13

7K 1.1K 197
                                    

Hari festival pun tiba, Alisa sedang bersiap-siap di ruang make up. Setelah Jeni, kini gilirannya tiba untuk di make up. Tiba-tiba saja pintu ruang make up terbuka dan masuklah sahabat-sahabat Alisa.

"Weh! Princess kita mau di make up!" seru Bobi heboh. Pika berdecak sebal. Ia selalu sewot dengan apapun yang dilakukan Bobi. "Berisik lu, Gondrong!" sewot Pika yang masih menyimpan rasa dendam karena jedaynya yang patah dulu.

"Ck! Sensian amat lu kaya nenek-nenek. Iya, gue tau lu masih kesel sama gue gara-gara jeday kesayangan lo itu pernah nyangkut di gigi gue abis itu rusak sama Abin," balas Bobi yang sama sekali tidak ada takut-takutnya dengan Pika. "Tuh tau!" sahut Pika yang masih betah menekuk wajahnya.

"Nanti gue ajak lo ke mall deh. Gue traktir lu beli jeday yang banyak," balas Bobi malas. Pika menatap Bobi dengan pandangan berbinar, "BENERAN YA?!! AWAS LU BOHONG!! KALAU BOHONG, GUE SUMPAHIN GIGI LU TAMBAH MAJU TERUS MASUK NERAKA!!!" seru Pika dengan semangat sampai ia melompat-lompat kegirangan seperti anak kecil. Memang Pika dan jeday itu tidak bisa terpisahkan.

"Pika, stop berkelakuan hiperaktif. Pusing gue liatnya. Lo itu anaknya tarzan apa gimana sih? Rumah lo di hutan? Kerjaannya kalau nggak eriak-teriak yang lompat-lompat!" omel Jaka sambil memijat pelipisnya yang mendadak sakit.

Sean hanya tertawa garing, dia sudah terlalu biasa melihat keributan Bobi dan Pika yang setiap hari bertengkar. Apa saja dan dimana saja, mereka selalu rebut dan tidak pernah tahu tempat. Terkadang Alisa atau Jaka sering mengancam akan menikahkan keduanya, tapi sayang ancaman itu sama sekali tidak mempan untu kedua orang itu. Sangat percuma. Alisa yang sedang di make up juga hanya diam saja. Sudah terlalu lelah memperingatkan Pika dan Bobi agar sedikit tahu malu.

"Lis, suara lo nggak serak kan?" tanya Rosi yang sedikit khawatir. Alisa menggeleng, "Nggak. Emangnya gue abis teriak-teriak apa? Tolong ya, gue itu bukan Pika yang hobi teriak-teriak," balas Alisa datar dan Rosi hanya mengangguk saja.

"Lo harus cantik ya hari ini. Lo harus lebih cantik dari Juya," ujar Abin lalu ia duduk di salah satu kursi tepat di sebelah Alisa. Matanya masih terus memperhatikan Alisa yang sedang di make up.

"Hmm."

Alisa hanya membalasnya dengan dehaman saja. Mendadak ia merasa kasihan pada Juya. Kenapa? Karena sebenarnya pacar Migo itu banyak, bukan hanya dia saja. Malah salah satu di antar perempuan-perempuan yang disebutkan oleh Migo ada temannya Juya yang cukup dekat dengan Juya sendiri.

"Gue udah nggak berminat ngurusin Juya lagi. Mendadak kasian gue sama dia," gumam Alisa yang membuta Jaka menoleh bingung ke arahnya.

"Emang dia kenapa?" tanya Jaka seraya menatap Alisa dengan pandangan intens.

"Dia diselingkuhin sama Migo sama kaya gue dulu," balas Alisa santai. Teman-temannya menatap Alisa dengan pandangan prihatin. Mereka jadi meragukan kalau Alisa harus balik lagi pada Migo.

"Lis, lo yakin mau balikan lagi sama Migo?" tanya Rosi yang mulai tidak yakin dengan keputusan mereka semua kemarin.

Alisa menatap Rosi lalu menggigit bibir bawahnya, "Gue juga ragu. Migo kelakuannya emang nggak bener," balas Alisa cemas.

"Lis, kalo lo nggak yakin yaudah nggak usah. Sama Joshua aja, kayanya dia lebih bisa ngejagain elo deh. Kalian juga lucu," ujar Sean tanpa menata[ Alisa. Ia sibuk memainkan jepitan yang berada di atas kepala Pika.

Alisa hanya tersenyum saja, "Gue juga berpikiran hal yang sama. Apa gue move on aja ya ke Joshua? Kepercayaan gue udah mulai berkurang gara-gara Migo gitu." Teman-temannya hanya bisa mengangguk saja. Mereka juga setuju kalau Alisa ingin move on sekalipun itu ke Joshua.

Who You? ✔️ Mingyu x LisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang