalau Alisa ada di atas motor itu dan memeluk pinggang Sean.

Mesra banget, kaya orang pacaran. Dulu pas sama gue, nggak pernah kaya gitu. Tapi sekarang malah gitu sama cowok lain. Dulu tuh lu sayang nggak sih sama gue, Lis? Gue bingung sama isi pikiran lo, Migo membatin, ia merasakan adanya gejolak hebat dalam dada. Ingin cemburu tapi sudah bukan siapa-siapa lagi.

Sean dan Aliksa berlalu begitu saja meninggalkan Migo bersama dengan Juya yang masih duduk di sampingnya.

"Ju, mending lo pulang deh. Makasih udah mau nemenin gue. Nggak baik cewek pulang malem tapi sorry gue nggak bisa nganter lo. Nanti gue pesenin grab," ujar Migo tanpa menatap Juya. Moodnya mendadak turun saat ia melihat mantannya pergi bersama laki-laki lain. Padahal ia juga tau kalau Sean itu sahabat dekat Alisa.

Juya hanya mengangguk. Dengan segera Migo memesan ojek online untuk Juya agar perempuan itu bisa cepat pulang. Setelah itu tidak ada obrolan lagi diantara mereka. Migo sibuk dengan pikirannya dan Juya juga begitu. Tidak lama kemudian ojek online yang dipesan Migo sampai di depan rumahnya.

"Go, gue balik ya. Thanks," pamit Juya.

"Hati-hati ya," balas Migo hanya sebagai formalitas.

Juya akhirnya pulang dan Migo berdiri sendirian di depan rumahnya. Dia menatap lurus dengan pandangan kosong, "Lis, aku tuh kangen ya sama kamu," lirih Migo yang malah nyaris menangis.

Kalo seandainya aku ngajak balikan, kamu mau nggak ya Lis?

***

Alisa datang ke sekolah dengan senyum yang mengembang. Tidak seperti biasanya, bahkan satpam sekolah yang biasanya tidak pernah disapanya sekarang ia sapa bahkan diberikan donat satu kotak penuh. Alisa yang biasanya jutek dan cuek terhadap sekitar, kini sedikit berubah. Ia mulai terlihat ramah dan lebih banyak tersenyum. Kakinya terus melangkah menuju kelas, saat menaiki tangga, ia berpapasan dengan Deka dan Hilmi. Senyum perempuan itu otomatis mengembang, "Pagi Deka! Pagi Hilmi!" sapa Alisa sambil melambai pada kedua laki-laki itu.

Kedua anak laki-laki itu melongo sampai Deka nyaris saja terjatuh karena tersandung oleh kakinya sendiri, "Pa-pagi, Lisa," balas Hilomi dengan gagap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua anak laki-laki itu melongo sampai Deka nyaris saja terjatuh karena tersandung oleh kakinya sendiri, "Pa-pagi, Lisa," balas Hilomi dengan gagap. Mata sipitnya terus menatap Alisa dengan pandangan takjub.

Alisa membalasnya dengan senyuman, "Gue duluan ya," pamit perempuan itu lalu ia segera memasuki kelasnya.

Hilmi dan Deka yang masih terbengong di tangga hanya bisa bersandar pada dinding tangga saking lemasnya, "Subhanallah! Mi, kita pagi-pagi udah dapet berkah aja," desis Deka yang masih terkagum-kagum.

"Iya Dek. Rezeki anak sholeh nggak akan kemana deh. Senyumnya itu lho, cantik banget. Tumben-tumbenan Alisa mau nyapa," balas Hilmi dengan wajah herannya.

Deka membalasnya dengan anggukan. Ia setuju dengan ucapan Hilmi barusan, "Biasanya juga dia rambutnya digerai sekarang dikuncir satu gitu. Ih gemes deh!" Deka memekik gemas pas penampilan baru Alisa yang lebih segar dari biasanya.

Hilmi menepuk pelan pundak Deka, "Harus banget ini dikasih tau ke Migo!"

Deka menganggu, "MIGOO!!! MANTAN LO CANTIKNYA MAKIN NGGAK NAHAN!!!"

Teriak keduanya sambil berlari menuju kelasnya. Sementara di lain tempat, ternyata Alisa menguping apa yang dibicarakan Hilmi dan Deka. Senyum miring muncul di bibirnya. Migo, selamat datang dalam permainan gue. Gue harap lo nggak nyesel karena udah masuk ke dalem arena permainan gue, batin Alisa seraya menyeringai sinis.

***

20 August, 2018

Who You? ✔️ Mingyu x LisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang