Sebelas

22 2 0
                                    

Sheira memerhatikan Alissa yang berlari kecil menghampiri Dimas yang berada di lapangan basket bersama kawan-kawannya. Mereka terlihat membicarakan sesuatu yang lucu karena kini mereka sedang tertawa kencang. Terlihat beberapa kakak kelas yang ikut dalam kerumunan tersebut tertawa lebar. Kedatangan Alissa yang tiba-tiba membuat seluruh pasang mata memandang ke arahnya. Entah Alissa yang tidak sadar atau pura-pura tidak melihat, bahwa semua pasang mata disana memperhatikannya lamat-lamat. Namun Alissa berjalan cuek ke arah Dimas yang berdiri membelakanginya.

Sheira tidak bisa mendengar apa yang dibicarakan mereka disana. Sheira hanya melihat Alissa memanggil Dimas yang kemudian berbalik menghadapnya. Sesekali Dimas melihat ke arah Sheira membuat dirinya mengerjap dan mengalihkan wajahnya. Entahlah, Sheira hanya tidak ingin Dimas mengetahui kalau dirinya memerhatikan cowok itu.

Tak lama kemudian Alissa berbalik dan mendekat ke arah Sheira dengan senyum mengembang di wajah cantiknya. Jempol kanannya teracung menandakan usahanya sukses. Sheira cuma bisa tersenyum tipis.

"Gue udah ngomong ke Dimas, dia mau." Kata Alissa penuh kelegaan.

"Harusnya lo nggak usah repot-repot gini. Gue masih bisa naik umum, Sa."

"Nggak. Rezeki nggak boleh ditolak, Ra."

Sheira mendengus kemudian memainkan ponselnya. Sheira membuka aplikasi Instagram miliknya. Dia hampir setiap hari mengecek akun sosial medianya-tidak berlebihan bukan? Kayaknya semua remaja ngelakuin hal yang sama seperti dirinya- di ponsel pintarnya. Hanya sekedar membuka notifikasi dan update-an terbaru teman-temannya. Sheira menge-tap dua kali foto yang dia kira menarik, kadang juga memberi komentar kepada postingan teman-temannya yang lebay. Akun miliknya tidak dikunci seperti milik Alissa. Nggak tahu tujuan Alissa apa, makanya follower-nya juga tidak sebanyak milik Sheira karena Alissa pemilih dalam meng-acc permintaan follower. Katanya sih, popularitas bukan segalanya, kecantikan juga nggak perlu diumbar kemana-mana. Mending kalau asli nggak pakai edit-editan, nah kalau palsu kan namanya kebohongan publik. Sheira bahkan dibuat tercengang dengan jawaban santai yang keluar dari bibir mungil sahabatnya. Alissa benar-benar sulit ditebak. Di saat semua cewek menginginkan follower yang jutaan, dia malah mengabaikan. Padahal semua postingan Alissa menakjubkan dan tentu saja banjir love dan komentar. Kasihan deh yang nggak bisa lihat foto-foto Alissa. Dia itu cantiiiikkk pake banget. Sheira aja suka, dia bahkan menge-tap dua kali setiap foto yang diposting Alissa, meskipun sedikit karena dia memang jarang aktif di medsos. Bukan berarti Sheira suka Alissa sebagai perempuan loh ya. Dia seneng aja lihat muka cantik Alissa. Apa kabar laki-laki di luar sana?

Mata Sheira masih menelusuri layar ponselnya yang dia scroll sampai tidak menyadari Dimas sudah berada didepannya.

"Sheiraaa." Alissa berseru cukup kencang yang membuat Sheira terkejut dan hampir saja menjatuhkan ponsel kesayangannya.

"Apaan sih, Sa?" Tanya Sheira kesal.

"Lo dipanggil dari tadi nggak nyahut-nyahut," Alissa bersungut-sungut sambil mengerucutkan bibirnya lucu.

"Nggak usah pakai teriak bisa kali," ujar Sheira lalu menyimpan ponselnya di saku rok.

"Ini Dimas udah disini," ucap Alissa kemudian mengalihkan pandangannya kepada Dimas. "Nah, Dimas, aku titip Sheira sama kamu. Kamu anterin dia selamat sampai tujuan. Nggak boleh lecet sedikit pun. Oke?" Alissa mewanti-wanti Dimas untuk mengantar Sheira seakan lupa kekesalannya dengan gadis galak itu.

Dimas tersenyum melihat Alissa yang terlihat menggemaskan meskipun hatinya sedikit dongkol karena harus mengantar Sheira. "Iya, Princess. Kamu tenang aja."

"Bagus. Kalau gitu, aku pergi dulu ya, udah ditunggu. Dadah." Alissa pergi meninggalkan Sheira dengan Dimas yang memerhatikan dirinya sebelum menghilang di balik koridor.

SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang