Chapter 8

2.4K 102 4
                                    

Seralyna POV

aku dan Edmund... sepasang mate? Aku tidak percaya hal ini, tapi sepasang tanda yang masing masing ada satu di punggung lengan kami berdua.

"Bagaimana kau mengetahui kita sepasang mate, Ed?" tanyaku.

"Kau tidak melihat tandanya? Ini sudah cukup membuktikan bahwa kau adalah mate ku" jawabnya.

"Oh" jawabku pada akhirnya.

Dasar. Pria dingin. Singkat sekali penjelasannya. Bahkan sama sekali tidak berubah. -sb

Edmund melirikku dengan tatapan datar nya itu.

"Aku bisa mendengarmu" katanya setelahnya.

"Ga nanya" jawabku setelahnya mendengus.

Edmund hanya menggelengkan kepalanya lalu pergi dari kamarku hm.. ralat, kamar kami.

Kenapa? Karna dia mate ku.

Setelah aku siap, aku pergi keluar kamar untuk makan malam.

Saat aku sudah sampai di tangga terakhir, Edmund datang menghampiriku dan mengulurkan tangannya.

Aku pun menyambut tangannya itu dan jalan mengikutinya.

"Apa?" tanyaku berbisik padanya karna Edmund sedari tadi tersenyum kecil saat melihatku.

"Cantik" jawabnya.

"Aku memang selalu cantik" tanyaku cengengesan.

"Ya, itulah kau, baru saja dipuji, tingkat percaya dirimu langsung naik" jawabnya sedikit kesal.

Aku hanya bisa tersenyum mendengar jawabannya.

Setelah kami selesai makan malam, aku petgi kembali ke kamarku sedangkan Edmund masih berbincang dengan orang tuaku.

Karna aku bosan, aku pun pergi ke perpustakaan kecil yang ada di kamarku.

Aku mengambil salah satu buku dari sana dan membacanya.

Setelah selesai membacanya, kira kira 2 jam aku membacanya ya.. karna bukunya juga tebal sih.. heheh

Aku kembali ke kamarku dan melihat sesorang tertidur di kasurku.. ya siapa lagi kalau bukan Edmund -_-. Aku duduk di samping kasur menatap Edmund yang sedang tertidur,

Tampan

tanpa sadar aku mengatakan hal itu dalam pikiranku.

Saat aku ingin berdiri, Ed menarik tanganku sehingga aku jatuh ke dalam pelukannya.

"Hey!" kataku pada Edmund.

"Apa?" tanyanya dengan nada yang tidak bersalah.

"Lepaskan aku, Ed" kataku setelah Edmund memeluku di kasur.

"Tidak" jawabnya.

"Ayolaah, Ed" kataku lagi sambil emnggeliat berusaha untuk melepaskan diriku dari pelukannya.

Edmund hanya menggeleng dan tetap memelukku.

Edmund POV

"Tidur, lyna" kataku.

"Apa? Dalam posisi seperti ini? Kau serius?" tanyanya.

Ya,, memang posisi kami selarang ini sedang berpelukan.

"Ya" jawabku singkat.

"Apa kau bercanda?" tanya nya tidak percaya.

"Tidur saja" kataku.

"Eoh! Yasudah" jawabnya menyerah.

Kami pun tertidur.

Paginya, aku bangun lebih awal. Aku pergi membuka korden di kamar kami.

Dan tentu saja sinar matahari langsung masuk menerangi kamar kami.

Kaum kami tahan terhadap sinar matahari karna kami menggunakan cincin istimewa yang di buat agar kami kaum vampire tahan terhadap sinar matahari.

Aku melihat Lyna menggeliat di kasur. Aku pun pergi duduk di ujung kasur.

"Hm?" gumamnya saat melihatku.

"Apa?" tanyaku.

"Tidak" jawabnya.

"Hei" kataku. "Apa?" tanyanya.

"Kau mau kembali ke kotamu atau tetap di sini?" tanyaku.

"Bagaimana denganmu?" tanya nya lagi.

"Aku akan kembali ke kotamu untuk mengurus beberapa hal" jawabku.

"Baiklah kalau begitu, aku akan ikut denganmu, sekalian membereskan barang yang di apartemen agar dapa ku bawa ke sini" jawabnya.

"Baiklah, aku akan berangkat nanti sore" kataku lagi. "Hmm.." jawabnya.

Melihat Lyna yang menggeliat di kasur, aku pun ikut membaringkan tubuhku di kasur.

Baru saja aku membaringkan tubuhku, Lyna sudah menyandarkan kepalanya di dadaku.

" Apa?" tanyaku. "Kau tahu?" tanyanya. "Apa?" tanyaku.

"Later in the end.." katanya menggantung kalimatnya. "hm..?" kataku.

"You will know how much i love you, Ed" sambungnya.

Setelah mengatakan itu, Lyna tertidur di
Posisi seperti itu.

Aku? Hanya tersenyum lalu mengusap usap kepalanya.

•••
WARNING!!
Typo in your area ✌🏻

Revisi revisi

Vomments

27/2/19

Vampire ? Me ? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang