"Hari ini acara lo kemana?" tanya Aleta.
"Nggak kemana-mana. Gue boring kalo cuma di rumah" jelasku pada Aleta.
Tadi malam Aleta sengaja tidur di rumahku, katanya mau nemenin aku."Al, kemarin itu Aaron masa bilang ke gue kalo firasatnya tentang Kenneth nggak enak. Gue harus apa dong?" kataku mulai curhat pada Aleta.
"Ya jelas perasaannya nggak enak lah. Dia sama Ken kan sama-sama laki. Nggak mungkinkan punya perasaan spesial. Emang martabak spesial?" Aku langsung menjitak kepala Aleta.
"Dodol banget Al"
"Gue juga mau. Kalo ke Garut beliin ya Kea cantik." Aleta mengedipkan sebelah matanya.
"Bunuh gue Al, gue nggak kuat!"
"Duh kalo lo dibunuh terus nasib gue gimana dong?"
"Serah lu ae" Aku langsung melangkahkan kakiku menuju kamar mandi.
"Menurut gue ya Ke, firasatnya Aaron itu mungkin bener. Lo inget kejadian dulu kan? Apa yang Aaron bilang beneran terjadi. "
"Tapi gue juga perlu bukti"
"Kalo gitu habis ini kita ke mall, setelah itu kita minta bantuan ke Aaron"
Aku hanya menjawab iya dari dalam kamar mandi.
Aku langsung bergegas menuju mall. Membeli barang-barang yang sebenarnya tidak penting. Tapi dipenting-pentingin aja. Lagian kapan lagi belanja kaya gini. Bentar lagi juga udah ulangan. Jadi sulit deh buat hang out kaya gini."Eh udah belum?" tanyaku pada Aleta yang terlihat masih menimbang-nimbang sesuatu.
"Menurut lo bagusan yang mana?" ucapnya meminta pendapat
"Bagusan yang warnanya yang soft, yang kalem gitu" jawabku yang masih sibuk dengan belanjaan
"Ah lo mah "
"Yaudah cepetan bayarnya." langsung ku seret Aleta menuju kasir
"Totalnya 290.000 mbak" ucap mbak-mbak kasir setelah menotal seluruh belanjaan Aleta
"Mau kemana lagi setelah ini? "
"Gue coba telfon Aaron dulu aja."
AUTHOR POV
Nada sambung telepon dari seberang menghentikan pekerjaan Aaron"Halo, ada apa?"
"Lo sekarang ada dimana?" ucap sang penelepon
"Gue lagi basket sama anak-anak"
Aaron itu adalah seorang kapten basket. Ia memang termasuk aktivis disekolahnya. Siapa yang tidak mengenal Aaron yang murah senyum tapi nakalnya minta ampun? Seluruh siswa-siswi sekolahnya pasti tahu. Karena dia termasuk golongan atas dan most wanted. Apalagi dikalangan perempuan, mereka tak henti-hentinya membicarakan Aaron.
"Abis basket temuin gue di cafe yang dulu ya"
"Siap bos" Nada sambungan telepon pun dimatikan.
Semuanya kembali ke pekerjaan masing-masing.
Aleta yang sibuk melamun. Keana yang masih berkutat pada ponselnya."Pak langsung ke cafe biasanya ya" ucap Kea pada sopirnya
"Baik neng"
Setelah perjalanan sekitar 15 menitan sampailah Kea pada cafe tersebut.
Kea dan Aleta langsung memesan makanan."Mbak es krim jumbo 2, steaknya 2, air putih satu gelas." pesanan Kea yang langsung ditulis mbak-mbak pelayan.
"Kalo begitu tunggu sebentar ya mbak" Sang pelayan langsung menuju dapur
"Buset Ke lo mau makan apa mau ngapain? Banyak bener." Aleta mentap takjub dengan pesanan Kea.
"Lah yang makan kan lo sama gue dodol. " jelas Kea akhirnya
"Lo nggak adil. Masa gue lo pesenin steak sama es krim aja. Gue juga mau lebih. Ya Kea ya" rengek Aleta pada Kea
"Al lo udah besar. Nggak usah ngerengek kaya gitu bisa? Malu kali diliatin orang."
"Biarin yang penting gue seneng" teriak Aleta yang sangat menggelegar, sampai membuat pelanggan yang lain menoleh ke arah mejanya.
Ini yang tidak disukai Kea kalo mengajak pergi Aleta. Karena Aleta itu tidak tahu tempat kalo mau teriak. Untung saja Aleta ini temannya. Kalo bukan udah ditinggalin sendirian. Biar ngomong sendiri kaya orang gila.Tak lama kemudian pesanan mereka datang.
"2 es krim jumbo, 2 steak, dan air putih. Silahkan dinikmati." ucap sang pelayan ramah."Serbu Al." komando Keana yang langsung dilakukan oleh Aleta.
Mereka berdua itu sebenarnya gila makan. Tapi kalo udah didepan yang lain, mereka berdua pura-pura jadi anak yang kalem. Sebenarnya juga nggak kalem-kalem amat. Emang mereka itu sama gilanya jadi ya gitu deh.
"Hmm Aawron mwana swih lwama banget." ucap Keana sambil mengunyah makanan
"Neng kalo makan ditelen dulu baru ngomong."
Itulah salah satu kebiasaan buruk Kea kalo lagi makan. Makanan belum ditelan udah ngomong. Kalo keselek kan bahaya.
"Ya maaf." jawab Kea yang sudah menelan makanannya
Tak lama kemudian datanglah seseorang yang sudah lama ditunggu-tunggu. Ya dia Aaron. Pandangan para wanita tak lepas dari sosok yang baru saja memasuki cafe tersebut. Aaron memang mempunyai daya tarik yang tinggi. Apalagi kalo tersenyum. Membuat banyak orang meleleh karena senyumnya.
"Lama banget lo. Lumutan gue nungguin lo." tukas Kea pada Aaron
"Sorry. Gue tadi kan lagi basket. Eh elo malah telfon ngajak ketemuan. Perjalanan sana sini kan jauh nggak deket" jelas Aaron panjang lebar.
A.N
Vote comment guys masih baru menetas. Jangan sungkan-sungkan buat ngevote atau comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Promises
Teen FictionLebih baik tidak berjanji daripada harus memenuhi janji yang belum tentu akan ditepati. -Keana Aghnilla Henzie- Diam bukan berarti tidak tahu apa-apa. -Devano Addison K.- Nggak selamanya yang buruk selalu buruk begitupun yang baik nggak selamanya se...