"Ehem ehem, kayaknya ada yang nostalgia nih." Celetuk Gery menyindir Adit dan Sheira. Adit mendengarnya, namun dia tidak bereaksi apa-apa. Sementara Sheira, wajahnya memerah karena malu.
"Tuh kan ada yang kesindir." Lanjut Gery melihat pipi Sheira.
"Kita kan emang lagi nostalgia, bego." Ucap Irfan, mantan kakak kelas Sheira dan Gery yang duduk di sebelah Adit.
"Iya, tapi ini beda. CLBK gitu." Ujar Gery santai yang disambut pelototan tajam Sheira. Sedangkan Aditya diam saja, matanya fokus menatap Sheira yang sejujurnya sedikit risi karena Adit bahkan tak berkedip hingga saat ini.
"Apaan tuh CLBK?" Gilang ikut nimbrung.
"Cinta Lama Booming Kembali."
"Pfft... Hahaha." Kontan saja semua orang yang mendengarnya tertawa. Bahkan yang lain meja saja ikut terkekeh karena Gery mengucapkannya dengan cukup keras.
"Apaan tuh Booming kembali?" Tanya Windy yang bergabung ke meja Gery.
"Tau tuh si Gery." Jawab Henri, adik kelas Sheira dan Gery dulu.
"Lo makin tua makin bego aja ya. Ckckck kasihan emak lo nyekolahin anak kayak lo." Celetuk Irfan yang dibalas pelototan tajam oleh Gery. Dia juga tidak segan-segan menoyor kepala Irfan. Namun sepertinya Irfan memang senang sekali menggoda mantan adik kelasnya itu.
"Dasar Chocolatos! Ngarang aja kerjaan lo." Sungut Sheira kesal. Dia benar-benar malu saat ini.
"Chocolatos?" Tanya Irfan dengan mimik muka penasaran.
"Iya, si Gery. Kalian nggak tahu nama lengkapnya?"
"Gery Chocolatos Mamamia Lezatos." Celetuk Fifi, adik tingkat Gery yang duduk di meja sebelah Gery.
"Bhahahaha." Semua orang benar-benar memecahkan tawanya. Bahkan ada yang sampai mengeluarkan air mata. Gilang bahkan langsung pergi ke toilet karena tidak kuat menahan tawanya.
"Heh, Nyai Rombeng! Sembarangan lo ganti-ganti nama gue. Nggak tau apa emak gue harus nyembelih kambing dua ekor sekaligus demi nama gue."
"Bukan urusan gue." Jawab Fifi cuek. Fifi adalah salah satu junior yang merangkap sebagai pengurus OSIS. Dia merupakan junior yang gesit dan cekatan. Dia juga bukan orang yang suka basa-basi. Dia akan mengucapkan apa yang terlintas di kepalanya, apapun, tanpa memikirkannya terlebih dahulu. Maka tak jarang perkataannya yang pedas itu menyinggung lawan bicaranya. Hal ini pula yang menyebabkan dirinya selalu beradu argumen dengan Gery. Entah karena apa, keduanya tidak pernah satu pemikiran. Ibarat Gery di kutub utara, Fifi di kutub selatan. Tidak pernah bisa bersatu. Fifi selalu mengindahkan perintah Gery sehingga sering membuat Gery geram sendiri.
"Dasar sapi!" Umpat Gery kesal yang membuat Fifi melotot tajam.
"Eh, tapi lo berdua satu sekolahan lagi kan?" Tanya Windy penasaran.
Fifi mengangguk dengan enggan sedangkan Gery diam saja. "Padahal lo berdua satu sekolah, bukannya ada kemajuan malah makin rusuh aja."
"Emang. Dia nyebelin sih." Gery melotot menatap Fifi yang balas menatapnya tajam, tidak mau kalah.
"Lo makin galak aja ya, Fi." Celetuk Gilang.
"Iya, persis harimau Sumatera kan?" Gery menatap Fifi sambil terkekeh.
"Gue capek sama kalian berdua." Seru Sheira tiba-tiba.
Gery yang kesal pun mengacak-acak rambut Sheira yang mencak-mencak karena ulahnya. "CHOCOLATOSS!!!"
***
"Nggak ada. Pokoknya lo harus kesini sekarang juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet
Teen FictionDimas Putra Kusuma. Seorang laki-laki yang membuat Sheira harus menahan kesal setiap berada di dekatnya. Selalu mendebatkan semua hal jika bersamanya. Saling umpat dan saling hina. Namun bukan sakit hati yang Sheira rasakan, melainkan sesuatu yang t...