Chapter 12

2K 72 3
                                    

Seralyna POV

Paginya, aku masih terlelap di kamarku, Sampai Edmund mengganggu tidur nyenyakku di pagi hari.

"Lyna, ayo bangun" kata nya.

"Eoh? Biarkan aku tidur lagi, Ed" mintaku. "Tidak Lyna, ayo bangun" suruh Edmund.

"15 menit. Biarkan aku tidur 15 menit" tawarku.

"Baiklah 15 menit" katanya.

Aku pun tidur lagi. Sampai si kutu kupret ini, uhm, maksudku Edmund, menyeburkan ku ke bathtub yang berisi air.

5 menit sebelumnya..

"Lyna ayo bangun" kata Edmund.

"Biarkan aku tidur" pintaku.

"Kau yakin tidak ingin bangun?" Tanyanya lembut.

"Hm..." Gumamku.

Dan tiba - tiba Edmund menyeburkan ku ke bathtub yang berisi air. Untung saja air nya hangat.

"Edmund!" Teriakku kesal setelah ia menyeburkanku ke bathtub.

"Apa?" Tanyanya santai.

Ia berjongkok di sebelah bathtub dan berkata, "Siapa suruh kau tidak bangun?"

"Ugh baiklah, sekarang keluar" pintaku.

"Kenapa?" Tanyanya polos (polos - polos bangsat😂).

"Aku mau mandi, Ed!" Teriakku kesal.

"Uuh saat marah kau terlihat lebih cantik" katanya.

"Edmund!" Kataku sedikit berteriak.

"Baiklah - baiklah, aku keluar. Tapi jangan lama - lama" katanya mengalah.

"Ya" jawabku singkat. Aku pun mandi.

Edmund POV

Setelah aku mengerjai Lyna di kamar, aku pergi turun ke lantai bawah.

Aku pergi ke dapur dan mengambil sekantong darah dari lemari, juga cangkir.

Aku menuangkan darahnya ke dalam cangkir hingga habis.

Lalu aku membawa cangkir itu ke ruang tengah.

Aku duduk di sofa menunggu Lyna. Dan aku memesankan makanan untuknya lewat delivery.

Sesekali aku menyeruput darah segar dalam cangkirku saat menonton tv.

Tak lama kemudian, aku melihat Lyna turun dari tangga. Ia terlihat cantik dengan gayanya yang casual.

"Hey, kemarilah" kataku.

Ia hanya diam dan menghampiriku.

Kurasa ia marah kepadaku karena aku menceburkannya ke dalam bathtub tadi.

Ia sibuk dengan handphone nya. "Lyna?" Panggilku.

"Hm?" Gumamnya sambil menaruh handphonenya dan menatap ku.

"Kau marah padaku?" Tanyaku. "Untuk alasan apa?" Tanyanya. "Aku menyeburkanmu ke dalam bathtub?" Tanyaku.

"Kau merasa bersalah?" Tanyanya. "Ya, begitulah.." Kataku pasrah.

Ya, aku memang merasa bersalah akan itu, aku merasa keterlaluan untuk membangunkannya dengan cara seperti itu.

"Aku tidak marah" katanya lalu ia mengambil dan memainkan handphone nya kembali.

"Kau yakin?" Tanyaku menyelidik.

"Ya, untuk apa aku marah?" Jawabnya sekaligus bertanya padaku.

Vampire ? Me ? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang