Chapter 15

1.7K 61 1
                                    

Edmund POV

Pagi hari nya, aku melihat Lyna masih tertidur. Ia tidur dengan sangat nyenyak. Ia tidur dalam dekapanku, ia terlihat sangan nyaman. Aku yang tadinya berniat untuk membangunkan Lyna, menjadi tidak tega kalau aku mengganggu tidur nyenyak nya itu.

Aku pun membiarkan nya tidur. Aku melihat wajah Lyna, 'ia terlalu cantik saat tidur, aku ingin selalu bersama mu, Lyna. Aku janji, tidak ada yang dapat memisahkan kita' batinku. Saat itu juga, Lyna membuka matanya yang berhasil membuat ku sedikit terkejut. "Eh,, aku.. Tidak memikirkan apapun tentang mu, Lyn" bohongku dengan sedikit gugup. "Tenanglah Ed,, aku sudah mendengar semuanya" jawabnya. Setelah ia berkata seperti itu, ia menggeliat di dalam dekapanku. Aku yang gemas dengan tingkah lakunya, aku memeluknya dengan sedikit kencang. "Edmund..! Lepaskan aku,, aku tidak bisa bernafas kalau kau memelukku seperti itu" katanya. Aku pun melepaskan pelukanku.

"Bangunlah, dan bersiap ya" kataku. "Eh? Memang nya kita mau ke mana?" Tanya nya. "Jalan - jalan?" Tanyaku. "Oh.. Baiklah. Lalu bagaimana dengan Willi?" Tanya nya. "Ia sudah kembali ke kotanya karena ia masih harus bersekolah, Lyna" jawab ku.

Seralyna POV

"Baiklah" jawab ku pada Edmund yang mengajak ku untuk jalan - jalan. Edmund berdiri dan pergi keluar dari kamar kami. Aku pun bangun dan bersiap. Aku memilih untuk memakai baju kasual berwarna abu dan celana jeans pendek.

*tok tok tok* seseorang mengetuk pintuku. Aku tahu bahwa yang mengetuk pintu ku asalah Edmund. "Masuk lah" kataku mempersilahkan ia masuk. Edmund masuk dan apa kalian tahu? Ia memakai kaos v - neck berwarna abu dan jeans biru ketat sebagai celana nya.

"Kau sudah siap?" Tanya Edmund dari belakangku sambil memeluk pinggangku. "Hm? Sudah" jawab ku. "Yasudah, ayo" ajak nya. Edmund memang mengajak ku pergi, tapi ia tidak berpindah dari tempat nya tadi yabg sedang memeluk pinggangku dari belakang. "Ayo" kataku sambil berbalik badan. Edmund tetap diam saja di sana. Alhasil, Edmund mencium kening ku dan berhasil untuk membuat wajahku bersemu menjadi semerah tomat dan stroberi.

"Edmund..!" Kataku setengah berteriak sambil memukul - mukul pelan dadanya yang bidang itu. Melihat ku bereaksi seperti itu, ia hanya tertawa dan memeluk ku. Aku hanya diam di dalam pelukan nya. Aku nyaman di peluk oleh Edmund. Entah kenapa, ku ingin selalu bersama dengan nya setiap saat. 'Aku ingin selalu bersama ku seperti setiap saat, Ed' batinku. "Tentu bisa, Lyna" kata nya secara tiba - tiba. 'Astaga! Aku lupa kalau ia dapat bertukar batin denganku!' Batinku lagi. "Itulah kau, selalu lupa dengan segala hal, sampai - sampai kau lupa kalau aku mate mu kemarin" katanya menjabarkan kesalahanku. "Baiklah.. Aku minta maaf..." Kataku. 'Aku memang bodoh' batinku lagi. "Tidak apa - apa, Lyna. Kau memang bodoh, tapi aku akan tetap mencintai mu, Lyna" katanya. Aku terdiam dan memeluknya lagi. Edmund sedikit tertawa dan kemudian ia membalas pelukan ku.

"Yasudah, ayo pergi" ajak nya. "Iya" kataku meng - iyakan ajakan Edmund. Di mobil, aku diam memandang jendela. Dan Edmund, ia fokus dengan menyetir. "Lyna?" Katanya tiba - tiba yang memecahkan keheningan di antara kami. "Hm?" Aku hanya menjawab Edmund dengan gumam man ku sambil menoleh pada nya. "Kau sakit? Kalau kau sakit, kita pulang saja" kata nya menyarankan ku. "Tidak, Ed. Aku baik - baik saja" jawabku. Memangnya kenapa? Sampai - sampai Edmund bisa bilang begitu?

Setelah nya, terjadi keheningan kembali di antara kami. Aku tidak begitu memperhatikan jalan nya. Aku memangdang keluar jendela dan melamun sampai saat ini juga. "Ayo, kita sudah sampai" kata nya. Aku tidak begitu fokus saat keluar dari mobil. Dan ternyata..

"Eh? Tempat eskrim?" Gumam ku. "Ya. Aku tahu kalau kau menyukai eskrim kan?" Tanya nya meyakin kan. "Iya" jawabku. "Nah, sekarang kau duduk lah, dan.. Kau mau eskrim apa?" Tanya nya. "Coklat" jawab ku. "Baiklah" jawab nya. Ia pergi ke tempat eskrim dan aku menunggu nya. "Ini" katanya sambil menyodorkan satu cup eskrim coklat. Dan.. Aku melihatnya membawa cup soda. "Kau... Bisa meminum nya?" Tanyaku heran yang melihat nya membawa cup soda. "Oh.. Ini bukan minuman yang biasa kalian sebut soda. Ini... Minuman dan makananku" jawabnya menjelaskan. "Huh? Bagaimana bisa?" Tanyaku. "Di sana, ada temanku, dan ia tahu apa yang kuinginkan setiap kali aku ke sana" jawab nya sambil menunjuk sebuah tempat makan. Aku hanya ber - oh - ria saja. Aku menghabiskan es krim ku. Dan setelah selesai, Edmund mengajak ku pergi ke taman kota.

Saat sampai di sana....

***
Haiii,, uda gue apdet meskipun gue lagi sakit nih..

Jadi jgan lupa VOMMENTS ya😘

Vampire ? Me ? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang