Chapter 17

1.4K 57 0
                                    

Edmund POV

Setelah dokter yang menangani Lyna keluar, aku dan Willi langsung menghampiri nya. "Jadi gimana keadaan Lyna?" Tanyaku. "Ia baik - baik saja sekarang. Usahakan selama 1 bulan penuh ia tidak keluar dari kamar" jawab dan saran dari dokternya. "Baiklah" jawabku. Aku masuk ke ruangan Lyna sedangkan Willi masih berbincang dengan dokter nya. "Lyna? Lyna? Ayo bangun.. Jangan tinggalkan aku" kataku sambil memegangi tangan Lyna. "Hey,, kau tahu kan, Lyna tidak selemah itu, kawan. Ia bahkan lebih kuat daripada yang kau ketahui, Edmund" kata Willi menyarankan ku atau lebih tepat nya menghiburku.

Aku duduk di sebelah Lyna dan memeluk tangan nya, lalu aku menenggelamkan wajahku dalam tanganku. "Aku tahu, Will" kataku. Setelah itu, Willi pergi keluar dari ruangan Lyna. Entah ke mana. Aku tidak begitu memperhatikan nya. Sekarang ini aku hanya meng - khawatirkan Lyna yang sampai saat ini belum juga sadarkan diri. Aku tertidur di sana.

William POV

Setelah aku menasihati Edmund, aku keluar dari ruangan di mana Lyna di rawat sekarang ini. Aku keluar untuk mencari Devo. Saat tadi aku ingin masuk, aku sempat melihat Devo. Tadi setelah ia melakukan itu pada Lyna, ia terlihat sangat menyesal. Mungkin ia kemari ingin mengakui kesalahan dan meminta maaf pada nya.

Aku mencari nya ke mana - mana tapi tidak menemukan nya. Ternyata ia ada di sebelahku. Di kursi tunggu depan ruangan Lyna di rawat. Ia duduk di sana. "Devo" gumamku. Ia hanya terlihat sedih. Aku mengetahui Devo karena saat kecil, kami bertiga bersahabat sampai akhirnya aku pindah. "William Modie?" Tanya nya. "Devo" lirihku. "A - apa yang ka - kau lakukan di sini?" Tanya nya sedikit gugup. "Ia sahabat ku. Aku ingin menanyakan sesuatu" kataku sambil berjalan ke sebelah Devo dan duduk di sebelah nya, di kursi yang kosong. <ya iyalah kosong, masa ada orangnya mau lu dudukin si ah #author>

"Apa?" Tanya nya singkat. Ia tidak menatap ku. Ia hanya melihat ke arah depan nya samar - samar. "Kenapa kau melakukan nya pada Lyna?"  Tanya ku. "Aku tidak sengaja, oke? Aku tadi nya ingin menyerang Edmund tapi aku tidak tahu kalau Lyna akan berbuat seperti itu" jawab nya sedikit frustasi. Mungkin sudah frustasi. "Hey,, kalau kau mencintai Lyna, kenapa dulu kau meninggalkan dia?" Tanyaku heran. "Saat itu, aku bertemu vampire, vampire itu menarikku dan membawaku entah ke mana. Aku pingsan saat itu. Dan saat aku terbangun, aku berada di tengah - tengah hutan dengan kondisi saat ini" jelas nya.

"Lalu,, apa maksudmu datang sekarang?" Tanyaku lagi. "Aku.. Ingin mendapatkan Lyna kembali. Aku masih mencintai nya, Will" jawab nya jujur. "Kau tidak akan bisa, Dev" kataku. "Kenapa?" Tanya nya yang terlihat kebingungan atas kata - kataku barusan. "Edmund. Edmund mate Lyna" jawabku menjawab pertanyaan Devo. "Aku tidak peduli, Will. Aku akan usahakan cara apapun agar Lyna kembali padaku" kata nya. Ya, Devo tidak berubah. Ia selalu memegang teguh semua perkataan nya. Ia tidak pernah main - main dengan omongan nya. "Terserah. Aku sudah memberi tahumu" kataku pasrah aku berdiri dan kembali masuk. Sebelum aku masuk, "Berhati - hatilah kalau kau bermain dengan Edmund. Ia tidak akan melepaskan mu" saranku.

Setelah aku mengatakan itu, aku pergi masuk ke dalam. Sedangkan Devo hanya diam di tempat nya.

Di dalam, aku melihat Edmund tertidur di sebelah Lyna. "Hey, tidurlah di sana" kataku membangunkan nya sambil menunjuk kasur tambahan di ruangan tersebut. "Tidak, Will, aku akan di sini menunggu Lyna" jawab nya. "Tapi kau belum istirahat. Bahkan kau belum minum darah hari ini" kataku. "Biarkan aku menunggu nya, Will" kata nya. "Tapi setidak nya kau minum darah dulu" saranku. "Tidak" jawab nya singkat.

Aku hanya membiarkannya. 'Nanti juga kalau lapar, toh dia akan minum' pikirku.

Vampire ? Me ? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang