Akhirnya selesai juga jalan-jalannya. Kirain bakal garing. Ternyata nggak juga sih. Lumayan berkesan buat gue?*eh. Biasa aja nggak usah dibawa perasaan.
Sesampainya di rumah, aku langsung disambut keluarga besarku. Siapa yang nggak kaget coba? Ada kakek, nenek, tante-tanteku beserta suaminya, mama, papa, El , tak lupa juga sepupuku. Ada apa ini? Mau ada reunian nzzSpsih?"Ada apa ini ma? " ucapku menyalami tangan mama lalu beralih ke yang lain.
Aku pun keliling menyalami satu persatu orang yang ada disini. Setelahnya aku langsung duduk disamping mama.
"Baiklah. Kalian pasti bertanya-tanya mengapa kita berkumpul disini?" ucap kakek membuka suara.
Jadi pada belom tau juga toh. Kirain cuma aku doang. Ya kali aja surprise gitu. Hahaha
"Benar. Ada apa ini sebenarnya ayah?" tanya tante Gladys.
Kakek menghela napas, "Sebenarnya... "
"Ada apa ayah?" potong paman Herman.
"Tenang. Kenapa kalian terburu-buru?" lanjut kakek santai.
Kakek nggak ngerti aja. Disini ada yang lebih jauh terburu-buru. Kepo juga.
"Kepo tau kek. " jawabku asal yang tidak sabaran. Lalu mendapat pelototan tajam dari semua orang. Kebiasaan banget sih gue. Lupa kalo harus sopan.
"Kamu kebiasaan Ke." tegur mama padaku. Aku hanya nyengir.
"Jadi gini-" lanjut kakek namun langsung dipotong oleh nenek.
"Kamu kelamaan ngomongnya. Biar aku aja. Sebenarnya tujuan kita berkumpul hari ini adalah untuk merayakan keberhasilan perusahaan kita yang bergerak dalam bidang pertanian. Sekalian kumpul-kumpul bareng"
Gitu kek daritadi. Bikin penasaran aja.
"Oh iya nek, acaranya kapan tuh?" serobotku tidak sabaran.
"Nanti malam" jawab nenek santai disertai senyuman khasnya.
What the...cepet banget.
"Tenang aja, semuanya sudah disiapkan. Jadi kita tinggal santai aja." jelas nenek pada kami semua.
Selanjutnya kami semua berkumpul di halaman belakang. Semuanya sudah ditata dan siap pakai. Sebelum acara dimulai semuanya berkumpul membentuk lingkaran.
Semuanya bergandengan tangan. Menyanyi dan menari bersama. Diiringi alunan musik. Selesai menyanyi kami semua berpencar. Ada yang makan. Ngobrol disamping kolam renang. Ada juga yang tidur. Benar-benar memalukan. Langsung ku jewer telinganya. Ia pun langsung bangkit dari kursi.
"Awww.. Sakit sista. " ucapnya merintih kesakitan akibat jeweranku.
"Dasar kebo. Ada acara keluarga malah tiduran. Nggak menghargai sekali." ucapku lalu duduk disamping Aaron.
"Abisnya gue cape banget. Abis latian basket langsung diajak kesini. Udah gitu gue yang nyopirin lagi." katanya mulai mencurahkan isi hatinya
"Salah sendiri cowok. Makanya jadi cewek. "
"Nggak mau! Jadi cewek ribet. Gue mensyukuri apapun yang dikasih Tuhan kok. Gak kaya lo kurang bersyukur."
Langsung ku tinju pelan bahu Aaron. Enak aja bilang kaya gitu.
"Eh gimana? Lo udah putusin si jerk Ken belum?" tanyanya mulai interogasi.
Kalau udah diinterogasi pasti nggak ada ujungnya. Muter aja terus nggak berhenti-berhenti."Udahlah. Kok gue rasanya plong gitu ya?"
"Entahlah. Mungkin emang bukan jodoh lo kali. Makanya sebelum terlambat udah diingatkan."
"Bener juga sih.Untung aja udah diingetin"
Tiba-tiba dengan perasaan tidak bersalah El duduk diantara aku dan Aaron. Dasar. Adek durhaka.
"Geser dong." ucapnya dengan muka-muka polos tanpa dosa.
Aku menatapnya sebal, "Bisa nggak sih sehari aja gak ganggu gue?padahal gue udah seneng lo ngilang tanpa ngintilin gue dan nemuin kebahagiaan lo sendiri. Eh ternyata gue salah."
El hanya nyengir lalu tertawa lebar. "Ya kan kalo belum gangguin lo kek ada yang kurang gitu. Bahagianya gue ya ganggu li itu.
Aku berdecak sebal, "Ck. Alasan basi."
"Biarin yang penting happy."
"Ekhm. Kalian berdua nggak ingat tempat ya kalo mau berantem." tegur Aaron menghentikan pertengkaran kami.
"Nggak." jawabku serempak. Kadang kita bisa kompak dalam hal tertentu. Bukan berarti kita jodoh lo. Nggak mungkin banget.
"Kalian lupa ini rumah siapa?"
"Ini rumah bonyok gue." jawabku
"Bonyok gue juga." ucap El menirukanku
"Serah lo berdua deh. Gue selalu kalah. Gue pergi dulu ya. Laper."
Ucapnya lalu melenggang pergi mencari makan."Gara-gara lo sih." ucap El menyalahkanku
"Lo juga."
"Kok gue?"
"Yaiyalah lo. Siapa lagi coba?"
"Huh. Serah!! gue pergi. Bye."
"Kalo lo pergi. Terus siapa yang gue gangguin?"
"Setan!
Setelah pukul 7.00 pm akhirnya acara intinya dimulai. Biasalah main ToD. Semuanya membentuk lingkaran di halaman belakang dan duduk dengan beralaskan rerumputan.
Botol sudah ada dan siap diputar. Botol berhenti tepat pada kakek.
"Truth or dare?"
"Truth." jawab kakek
Ah payah kakek.
"Ada berapa mantan kakek?" sambar tante Mira.
Kakek menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Mungkin bingung mau menjawab apa.
"Kakek nggak punya mantan. Punyanya alumni."
"Kok alumni sih kek? Emang pendidikan?"
"Ya kali aja bisa reunian gitu."
Raut muka nenek langsung berubah 180°. Menandakan ia lagi menahan sesuatu. Semacam cemburu gitu.
"Cie nenek cemburu." godaku pada nenek.
Botol kembali diputar. Dan berhenti tepat dihadapanku.
Giliran aku yang harus memilih.
"Truth or dare?"
"Dare." jawabku mantap.
"Bawa cowok kamu kesini. Kenalin ke kita-kita." tantang tante Gladys.
Duh gue harus gimana? Cowok aja nggak punya.
Vote comment guys. Jangan jadi silent readers aja.
Selamat membaca 😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Promises
Teen FictionLebih baik tidak berjanji daripada harus memenuhi janji yang belum tentu akan ditepati. -Keana Aghnilla Henzie- Diam bukan berarti tidak tahu apa-apa. -Devano Addison K.- Nggak selamanya yang buruk selalu buruk begitupun yang baik nggak selamanya se...