11

7.1K 1.1K 104
                                    

Migo hanya bisa terdiam saat melihat Alisa yang menyakiti Juga tepat di depan kedua matanya. Migo baru tau, Alisa tidak akan memandang gender kalau sudah seperti ini. Laki-laki itu menatap ngeri Alisa yang mirip dengan jelmaan iblis. Perempuan itu kejam. Joshua menatap Migo yang masih berdiri mematung seperti orang bodoh, "Go, pacar lo tuh di sakitin gitu sama Alisa. Lo diem aja?" tanya Joshua dan membuat semua orang yang ada di sana menoleh ke arah Migo.

Migo mendadak kikuk, dia masa bodo dengan Juya tapi karena ia harus menjaga harga diri akhirnya laki-laki itu maju. Dia harus berhadapan lagi dengan mantannya. "Lepasin cewek gue," ujar Migo dengan kedua matanya yang terus menatap Alisa dengan pandangan tajam.

Alisa menatap Migo dengan pandangan angkuh, "Oh ini cewek lo yang baru ya? Hmm...cocok sih lu berdua, sama-sama brengsek," balas Alisa disertai dengan senyuman miringnya. Ia bahkan mengesampingkan luka yang kian melebar di hatinya.

Migo diam, ia pasti akan kalah kalau menghadapi Alisa sendirian. Perasaannya pada perempuan itu masih sama besarnya seperti dulu. Sayangnya, di dalam satu ruangan ini tidak ada yang mau membelanya. Bukan karena mereka takut dengan Alisa, tapi karena mereka tidak setuju dengan hubungan Migo dan Juya. Terlalu banyak pro dan kontra dalam hubungan sepihak itu. Hanya Juya yang menganggap Migo pacar, tidak sebaliknya.

"Lepasin cewek gue, Alisa!" tegas Migo sekali lagi. Alisa melirik ke arah Juya yang masih meringis kesakitan.

Bruk! Dengan enaknya Alisa mendorong tubuh Juya dengan kasar sampai perempuan itu tersungkur di depan kaki Migo. "Tuh! Gue balikin cewek lo yang kesekian! Bilangin ke dia, kalo mau nyari urusan atau masalah mending jangan sama gue. Itu sih kalo dia masih mau liat dunia besoknya," ujar Alisa seraya tersenyum sinis ke arah Migo dan Juya yang berada di lantai.

Migo hanya diam sambil menatap Alisa yang berdiri 5 meter dari tempatnya berdiri. Dia bahkan tidak peduli dengan Juya yang berada di bawah kakinya. "Alisa," lirih Migo dengan suaranya yang mulai bergetar.

Alisa dengar panggilan lirih dari Migo, tapi ia hanya diam. Perempuan itu berbalik pergi yang segera diikuti oleh Pika, Rosi, dan Sean. Tak lama berselang, Joshua juga ikut bangkit untuk menyusul kepergian Alisa.

"Lo emang brengsek. Gue dukung kalau lo sama Juya diinjek-injek," desis Joshua lalu berlalu pergi. Begitu pula dengan Dino. Anak itu menatap Migo dengan pandangan tak percaya, "Kak, aku nggak nyangka ya kalo kakak itu ternyata jahat. Aku benci banget sama Kak Migo. Soalnya kakak udah nyakitin Kak Alisa," desis Dino dan pergi begitu saja.

Migo hanya diam, ia menatap ke sekeliling ruangan itu. Semua menatap Migo dengan pandangan tidak suka, bahkan teman-temannya sendiri pun melakukan hal yang sama. Perasaan sesak melingkupi hatinya, ia tidak tau kalau memutuskan seorang Alisa akan berdampak sebesar ini bagi hidupnya dan ruang lingkup pertemanannya. Sekarang semua orang benci sama lo, Go. Bagus! Rasain sendiri, Go. Sekarang lo sendirian! Batin Migo. Ia menyalahkan dirinya sediri atas semua masalah yang terjadi.

***

"Alisa! Lo tuh harus bisa bikin Migo nyesel udah mutusin lo?!" seru Rosi sambil berusaha menyeimbangkan langkah Alisa yang terbilang lebar-lebar.

"Iya Alisa! Gue nggak terima lo diinjek-injek sama playboy cap teri medan kaya si Migo," balas Pika juga tidak setuju. Alisa berhenti berjalan lalu berbalik, "Gue ngerti Pika, Rosi. Cuma gue mendadak capek buat ngurusin si Juya itu. Menurut gue, dia itu kurang menantang. Sama aja kaya lawan-lawan gue yang lain. Dia tuh cuma sok berani aja padahal otaknya juga kosong," balas Alisa kemudian ia berdecih pelan.

"Kita nggak bahas soal Juya tapi kita bahas soal Migo," celetuk Sean yang baru saja datang dan ia berdiri di belakang Rosi.

"Gue agak males berurusan sama dia. Banyak bapernya," balas Alisa dengan bibir cemberut.

Who You? ✔️ Mingyu x LisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang