11

302 23 1
                                    

Yang menurut kita buruk ga selamanya selalu buruk. Kadang yang baik bisa menjadi buruk.
-Devano Addison-

***

DEVANO ADDISON POV
Fiuh bener-bener melelahkan. Masih kepikiran kata-kata mama semalam. Bisa-bisa dia ngambil keputusan besar seperti itu. Nggak tanya aku dulu lagi. Benar-benar menyebalkan. Dan kenapa harus berurusan dengan cewe itu lagi? Padahal kan niatnya cuma ingin melaksanakan janji terkutuk itu lalu pergi. Tapi takdir berkata lain. Mungkin emang udah jalan gue kali ya? Nggak gue nggak boleh nyerah. Gue harus tetap membuat keputusan gue sendiri. Tapi gimana ngomong ke mama? Kemarin dia bilangnya suruh ngelindungin dan jagain Kea. Apanya yang mesti dilindungin? udah besar juga kok. Perlahan kenangan tadi malam menghantuiku.

"Vano, kamu mau kan?" tanya mama padaku namun aku hanya diam tak bereaksi apa-apa.
Mama lalu melanjutkan kata-katanya.

"Please ya Van sekali aja turutin kata-kata mama. Asal kamu tau mama itu sahabatan sama tante Kinan udah lama banget. Dari SD sampe SMA. Terus mama pindah ke Bandung jadi lost contact. Belum lama ini juga kita kontak-kontakan. Mama dulu sama dia pernah bikin janji kalo nanti anak kita jenis kelaminnya beda mau kita jodohin. Nah pas kebetulan anak mama laki-laki dan anak dia perempuan. Kamu pasti mau nolak ya kan? Mama tau itu. Tapi please kamu coba aja dulu. Kea yang kamu lihat itu nggak sekuat yang kamu lihat. Dia itu sebenarnya jauh lebih rapuh. Mama minta kamu tolong jagain dan lindungi dia ya. Maafin mama ya. Mama sama Kinan udah terlanjur buat perjanjian konyol itu. Dan sebenarnya ada tujuan lain yaitu dengan begitu mama ingin kamu belajar bertanggung jawab, dan konsisten sama satu cewek aja. Pikirin matang-matang Van." ucap mama lalu pergi meninggalkanku. Sepeninggal mama. Aku hanya duduk terdiam. Masih mencerna semua kata-kata mama. Mau membantah tapi raut muka mama membuat aku tak tega.
Aku harus bagaimana? Harus apa? Dengan siapa? Mulai nglantur gak jelas kan?

"Aku coba pikir-pikir dulu deh mah. " jawabku akhirnya.

"Yaudah sana cepet tidur" usir mama padaku.

Oh iya sampe lupa. Gara-gara mikirin omongan mama tadi gue sampe lupa kalo jam 9 janjian sama Kea.
Aku melirik jam di nakas menunjukkan pukul 08.15 .
Anjirr gue telat. Gue langsung cuss ke kamar mandi gapake lama. Lalu ganti baju tak lupa mengoleskan pomade pada rambut spikeku . Dan terakhir sentuhan parfum yang tidak boleh terlupakan. Ok. Selesai
Muka ganteng✔
Baju keren ✔
Sepatu kets ✔
Rambut ✔
Parfum ✔
Semua sudah saatnya kita berangkat. Aku langsung berlari menuju garasi mengeluarkan mobil kesayanganku dan juga mobil bersejarah.

"Vano mau kemana kamu? Sini dulu. " teriak mama dari teras depan.
Duh mama kenapa lagi sih?

"Mau ngedate lah ma. Ada apa?"

"Kamu anterin ini ke rumah tante Kinan ya." mama menyodorkan sebuah kotak sedang yang tak kuketahui isinya.

"Ma, isinya apaan? " tanyaku ingin tahu.

"Kepo sekali kamu, urusan orang tua ini. " jawab mama lalu kembali masuk ke dalam rumah.

"Yee..mama. Gimana kalo isinya bom? Kan aku harus jaga-jaga."

SKIP

Akhirnya sampe juga di rumah camer. *eh. Gadeng.
Aku memencet bel yang ada. Tak lama kemudian keluarlah tante Kinan.

"Pagi tante" sapaku sambil tersenyum ramah.

"Pagi juga Van. Ada apa? Kok tumben pagi-pagi kesini?"

"Ini tante ada titipan dari mama. Sekalian juga mau ngajak Kea keluar . Boleh kan tante?" tanyaku lalu menyodorkan kotak tadi itu.

"Oh tentu saja boleh. Bentar tante panggilin dulu ya. Kamu tunggu diruang tamu aja." ujarnya lalu menuntunku menuju ruang tamu.

Maknya keliatan girang banget anaknya mo jalan sama gue. Menantu idaman banget ya gue? Oh iya rumahnya ternyata besar dan luas. Arsitekturnya keren abis. Gue merasa kek di istana. Paan deh gue. Keliatan norak deh. Bodo ngga ada yang tahu juga. Wkwkwk

Setelah menunggu beberapa abad masehi. Akhirnya tuan putri dari kayangan turun juga. Gue sampe berakar nungguin dia. Emang kebiasaan ya cewe kalo dandan lama.

"Pagi cantik" ku keluarkan jurus modus pada cewe itu.

Dia hanya memutar bola matanya. "Langsung to the point. Kita mau kemana? "

"Kita?" ulangku menirukan bicaranya.

"Lo sama gue kampret. Kita jalan berdua aja?"

"Yaiyalah. Masa mau ngajakin nyokap. Nggak seru tau. Kan pengennya sama lo bukan nyokap lo."

"Ya kali aja gitu lo jalan sama cewe lo. "

"Gue nggak punya cewek. Kalo punya cewek ngapain ngajak lo coba? Mending sama cewek gue."

"Yaudah sana buruan pergi hush hush.." usirnya padaku. Ok harus sabar menghadapi wanita satu ini. Biasanya juga cewe kalo jalan sama gue nggak aneh-aneh kok. Nggak seribet ini.

"Emang otak udang ya lo. Yuk buruan pergi. " ucapku lalu meraih tangan mungilnya.

"Tante pinjam Keana bentar ya. " ucapku pada tante Kinan.

"Lama juga gapapa" teriaknya

"Hayoloh mampus lo mama lo aja ngebolehin. Pake ngulur-ngulur waktu segala. Kuy cepetan."

"Gak. Gue gak akan pergi sebelum lo kasih tau kita mau kemana." jelasnya masih keukeh pada pendiriannya.

"Udahlah ikut aja. Gue traktir deh."

"Beneran. Tapi traktir apa dulu nih? " tanyanya dengan mata berbinar.

Giliran traktir aja langsung senyum. Dasar cewek.

"Kesukaan lo deh." tawarku akhirnya. Kalo masih nggak mau gue gendong juga ini anak.

"Nggak gue nggak tertarik. Males makan."

Ya Tuhan. Gue udah terlanjur bilang kaya gitu tadi. Langsung gue gendong aja menuju mobil.

"Aaaaa...DEVAN TURUNIN. MAMA TOLONGIN KEA MA. DEVAN ANJIRR,KAMPRET, DODOL. TURUNIN SEKARANG JUGA. " Teriaknya memekakkan gendang telinga gue sumpah.

"Diem ato gue cium?"

"Dasar gila. Goblok. " makian demi makian yang gue terima nggak akan menghalangi langkah gue. Akhirnya sampai juga pada mobil kesayangan gue.

"Seat beltnya jangan lupa" ucapku lalu memasangkannya.

Baru kali ini gue ngelihat Kea dari dekat. Ternyata cantik juga ya kalo diam. Ngaco. Ngomong apa gue barusan?

"Dah selesai. "

Aku lalu fokus menyetir ke arah tujuanku. Dan membelah jalan raya yang padat sekali. Maklum weekend.
















Vote comment pliss. Masih pemula. Butuh kritik dan saran 😉


PromisesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang