"Keana, mama sama papa mau bicara hal penting sama kamu,"
"Bicara apa ma?"
"Penting, ke ruang kerja papa sekarang juga!"
Sesampainya diruang kerja papanya Keana langsung duduk dikursi kebanggaan papanya
"Ngapain duduk situ? Duduk sini."
"Yaelah ma, sekali-kali gitu ngerasain jadi bos."
"Ana, please jangan main-main. Ketauan papamu, bisa marah nanti."
Ya. Papa Keana memang orang yang tegas dan terkesan kaku. Kadang Keana suka dibikin jengah dengan perilaku papanya itu.
"Ya maaf ma," ucapnya sambil cengengesan.
Cklek!
Derap langkah kaki seseorang menginterupsi Keana dan sang mama duduk ditempat dimana mereka harus berada semestinya.
"Ekhm," dehem papa Keana membuka suara
Keana hanya menunduk, takut bila ia akan dimarahi oleh kedua orang tuanya.
"Kamu kemarin abis didrop kan sama adek kelas?" tanya papanya
"Siapa bilang?" elak Keana
"Kemarin Vano yang bilang, jawab jujur Keana." giliran mamanya yang berbicara
Gadis itu merutuki Devan dalam hati, berani-beraninya dia bilang ke mamanya seperti itu.
"Kamu malu-maluin Keana, seenggaknya yang ngedrop itu kamu, bukan adik kelas." jelas papanya
Keana melongo tak percaya dengan ucapan papanya. Dia pikir ia akan dimarahi atau apa, ternyata kalimat yang terlontar dari mulut papanya tidak diduga-duga.
"Ya kan, dia bawa teman banyak. Sedangkan aku? Sendirian doang, kalian bayangin ya. Udah capek-capek pengen pulang eh dibegal, bukan ding tapi dianiyaya sama geng chilli. Kalian harus gimana?" ucapnya menggebu-gebu menumpahkan seluruh isi hatinya.
"Ya lawan balik lah," jawab mamanya semangat.
Ia tak habis pikir dengan kedua orang tuanya. Apakah ada sesuatu yang salah dengan mereka? Atau itu suatu bentuk dukungan agar Keana menjadi anak nakal? Oh lupakan pikiran itu. Sekarang kembali pada 3 manusia tadi.
"Oh iya mama mau kasih tahu kalau pertunangan kamu sama Devano dipercepat, setelah kalian lulus SMA, besoknya kalian akan ditunangkan."
Keana memandang mamanya dengan muka cengo secengonya orang cengo.
"Mukanya biasa aja kak, gak usah lebay kaya gitu." ucap papanya mengingatkan
Keana langsung mengubah ekspresi wajahnya dengan penuh tanda tanya.
"Jelasin ke Ana sekarang ma pa," katanya menatap kedua orang tuanya satu persatu.
"Jelasin apa lagi? Apakah semuanya kurang jelas?" tanya mamanya
"Kenapa pertunangannya dipercepat? Kalian tahu kan, aku masih pengen kuliah."
"Ini cuma tunangan sayang, " ucap mamanya memberi pengertian
"Ya sama aja. Itu membuat aku terikat dalam suatu hubungan. " jelas Kemana masih keukeh pada pendapatnya
"Kamu tenang aja. Gak perlu mikirin hal itu, kamu gak akan merasa terikat. Karena Devan bakal jagain kamu."
'Jagain apanya. Yang ada bakal ngerecokin.' batin gadis itu dalam hati
"Oke, inget pesan mama sama papa ya kak. Jangan terlalu lemah jadi cewek. Ada saatnya kamu harus melawan ketika ditindas, dan jika memang perlu perjuangkan hak-hak kamu." nasihat papanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Promises
Teen FictionLebih baik tidak berjanji daripada harus memenuhi janji yang belum tentu akan ditepati. -Keana Aghnilla Henzie- Diam bukan berarti tidak tahu apa-apa. -Devano Addison K.- Nggak selamanya yang buruk selalu buruk begitupun yang baik nggak selamanya se...