Sheira
SaSheira
AlissaSheira
Elah, Sa. Jawab dong😣😣Sheira
Ih, gue dikacangin😫😫😫Sheira
Kacang mahal woy😡😡😡Sheira
Sa, bales plis. Gue butuh bantuan lo.Sheira mondar-mandir di dalam kamarnya. Dirinya sudah rapi dengan gaun floral selutut. Rambutnya diikat setengah. Mukanya dipoles sedikit bedak. Kenapa kesannya dia mau ketemu sama calon mertuanya? Segera Sheira memukul kepalanya sendiri. Apa yang sedang dipikirkannya?
'Ting'
Bunyi ponsel membuat Sheira meloncat ke atas kasur dan segera membuka slide layar ponsel untuk membaca pesan yang masuk.
Alissa
Sorry, Ra. Tadi lagi sibuk. Ada apaan?Sheira buru-buru mengetik balasan untuk Alissa.
Sheira
Gue mau diajak ke rumah temen Mama😱😱Alissa
OhSheira
Ih, masa 'oh' doang sih responnya😣😣Alissa
Ya terus, gue mesti jawab apa?Sheira
Ya apa gituAlissa
Tumben ngajaknya malemSheira
Ga tau nihAlissa
Ya udah, dandan yang cantik🙈😸Sheira
Ngapain musti dandan? Kayak mau kemana aja😒😒Alissa
Ya barangkali lo mau diajak ketemu camer. Hahaha😁😁😝Sheira
Ngarang lo😶Alissa
Terus apa masalahnya, neng?"Sheira!" Silvi berteriak memanggil Sheira.
Gadis itu tidak jadi membalas pesan Alissa. Dia melangkah keluar menemui ibunya yang berteriak dari tadi. "Iya, Ma."
"Lama banget, ngapain aja di kamar?"
"Semedi." Sheira menjawab sekenanya. Mood Sheira memburuk begitu menyadari dirinya akan berkunjung ke rumah Dimas. Dari sekian banyak teman ibunya, kenapa harus Tante Ratih yang akan dikunjungi ibunya?
Silvi mengedikkan bahunya kemudian menggandeng tangan putrinya keluar rumah. "Iyan sama siapa, Ma? Masa ditinggal sendiri." Sheira bersuara bermaksud mencegah kepergian ibunya.
Silvi tersenyum sambil menepuk bahu Sheira dengan pelan. "Iyan sama Ayah."
"Terus kita naik apa?"
"Mobil, sayang. Kamu yang nyetir." Silvi tersenyum manis membuat Sheira mendengus kecil. "Aku mah apa atuh. Cuma anak Mama Silvi. Harus nurut biar diakui anak."
Silvi terbahak mendengar Sheira yang menggerutu. "Kamu belajar bahasa Sunda darimana, Ra?" Tanya Silvi begitu mendaratkan pantatnya di jok mobil.
"Dari Gery. Mama tau kan, temen aku waktu SMP itu loh." Sheira memutar kunci sebelum menarik gigi dan menjalankan mobilnya.
"Iya, Mama ingat. Yang tinggi itu kan?" Sheira mengangguk menjawab pertanyaan Silvi.
Kemudian keduanya sibuk berceloteh tentang apapun. Dari resep makanan sampai gosip terbaru di televisi, semuanya tak luput menjadi bahan obrolan keduanya. Sheira terlalu larut dalam pembicaraan serunya dengan sang Mama sampai tidak menyadari bahwa dirinya telah sampai di rumah Dimas. Tentu saja atas arahan dari Silvi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet
Teen FictionDimas Putra Kusuma. Seorang laki-laki yang membuat Sheira harus menahan kesal setiap berada di dekatnya. Selalu mendebatkan semua hal jika bersamanya. Saling umpat dan saling hina. Namun bukan sakit hati yang Sheira rasakan, melainkan sesuatu yang t...