Empatbelas

2.3K 136 15
                                    

Hinata duduk dibangku miliknya yang berada di pojok paling belakang, sepasang earphone tersemat ditelinganya sementara matanya fokus kearah benda persegi panjang ditangan dan jarinya bergerak lincah memainkan game pada ponsel tersebut.

"Kembali ke tempat dudukmu Namikaze." Ucap Hinata tanpa mengalihkan fokus matanya dari game yang dimainkannya.

Dibangku sebelah Hinata terduduk seorang pemuda bersurai blonde, kedua tangannya dilipat didepan dada sementara manik Safir biru miliknya melirik gadis bersurai indigo disampingnya.

"Aku sudah menyelamatkan hidupmu, kapan kau akan mengucapkan terima kasih?" mengabaikan pertanyaan Hinata pemuda ini malah memberinya pertanyaan.

Game over Hinata menghela nafas melihat permainan game yang tidak juga dimenangkan, diedarkan pandangan matanya yang datar keseluruh penjuru kelas.

Terlihat beberapa gadis yang menatap tidak suka kearahnya, apalagi saudara tirinya Shion yang sudah menggertakan gigi sementara tangannya merobek-robek buku dimejanya. selain itu juga ada beberapa pasang mata yang menyorot penuh minat kearah bangkunya.

Manik Ametys miliknya berhenti pada pemuda yang duduk di bangku sebelahnya yang beberapa hari ini dirasanya bersikap sangat tidak wajar.

"Kau terlalu menyita perhatian Namikaze, semua murid melihat kemari dan aku merasa sangat terganggu."

"Kau bisa mengajakku ke club, jalan-jalan atau mentraktir makanan sebagai ganti ucapan terima kasihmu, Hana-chan." Hinata memutar mata bosan, setelah insiden dimana dirinya hampir tertabrak. pemuda ini terus saja mengikuti kemanapun dia pergi. Hinata benar-benar jengah dibuatnya.

"kembali ketempatmu Namikaze!!, dan jangan memanggil nama depanku, ingat! kita tidak akrab."

"Jika aku tidak mau?"

"Maka aku yang akan pergi." Hinata berdiri dari duduknya dan mendorong kursinya kebelakang kemudian pergi berlalu mengabaikan banyak pasang mata yang menatap kearahnya.

Naruto masih duduk terdiam dengan manik Safirnya yang menatap punggung gadis bersurai indigo yang semakin menjauh. tanpa sadar kedua sudut bibir pemuda ini tertarik keatas.

Entah mengapa Naruto ingin selalu berada di dekat gadis bersurai indigo itu, mengikutinya kemana pun, memandang wajahnya kapanpun dan menggodanya disetiap ada kesempatan. Membuat gadis itu merengut sebal selalu bisa menjadi kesenangan tersendiri untuk pemuda berambut blonde itu.

Naruto terkekeh dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kurasa aku mulai gila."

.

"Entah hanya perasaanku saja sepertinya belakangan ini Naruto senang sekali berada disekitar Hyuga itu." Shikamaru menguap dengan sebelah tangan bertumpu pada meja menyangga kepalanya.

"Ya kau benar." Pemuda berambut raven itu melirik sekilas sahabat blondenya yang tersenyum-senyum sendiri dibangku pojok paling belakang.

"Naruto harus menarik ucapannya, mungkin dia mulai tertarik menjadi pangeran yang melindungi Cinderalla dari ibu dan saudara tiri kejamnya itu." Shikamaru terkekeh dengan ucapannya sendiri.

"Atau lebih tepatnya kita bisa menyebutnya Fake Cinderella ." Ujar Sasuke sembari melirik pemuda berambut coklat panjang dihadapannya.

Deg

Neji sedikit tersentak dengan ucapan sahabat ravennya, Matanya yang sedari tadi terfokus pada buku ditangannya kini beralih menatap pemuda Uciha yang terlihat menaikkan sebelah sudut bibirnya.

Sweet LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang