Sheira melangkah pelan memasuki kafe bersama Alissa di belakangnya. Matanya menelusuri isi kafe mencari keberadaan manusia yang mengundangnya kesini. Untuk kedua kalinya Sheira berkunjung ke kafe milik keluarga Dimas, namun baru kali ini dia meneliti dengan seksama interior bangunan tersebut.
Alissa yang baru pertama kali menginjakkan kakinya disana langsung merasa nyaman karena suasana kafe yang menenangkan. "Enak, Ra, tempatnya." Bisiknya kepada Sheira ketika mereka berjalan menuju meja dimana Gery bersama pacarnya dan dua teman lainnya berada.
"Hai, kesayangan gue udah datang." Sambut Gery sambil membuka lengannya lebar-lebar, bermaksud memeluk Sheira. Gadis itu segera berlalu tanpa menghiraukan Gery yang cemberut. Alissa bahkan terkekeh geli melihat Sheira yang seolah mengabaikan keberadaan laki-laki yang cukup manis itu.
"Fi, pacar lo tuh mau peluk-peluk." Tutur Sheira kepada gadis berkuncir kuda di sofa seberangnya sambil melirik Gery yang ikut duduk di sebelah Fifi. "Pelukan persahabatan, Sayang." Jelasnya kepada Fifi yang malah mencibir kelakuan Gery. "Dasar playboy! Sikapnya nggak pernah berubah."
"Nah loh, ngambek tuh si Fifi. Lo sih, cari kesempatan." Kata Resti, teman Fifi yang duduk di sebelahnya.
"Diam lo."
"Eh lo bawa siapa nih? Bening banget." Celetuk Irfan melihat Alissa yang masih berdiri disebelah Sheira. Kemudian mereka berdua duduk di hadapan Gery dan Fifi.
"Cantik, Ra. Kenalin dong." Gery ikut-ikutan.
Sheira memutar kedua bola matanya malas. Selalu. "Sa, ini Irfan, yang itu Resti, di sebelahnya Fifi. Nah cowok kecakepan depan lo namanya Gery." Sheira memperkenalkan teman-teman nya kepada Alissa. Irfan melambaikan tangannya kepada Alissa, Resti tersenyum dengan anggun sedangkan Fifi tersenyum lebar. Gery, jangan tanya dirinya. Laki-laki itu dengan percaya dirinya mengedipkan sebelah matanya kepada Alissa.
"Hai, gue Alissa." Sapa Alissa dengan suara yang lembut.
"Widih, suaranya aja selembut kapas. Empuk. Hahaha." Irfan menyeletuk membuat mereka terkekeh.
"Jahat lo, Ra. Baru ngenalin Alissa ke kita-kita." Kata Gery memelas.
"Halah! Yang ada lo modusin mulu." Kalimat Sheira membuat Gery nyengir dan mendapat tatapan tajam dari Fifi. "Enggak kok, Yang. Aku kan modusnya cuma sama kamu." Receh banget rayuannya. Dasar Gery!
"Basi." Fifi menjawabnya dengan ketus.
"Anjir. Sejak kapan lo kamu-aku sama Fifi?" Sheira yang geli bertanya kepada Gery..
Gery berpura-pura berpikir, "Sejak kapan sih, Yang?" Tanyanya kepada Fifi yang menatapnya aneh.
"Kepo lo," ucap Gery kemudian kepada Sheira dan memainkan ponselnya. Mengirim pesan kepada Dimas. Sheira mengibaskan tangannya masa bodo. Kemudian mengajak yang lain untuk memesan makanan dan minuman begitu menyadari meja di hadapannya kosong melompong.
Geryndra
Dmn lo? Udh kumpul, bro"Kita kurang personil, guys."
"Maksud lo?" Sheira bertanya heran.
"Masih ada yang belum datang, Ra. Temen Gery." Sheira hanya ber-oh ria menanggapi kalimat Fifi.
Bunyi notifikasi di ponselnya membuat Gery segera menggeser layar yang berisi pesan dari Dimas.
Dimas
Gw di parkiran. BntarGery
Buru! Jamuran yeuhDimas mendengus melihat layar ponselnya yang menampilkan pesan dari Gery. Kakinya segera melangkah masuk ke dalam kafe. Matanya menyapu seluruh isi kafe yang lumayan ramai mengingat hari ini weekend. Kira-kira, dimana ya keberadaan Mamanya sekarang? Dimas bertanya-tanya dalam hati karena belum menjumpai sosok Mamanya yang pergi ke kafe sejak jam delapan tadi bersama Dito, adik Dimas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet
Teen FictionDimas Putra Kusuma. Seorang laki-laki yang membuat Sheira harus menahan kesal setiap berada di dekatnya. Selalu mendebatkan semua hal jika bersamanya. Saling umpat dan saling hina. Namun bukan sakit hati yang Sheira rasakan, melainkan sesuatu yang t...