7

364 23 2
                                    

"Saatnya tugas lo dimulai." ucap suara dari seberang. 

"Ok. Tungguin gue besok ditempat biasa." jawabnya lalu menutup sambungan telepon

Malam yang gemerlap dengan bintang-bintang yang menghiasi langit angkasa luas. Keana duduk sendirian di balkon rumahnya. Malam ini ia sendirian di rumah. Karena mama papanya sedang menghadiri acara orang tua.Kalo adiknya si El. Bocah itu sudah pergi entah kemana. Biasalah anak laki-laki kan suka gitu.


Si El emang suka gitu kerjaannya kalau nggak kelayapan ya tidur. Susah banget dibilangin. Padahal dia itu udah kelas 11 bentar lagi kelas 12. Dia itu tingkat PDnya selangit. Bener sih ganteng. Tapi kalo kelakuannya kaya gitu masih bisa disebut ganteng. Visinya "Orang ganteng mah bebas.". Kena kutukan tau rasa. Keana lebih memilih sendirian di rumah daripada ikut ke acara begituan. Ia sudah kapok sekapok-kapoknya. Ia hanya jadi obat nyamuk orang-orang yang berkumpul itu.

Cuma dapet kacang. Mungkin kalo dikumpul ada kali ya 1 ton. Canda doang.
Ia masih sibuk menatap langit dan menghitung bintang-bintang. Buat apa bintang dihitung kalo ujung-ujungnya tetep sama balik lagi ke awal. Entahlah aku juga tak tahu.

"Hmm" Ia bergumam seraya melangkahkan kakinya meninggalkan balkon itu. Ia memilih televisi untuk menghilangkan rasa sepinya. Ia melirik iphonenya sekilas. Namun nihil,tetap tidak ada pesan atau notif yang masuk. Kembalilah dia sekarang, berkutat dengan media elektronik satu itu.

"Chat anak-anak aja deh."

KEANA AGHNILLA sent a photo

Aleta N. Wijaya : Kenapa nyet?

Keana Aghnilla: Gabut nih!

Aleta N.Wijaya : Bakar rumah aja. Biar rame.

Keana Aghnilla : Lo gila kali ya.

Michelle Anindya : Dia nggak gila cuma sarafnya ada gangguan.

Aleta N.Wijaya : Wah nyumpahin gue ya lo.

Keana Aghnilla : Para pens diharap tidak bertengkar satu sama lain karena bisa menyebabkan gangguan pendengaran, mental dan fisik. Sekian dan terimakasih.

Michelle Anindya : Parah lu. Gue marah sama lu.

Aleta N.Wijaya : Tega banget lu😭

Keana Aghnilla : Uhh. Kalian berdua terlalu perhatian sama gue. Gue jadi terharu😊

Aleta N.Wijaya : Mulai gila

Michelle Anindya : Mulai gila (2)

Sarah J. : Mulai gila (3)

Jennie Maheswari : Mulai gila (4)

Keana Aghnilla : Bully ae gue terus

Sarah J. : Membully seorang itu menimbulkan kepuasan batin tersendiri. Kalo udah ngebully perasaannya plong gitu. Beda lagi kalo belum ngebully sama sekali.

Aleta N.Wijaya : Tumben Sarah pinter?

Jennie Maheswari : Beneran Sarah tuh?

Michelle Anindya : Sulit dipercaya

Keana Aghnilla : Sarah mah gitu. Nggak ada ngebelain gue. Jahat sekali.

Sarah J. : Aku bisa jadi jahat disaat tertentu. Jadi jangan kaget.

Keana melemparkan iPhonenya kesofa. Teman-temannya selalu punya cara untuk membullynya.

***

DEVANO ADDISON K. POV

Hari ini adalah hari dimana gue kembali menjajakan kaki gue ke kota padat penduduk. Kalo bukan karena tugas papa dan perjanjian sialan itu. Gue nggak akan mau kesini lagi. Kota ini terlalu banyak. Ah sudahlah gue nggak mau mengingat itu. Oh iya kenalin nama gue Devano Addison K.
Soal K.nya nggak usah dijelasin. Gue adalah cowok tertampan se-SMA gue dulu. Itu kalo versi sekolah gue dulu. Ntah kalo sekolah gue yang sekarang. Sekolahnya aja gue belom tahu. Namanya kalo nggak salah SMA MOORE? atau apalah. Bodo amat. Penting gue sekolah kan udah.
SKIP

Aku melangkahkan kakiku memasuki gedung bertingkat. Baru saja aku memasuki gerbang sekolah. Sudah ada yang berbisik "Cogan..cogan..cogan"
Teriakan semacam itu sudah tidak asing lagi ditelingaku. Bener kan apa kataku tadi? Gue memang tampan kan? Ok. Lupakan itu semua. Sekarang tujuannya ke ruang kepala sekolah. Setelah sedikit berbasa-basi dengan kepala sekolah. Akhirnya gue diantar kepala sekolah ke habitat* gue. (*kelas gue)

"Baiklah. Kita sudah sampai ini dia kelas kamu. Silahkan masuk" ujar kepala sekolah mempersilahkan masuk.

"Permisi anak-anak. Hari ini kita kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan dirimu nak. Bapak permisi dulu"

Gua mengganguk dan memasuki kelas tersebut.

"Perkenalkan nama gue. Devano Addison K. Gue pindahan dari Bandung. Salam kenal aja."

"Awww. Dari Bandung? Cogan oi cogan" Teriak salah seorang siswi histeris.
Segitu gantengnya gue? Sampe diteriakin kaya gitu. Kayanya bentar lagi pemes gua.

"Kamu duduk disebelah Alden" Ucap guru yang mengajar tadi. Well karena cuma itu tempat yang tersisa. Jadinya gue duduk disitu.

Gue pun mengangguk patuh.

"Hai bro" sapaku pada cowok disampingku yang kuketahui bernama Alden.

"Hmm" gumamnya lalu menghadap ke depan.

"Ini anak kaku banget." Batinku
Gue pun kembali fokus ke depan. Memperhatikan guru yang mengajar.




A.N

Vote comment. Tinggalkan jejak kalo baca. Kritik saran kalian sangat diharapkan.

PromisesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang