Chapter 25

1.2K 52 0
                                    

Seralyna POV

Aku mengambil air dan meneguknya, sedangkan Geo? Ia sedang tertidur dalam gendonganku.

Sampai ada tangan yang menggenggam tanganku erat. Gerrard.

"Gerrard? Kenapa?" Tanyaku yang sedikit bingung.

"Takut" jawabnya. "Takut? Dengan apa?" Tanyaku. "Aku ingin di perlakukan seperti Geo" jawabnya sambil menunjuk Geo yang terlelap tenang di gendonganku.

"Apa maksudmu, Gerrard?" Tayaku tidak mengerti. "Aku ingin diperhatikan" jawabnya pelan.

Aku mengelus puncak kepalanya. "Aku sudah memperhatikan semua dari kalian" jawabku sambil tersenyum.

"Aku tidak bisa tidur" katanya lagi. "Baiklah, ayo" kataku mengantarnya tidur.

Aku menarik selimutnya menyelimuti Gerrard. Aku mengusap kepalanya. Sampai ia terlelap. Aku pun keluar dari kamar Gerrard, dan kembali ke kamar Edmund.

Aku melihat Varo di balkon. Aku pergi ke kamar Edmund dan melihat Edmund sudah terlelap, aku meletakan Geo yang sedari tadi tidur dalam gendonganku. Dan menyelimuti mereka berdua. Kemudian aku pergi menghampiri Varo.

"Varo?" Tanyaku menghampirinya. "Ah.. Kakak" jawabnya. "Kenapa kau tidak tidur?" Tanyaku. "Tidak bisa" jawabnya. "Apa kalian semua tidak bisa tidur?" Tanyaku heran.

"Aku hanya ingin diperhatikan" lagi lagi kata itu yang muncul. "Aku juga" kata Revan yang bergabung dengan kami.

"Ada apa denga kalian?" Tanyaku yang benar benar tidak mengerti.

"Orangtua kami selalu sibuk mengurusi pekerjaan, jika ada waktu senggang pun, mereka hanya akan memperhatikan Alvin, Arvin, dan Edmund" cerita Varo yang menyandar pada bahuku.

"Mereka tidak peduli dengan kami" lanjut Revan.

"Sudahlah, mereka menyayangi kalian koq..." Kataku.

"Tapi mereka tidak pernah memperhatikan kami Kak" jawab Revan.

"Itu karena mereka ingin kalian mandiri" jawabku.

"Kami hanya ingin ada yang memperhatikan kami dengan kasih sayang" kata Revan sendu.

"Sudahlah, kalian tidurlah, ini sudah malam" kataku.

Varo mengangguk. Aku mengantarnya dan menyelimutinya, menunggunya sampai terlelap baru aku keluar.

Revan? Ia menungguku. Ya tuhaan dosa apa aku sampai aku harus merawat 3 bayi besar? Ya tuhan.

Aku melakukan hal yang sama padanya. Hanya saja, saat ia mulai terlelap, tangisan Geo dapat ku dengar.
Ia menangis mendariku dan mendapatkanku di kamar Revan. Dan buruknya, Geo datang dalam gendongan Edmund.

"Kakak.. Kenapa meninggalkanku?" Tanya Geo yang terisak.

"Aku tidak meninggalkanmu, kakakmu minta di temani" kataku sambil menggendong Geo dari Edmund.

"Lyna, ikut aku" kata Edmund yang terlihat marah. Edmund keluar dari kamar Revan. Aku hanya diam menunggu Revan terlelap, kemudian aku keluar bersama Geo dalam gendonganku.

Aku kembali ke kamar Edmund. Dan di sana sudah dapat di lihat bahwa Edmund yang sudah siap memarahiku.

"Lyna, kenapa kau berada di kamar Revan?!" Tanya Edmund dengan sedikit membentak.

"Edmund, jangan keras keras, nanti semua bangun" kataku. Aku menceritakan semua padanya.

"Mereka menjadi seperti itu karena kurang perhatian kau tahu?" Kataku.

"Aku tahu, tapi kau tidak perlu seperti itu" jawabnya. "Sudahlah, ayo tidur, aku lelah" kataku mengakhiri.

Aku meletakkan Geo di pojok lalu aku berbaring di sebelahnya menghadap anak kecil itu.

Edmund? Ia hanya menghela nafasnya lalu ikut berbaring di belakangku. Lalubi ia melingkarkan tangannya pada pinggangku.

"Lyn" panggilnya. "Hm?" Sahutku habya dengan gumam an ku. "Kau sudah terlihat seperti ibu dari mereka, kau mau memiliki satu yang seperti mereka?" Tanyanya polos.

Aku yang langsung mengerti akan maksudnya langsung memukul pelan lengannya yang melingkar di pinggangku. Dan dia hanya terkekeh.

Menyebalkan.

***
Hai hai
Udah gue apdet yah...

Hope u enjoy..

Sori kl byk typo,  sori kl pndek.

Happy reading :D

Vampire ? Me ? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang