Marry Me? [Special]

8.1K 813 249
                                    

Seorang pria berperawakan tinggi lengkap dengan setelan jasnya yang rapi memasuki sebuah cafe yang dulu sering ia kunjungi saat SMA. Sekarang dia sudah bukan lagi seorang anak SMA labil yang manja. Dia tumbuh menjadi seorang pria tampan yang banyak dipuja oleh semua wanita, terlebih lagi dia mapan dan sudah sangat berkecukupan. Pekerjaannya tetap sebagai seorang direktur utama perusahaan.

Siapa yang tidak mau bersanding dengan manusia yang satu ini?

Sempurna. Mungkin itu penggambaran setiap semua wanita yang melihatnya. Tapi tidak dengan wanita yang satu ini.

"Kamu terlambat lagu ya, Go. Aku nungguin kamu udah dari 15 menit yang lalu bareng sama 3 gelas kopi! Kamu tuh ngebuang waktu aku tau nggak?! Untung aja aku lagi nggak ada jadwal operasi hari ini!" Sewot seorang wanita cantik dengan rambut cokelatnya.

Wanita itu menatap pria didepannya dengan tatapan tajam sekaligus kesal. Dia mengerucutkan bibirnya karena sudah kesekian kalinya ia harus menunggu pria didepannya ini.

Alisa. hanya wanita ini yang tidak menganggap pria didepannya sempurna, padahal pria itu adalah pacarnya sendiri, Migo.

"Maaf, sayang. Tadi aku lagi banyak kerjaan, jadi harus diselesaiin dulu. Aku nggak mau perhatian aku kebagi antara kamu sama kerjaan aku. Makanya aku selesaiin dulu. Maaf ya," balas pria itu lalu duduk di depan Alisa.

Alisa berdecak sebal, "Kan bisa kabarin dulu biar aku nggak nunggu kelamaan! Ini udah kelima kalinya kamu kaya gini, sekali lagi kamu dapet piring cantik yang langsung melayang ke kepala kamu, Kim!" Ancam Alisa sambil memicing kesal ke arah Migo.

Migo malah tertawa lalu mengusak rambut kekasihnya itu, "Nggak usah sok galak, Lis. Kamu tuh paling nggak pantes galak tau. Kamu jatohnya malah lucu terus ngegemesin di mata aku."

Alisa berdecih pelan lalu melengos tapi kedua pipinya merona hebat. Hanya Migo yang bisa membuatnya seperti ini. Sudah 10 tahun hubungan mereka berjalan, Alisa masih saja merasa malu jika dirayu oleh Migo.

"Aduh! Pipinya kok merah sih, neng? Jadi gemes nih. Sini abang gigit," goda Migo lagi sambil tersenyum jahil pada Alisa.

Buk!

"Go, udah ah! Jijik tau!" Sewot Alisa yang barusan memukul tangan Migo.

"Ih nggak usah malu kenapa sih? Udah 7 tahun masih aja malu sama pacar sendiri," gumam Migo santai.

Alisa hanya berdeham lalu kembali menatap keluar jendela. Migo terus menatap wajah kekasihnya dari samping sambil tersenyum tipis. Dia tidak menyangka juga kalau hubungannya dengan Alisa akan berlangsung selama ini dan seharmonis ini.

Walaupun dia dan Alisa sering bertengkar karena kecerobohannya atau karena perbedaan pendapat, tapi mereka selalu bisa mengatasinya dengan baik. Sekarang mereka sudah tidak ada rasa gengsi lagi. Kalau merasa salah, ya mereka langsung minta maaf. Kalau mau sesuatu, ya mereka langsung bilang. Kalau mereka merasa ada sesuatu yang mengganjal di hati, tanpa ragu mereka saling mengungkapkan.

Dan yang paling penting, mereka sudah tidak ragu lagi untuk mengungkapkan kalau mereka saling cinta.

Migo tau, hanya Alisa yang tidak pernah bilang dia tampan. Bahkan dengan terang-terangan dia lebih suka tampannya Joshua daripada Migo. Karena kata Alisa, Migo itu seperti om-om cabul pedofil. Yang suka mencari mangsa anak SMA yang masih fresh. Bukannya marah diejek seperti itu, justru Migo malah tertawa. Lalu ia membalas ejekan Alisa seperti ini,

"Tapi nyatanya aku kan bukan om-om cabul, sayang. Aku tertariknya sama kamu yang sama sekali bukan anak SMA."

Migo tau kalau hanya Alisa yang tidak pernah bosan mengingatkannya untuk sholat, mengingatkannya untuk makan bahkan sampai memarahinya kalau bekerja sudah kelewatan atau tidak makan seharian. Contohnya...

Who You? ✔️ Mingyu x LisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang