Limabelas

2.3K 137 14
                                    

Kelopak mata gadis bersurai indigo itu perlahan-lahan terbuka saat sesuatu yang lembab nan lembut bergerak menekan-nekan bibir miliknya.

Pandangan sayu sang gadis menatap bingung akan situasi yang dialaminya saat ini, otaknya masih belum mampu berfungsi, sementara sesuatu yang menempel pada bibirnya itu mulai berani menerobos masuk lipatan miliknya yang sedikit terbuka, menginvasi bibir atas dan bawahnya secara bergantian.

Hinata kini merasa bibirnya terhisap, ada sesuatu yang dengan rakus melahapnya. Namun dengan kesadaran yang belum utuh gadis itu hanya bisa diam dan menahan nafas mendapati perlakuan tersebut.

Hingga saat gadis ini mulai kehabisan oksigen sesuatu yang memakan bibirnya itu mulai bergerak menjauh, dan gadis ini mulai bisa bernafas. dapat Hinata lihat kelopak mata kecoklatan yang perlahan-lahan terbuka menampakkan sepasang manik Safir sebiru langit.

Hinata masih diam, sementara manik Safir sebiru langit itu masih berada pada jarak yang cukup dekat dari wajahnya. bahkan hembusan nafas hangat itu dapat dirasakan menerpa wajahnya.

Logika Gadis indigo itu mulai berjalan memperoses kejadian yang baru saja dialaminya. Tiba-tiba mata Hinata melebar menyadari situasinya.

"Kau mencuri ciuman dariku? Beraninya kau Namikaze." geram Hinata

Naruto salah tingkah karena tindakannya ketahuan, pemuda ini menjauhkan kepalanya dari sang gadis dan berusaha untuk bersikap biasa. manik Safir nya takut-takut melirik gadis disampingnya. tanpa diduga terlihat pipi gembil gadis itu memerah yang seketika membuat Naruto mengulum senyum.

"Setahuku hanya itu satu-satunya cara untuk membangunkan putri tidur." Ujar Naruto santai, entah mengapa semburat merah dipipi sang gadis itu mampu menghilangkan kecanggungan pemuda ini.

"Kau pikir ini negeri dongeng." Hinata menatap tak percaya pada pemuda didepannya, ekspresinya terlihat sangat murka "Kau juga bukan seorang pangeran, Namikaze."

"Tapi ciumanku berhasil membuatmu bangun."

Blushh

Wajah Hinata merah padam antara marah, malu dan kesal. melihatnya Naruto tidak dapat menahan tawa, pemuda ini benar-benar merasa senang.

"Apa itu ciuman pertamamu?" Naruto terkekeh dengan punggung tangannya menutupi mulut berusaha agar suara cekikikannya tidak terdengar, pemuda blonde itu sadar ini bukan situasi aman untuknya tertawa.

"Sayangnya itu hanya harapanmu saja Namikaze" Hinata tersenyum mengejek

Ada setitik rasa kecewa mendengar jawaban gadis bersurai indigo itu, Padahal Naruto sangat yakin tidak ada seorang pemuda yang pernah mengecup bibir ranum itu mengingat gadis ini yang menyandang gelar itik buruk rupa.

"Setidaknya aku pasti lebih tampan."

"Setidaknya dia bukan pengecut yang mencuri ciuman seorang gadis yang tertidur."

Naruto mendengus kesal, gadis ini selalu bisa membalik semua kalimatnya, namun tiba-tiba manik Safir miliknya berkilat saat menyadari sesuatu.

"Tapi kau menikmati ciumanku."

"Kau mau mati?" wajah Hinata merah padam lagi.

"Kau bahkan menggenggam erat tanganku." Naruto tersenyum lebar sembari mengangkat tangannya yang otomotis membuat tangan gadis disebelahnya juga terangkat karena jemari mereka masih bertautan.

Hinata terkejut, mulutnya membentuk huruf O dan matanya melotot. dirinya baru menyadari bahwa sedari tadi jari-jemarinya bertautan dengan milik pemuda blonde itu. dengan kasar gadis itu menarik tangannya.

Sweet LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang