Menunggu? Itulah saat yang paling tidak disukai gadis mungil tapi cantik tersebut. Tapi pada akhirnya ia tetap sabar menunggu.
"Woi El cepetan elah. Lelet amat jadi cowok," teriaknya yang sudah frustasi karena kelamaan menunggu adiknya tersebut.
"Bentar ngapa. Selow aja dong. Ga telat juga. Tumben lo udah siap? Btw abang ojek lo mana?" ucap El yang masih sibuk membenarkan letak dasinya.
Melihat adiknya yang belum juga selesai merapikan dasi, Keana langsung mengambil alih pekerjaan tersebut.
"Ck, benerin dasi aja gak becus." katanya sambil membenarkan letak dasi pada tempatnya
"Elo sih tadi nyuruh gue cepet-cepet." jawabnya lalu pergi.
"Adek kampret, masa gue ditinggal sih. Padahal udah nunggu lama."
"Woi, kampret ya lo. Main tinggal-tinggal aja." teriak Keana yang sudah masuk ke dalam mobil
"Elo lelet." ujar El santai
"Vangke" dengusnya Sebal
Daripada berdebat dengan kakaknya yang jika dituruti tidak ada habisnya. El lebih memilih menyalakan mobilnya dan melajukan mobil itu membelah jalanan kota. El dengan santainya main kebut-kebutan di jalan raya itu, tidak memikirkan keselamatannya dan juga orang yang ada disampingnya.
Keana masih anteng-anteng saja daritadi. Tidak berniat menegur ataupun berteriak. Karena usahanya akan sia-sia. Lagian malah cepet sampai sekolahnya.
"Dah sampai, gih sana cepat turun." usir El pada Keana
Ia pun langsung turun dari mobil dan menutup pintu kasar.
"Selow dong mba. Ntar kalo mobil gue lecet gue bilangin ke bonyok tau rasa." teriaknya pada Keana yang sudah berjalan beberapa meter di depannya
"Bodo," teriak Keana yang masih didengar oleh El
Saat sampai di koridor, tiba-tiba ada yang menghentikan langkahnya.
"EH LO!" tunjuknya di depan muka Kea"JADI CEWEK GAK USAH SOK KEGANJENAN DEH SAMA COWOK." Tegas cewek tersebut yang disetujui oleh dayang-dayangnya.
Siapa sih? Perasaan gak kenal deh. Tapi itu muka kaya familiar gitu ya?
"Oh lo pasti belum tahu gue kan? Makanya itu muka cengo." tebaknya melihat raut muka Keana
Keana hanya diam di tempatnya.
"GUE TEGASIN SEKALI YA. JANGAN PERNAH DEKET-DEKET SAMA KAK DEVAN. GUE INI CALON PACARNYA!!!NGERTI? OH IYA SATU LAGI. PERASAAN KEMARIN-KEMARIN GUE UDAH TEGASIN KE ELO BUAT GAK DEKET-DEKET SAMA KAK DEVAN KOK LO MALAH NGELUNJAK SIH?" Tegurnya keras pada Keana.
Keana yang memang sendirian itu hanya membatin.
Wah ini anak songong banget, belum tau aja siapa gue. Kelas berapa sih? Centil banget.
"Kalo boleh tahu anda kelas berapa?" tanya Kea seformal mungkin sambil mendongakkan kepalanya. Karena cewek tersebut lebih tinggi 4cm darinya.
"Lo nanya gue kelas berapa? Hello! Lo beneran gak tau gue? Cupu banget sih. Gue kasih tau ya dek. Gue itu kelas XI-4."
Dek? Hell! Lebih senioran gue kali. Dia kira gue kelas 10 apa ya dipanggil dek. Oh iya lupa kan gue orangnya imut. Batin Kea dalam hati
"HEH LO. Sekali lagi ketauan deketin kak Devan. Habis lo ditangan kita-kita" ucapnya lalu meninggalkan Kea sendirian di koridor.
Sepeninggal geng chilli tersebut semua mata tertuju pada Kea."Apa lo liat-liat?" tegurnya pada salah satu anak yang ada di koridor. Keana langsung melanjutkan jalan menuju ke kelasnya.
Sesampanyai disana ia langsung menaruh tas punggungnya itu dikursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promises
Teen FictionLebih baik tidak berjanji daripada harus memenuhi janji yang belum tentu akan ditepati. -Keana Aghnilla Henzie- Diam bukan berarti tidak tahu apa-apa. -Devano Addison K.- Nggak selamanya yang buruk selalu buruk begitupun yang baik nggak selamanya se...