Chapter 29

1.2K 53 0
                                    

Seralyna POV

Kotak itu tak pernah kubuka bahkan sampai sekarang.

Aku terbangun di pagi hari. Dan aku tak dapat menemukan Edmund di kamar, hanya ada Geo saja.

Geo tidur lelap dengan tenang.

Setelah mandi, aku memutuskan untuk pergi keluar mencari Edmund.

Namun hasilnya nihil. Aku hanya dapat menemukan Gerrard, Varo, dan Revan.

Aku duduk di sebelah Gerrard seperti biasa. "Apa kalian melihat Edmund?" Tanyaku pada mereka.

Mereka terdiam. Saling berpandangan satu dengan yang lain.

"Apa ada perkataanku yang salah?" Tanyaku heran.

"Hana" gumam Gerrard. "Dul" sambung Varo. "Se" sambung Revan yang di sambut dengan teriakan seorang laki - laki.

Laki laki tersebut tak lain adalah Edmund.

"Lyna.. " teriak Edmund memanggilku. "Baiklah sekarang aku mengerti apa arti tatapan kalian" kataku dan meninggalkan mereka.

"Edmund, ada apa?" Tanyaku menghampiri Edmund. "Kau mau kembali?" Tanya nya.

Aku terdiam memahami kata katanya. Geo terbangun dan menangis. Aku menghampiri Geo dan menggendongnya, lalu duduk memangkunya.

Geo terdiam dalam pangkuanku memelukku.

"Lyna, kau mau kembali?" Tanya Edmund mengulangi pertanyannya dan duduk di sebelahku.

"Ya, kurasa itu tidak buruk, Ed" jawabku.

"Kakak mau ke mana?" Tanya Geo dengan mata yang berkaca kaca.

"Kakak mau pergi? Meninggalkan aku?" Tanya nya dengan air mata yang mulai mengalir membasahi pipinya.

"Geo,, jangan menangis, nanti aku akan berkunjung ke sini lagi kok.." Kataku menenangkannya.

"Gak mau... Geo mau terus sama kakak" jawabnya sambil memelukku erat.

"Lyna, kita pergi besok pagi ya?" Tanya Edmund tanpa menghiraukan tangisan Geo.

"Baiklah, Ed" jawabku. "Kakak gak sayang sama aku ya?" Tanya sendu Geo.

"Aku sayang sama kamu, Geo. Nanti kakak sering - sering ke sini deh" bujukku padanya.

"Gak mau, maunya sama kakak terus.." Kata Geo yang terisak dalam pelukanku terus mengeratkan pelukannya.

"Geo, sudahlah, jangan seperti ini terus ya?" Bujukku. Dia hanya terus menangis.

"Bagaimana jika kita bawa Geo?" Usul Edmund. "Tapi.." Kataku. "Boleh ya kak..." Tanya nya memelas.

"Baiklah  tapi minta izin dulu dengan orang tuamu ya?" Tanyaku pada Geo. "Ya!" Jawabnya kembali ceria.

Geo langsung turun dan menarik tangan Edmund menandakan untuk meminta izin sekarang.

Dan entah kenapa, Edmund langsung memahami dan menuruti permintaan Geo.

Setelah itu, aku kemdali berkumpul dengan adik adik iparku. "Kau akan kembali?" Tanya Revan.

Sudah dapat terdengar nada kesedihan saat menanyakan hal itu. "Iya" jawabku pelan.

"Geo akan ikut?" Tanya Varo. "Mungkin" jawabku pelan. Tiba - tiba mereka berdiri, dan menghampiriku.

Mereka memelukku. "Hei, sudahlah, nanti aku akan sering - sering ke sini.. Atau kalian yang berkunjung ke apartemen ku?" Tanyaku dan bujukku.

"Benarkah?" Tanya mereka mulai semangat. "Ya, kalian boleh kok, di sana masih ada beberapa kamar kosong" jawabku.

"Kami pasti akan ke sana kak!" Jawab Gerrard antusias.

"Lyna, aku hanya meninggalkanmu sebentar dan kau berpelukan dengan adik adikku?" Tanya Edmund dan menurunkan Geo dari gendongan Edmund.

"Ed..." Gumamku pelan. Dan adik adik iparku? Langsung melepaskan pelukan mereka dan bersembunyi di belakangku.

Geo langsung naik dalam pangkuanku. "Kakak! Aku diberi izin oleh orangtuaku untuk ikut dengan kalian!" Kata Geo antusias.

"Benarkah? Kalau begitu, ayo berkemas" ajakku. "Ya! Ayo!" Jawab nya ceria dan kali ini Geo menarikku menuju kamar Edmund.

Saat Geo menarikku, aku bisa melihat Edmund yang cemburu dengan adik adiknya.

"Edmund, sudahlah, ayo" ajak sambil menarik lengan Edmund pelan.

Edmund hanya mengikutiku. Kami berkemas. Maksudku aku yang di bantu Geo.

Sedangkan Edmund? Dia hanya diam duduk manis dan membaca koran.

Setelah selesai, Geo yang mungkin kelelahan, ia mengucek matanya dan menghampiriku.

"Hei, apa kau mengantuk?" Tanyaku memeluk Geo. Dan Geo mengangguk pelan.

Akhirnya aku mengendong Geo dan menidurkannya. Setelah terlelap, aku meletakannya di tempat tidurnya.

Aku mengusap pelan rambut Edmund. Dia hanya menoleh padaku dan tersenyum lalu fokus kembali dengan dengan koran yang ia baca.

Aku mencium pipi Edmund dan beranjak untuk keluar dari kamar Edmund.

Dan entah sejak kapan Edmund berada di depanku. "Kenapa kau lari? Lakukan lagi saat aku mengetahuinya, Lyna" goda Edmund.

"Edmund.. Kau.. Sejak kapan di situ? Bukankah dari kau duduk di sana?" Tanyaku heran.

"Aku vampire Lyna..." Jawab Edmund. "Oh... Iya juga.." Jawabku ber - oh - ria.

"Yasudah awas, Edmund, aku ingin keluar" kataku. Lebih tepatnya pintaku.

"Kau belum menjawabku Lyna" katanya menjawab permintaanku. "Edmund... Aku hanya melakukannya sekali" jawabku akhirnya.

"Kalau begitu biar aku yang melakukannya" jawab Edmund mendekatkan bibirnya pada bibirku.

Aku menahan bibir nya dengan tanganku. "Di sini ada anak kecil, Ed" bisikku pelan.

"Tapi ia tertidur lyna" jawab Edmund mengelak. "Tidak, Ed, tetap saja ada anak kecil di sini" kataku dan tersenyum.

***
Anyeong!

"Hana" "dul" "se" itu artinya "satu" "dua" "tiga itu gue ambil dari bhs korea aaahk

Yasudah gue mulai gaje.

VOMMENTS ¡!

Sori kl byk typo, sori gaje, sori pndek

Vampire ? Me ? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang