Tiga

2.3K 141 0
                                    

Kediaman Shimura

"ai-chan... ai-chan.. kau baik-baik saja?"

"Mimpi buruk lagi?" ucap Sai khawatir sambil mengusap peluh dan air mata adiknya saat menangis dalam tidur. hal ini bukan pertama kalinya gadis indigo itu bermimpi buruk, Kamar Sai yang berada disebelah adiknya membuatnya selalu mendengar setiap jeritan ditengah malam dan berakhir dengan menggenggam tangan adiknya hingga kembali tertidur.akhir-akhir ini mimpi buruk itu hampir setiap hari mengganggu tidur sang adik.

"Aku merasa sesak Nii-san."

"Sttttt tenanglah itu hanya mimpi, tidurlah lagi."

.

.

"Apakah aku harus pergi?" tanya Sai enggan

"Tentu saja, Kau harus melanjutkan pendidikanmu Sai-Nii." ucap gadis bersurai indigo dengan mata garang

"Cukup dengan kebodohanmu menolak beasiswa ke Paris,Sekarang cepat berangkat ke Tokyo lanjutkan kuliahmu."

Sai Shimura pelukis muda berbakat, berbagai lomba lukis telah dimenangkannya. prestasi-prestasinya sangat membanggakan dari tingkat Nasional hingga International. membuatnya dengan mudah mendapatkan beasiswa termasuk beasiswa untuk kuliah ke Paris. tetapi ditolaknya dengan alasan dia ingin belajar di Jepang.

"Hahh.. tidak bisakah aku kuliah di Suna saja." keluh Sai

"Tidak Bisa, Universitas Tokyo jauh lebih baik daripada di Sunagakure Sai-Nii."

"Tapi apakah tidak apa-apa meninggalkanmu di Suna sendiri?, apa aku harus memindahkan sekolahmu ke Tokyo?"

Gadis indigo itu melotot mendengar ucapan kakaknya "SAI-Nii." teriaknya geram.

"Baiklah-baiklah aku akan berangkat." ucap Sai pasrah "Tapi kau harus berjanji menjaga dirimu sendiri, jangan segan-segan menggunakan ilmu beladirimu untuk menghajar orang yang kurang ajar padamu, jangan telat makan kau harus.. bla.. bla.. bla."

Perempatan muncul di dahi gadis indigo, kakaknya ini benar-benar cerewet. bagaimana bisa kakak cerewetnya ini mendapat gelar pangeran cool dari teman-temannya di sekolah. gadis ini memutar malas manik Ametysnya.

"Iya-iya Nii-san aku mengerti cepatlah berangkat, pesawatmu akan segera terbang." sambil mendorong-dorong Sai menuju pintu masuk.

Tapi Sai malah menengokkan kepalanya kearah dua gadis berambut pink dan blonde yang berada dibelakang adiknya yang mengaku sebagai sahabat sehidup semati adik tersayangnya.

Sai tersenyum "Sakura-chan, Ino-chan aku titip adikku yaa, jangan mengajarinya menghabiskan uang untuk memborong tas dan sepatu didalam majalah yaa, jangan mengajaknya ke club malam atau menonton balapan."

Perempatan muncul didahi Sakura dan Ino "Ha'i Sai-Nii." ucap mereka bersamaan sambil menahan kekesalan akibat ucapan Sai.

Ketika Sai sudah berbalik dan akan berjalan menuju pintu masuk. Suara Ino menghentikannya.

"Tunggu Sai-Nii."

Ino mendekat kearah Sai, tangannya terulur memberikan tas kertas yang dipegangnya dari tadi.

"Ini.. Sebentar lagi musim dingin, Aku membuatkan syal ini untukmu,Kuharap akan berguna untukmu." Ucap Ino ragu-ragu.

Sai tersenyum menerima pemberian Ino "Terima kasih Ino-chan." ucap Sai sambil mengacak rambut pony Ino, dan seketika wajah Ino bersemu merah, Ino tersenyum senang.

"Cepatlah Nii-san, aku tidak akan memperdulikanmu jika kau ketinggalan pesawat."

"Ck itu mudah saja, Jika aku tertinggal pesawat aku tinggal tidak usah berangkat saja" ucap Sai santai

Sweet LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang