Duapuluhsatu

2K 137 16
                                    

Konoha International High School

Shion terus memperhatikan gerak gerik saudara tirinya, tidak hanya didalam kelas, bahkan saat Hanabi makan di kantin atau berjalan dihalaman sekolah, Shion tidak pernah sekalipun melepaskan pandangannya dari Hanabi.

Gelagat Shion membuat dua Sahabatnya Karin dan Tayuya kini saling melempar pandangan karena kelakuan tidak wajarnya.

"Ada apa ini? mengapa beberapa hari ini kau sangat memperhatikan Hanabi?." Karin memberi protes kepada sahabat blondenya.

"Eh?" Shion menatap Karin dengan ekspresi terkejutnys "Aku memperhatikan Hanabi?" tangannya menunjuk dirinya sediri.

Kemudian diberi anggukan serentak oleh Karin dan Tayuya, "Kau selalu mengarahkan fokus mata kearah gadis itu, bahkan kau sama sekali tidak merespon cerita Karin."

"Benarkah?"

"Heem kau seperti seorang penguntit yang terobsesi pada sesuatu Shion."

Shion memutar mata lalu menghela nafas sebelum gadis itu menunduk kemudian bercerita dengan cara berbisik kepada dua Sahabatnya.

"Benarkah?"

Karin dan Tayuya menutup mulut tanda terkejut.

"Jadi Itukah sebabnya sifatnya berubah seratus delapan puluh derajat dalam waktu singkat." Ujar Karin.

"Jadi selama ini kembaran Hanabi menggantikannya bersekolah disini. Wah gadis itu benar-benar keren." Tayuya berkata dengan polosnya

Sudut perempatan tercetak di dahi Shion dan Tayuya.

"Ini bukan saatnya mengagumi orang lain, Tayuya-chan." Teriak Shion murka.

"Memang apa yang akan kita lakukan?" Tanya Tayuya kemudian.

Shion tersenyum penuh rencana "Tentu saja kita akan bersenang-senang."

.

.

Berbagai cara telah Shion dan teman-temannya lakukan untuk mengerjai Hanabi, dia ingin menjadikan Hanabi sasaran pembulian lagi seperti sebelumnya.

Namun kehadiran Mitsashi Tenten, Si atlet karate Nasional yang selalu berada disekitar Hanabi membuat semua perangkap yang direncanakannya berakhir sia-sia. Apalagi tidak ada seorangpun yang berani berbuat macam-macam atau membuat masalah dengannya, termasuk untuk mengganggu Hanabi.

"Selama masih ada gadis bercepol itu kau tidak akan pernah bisa mengusik Hanabi. Kau harus bisa memikirkan cara lain Shion." Ujar Karin menasehati.

Shion meraih ponsel miliknya, jari-jemarinya dengan lincah mengetikkan suatu nomor yang sudah dihafalnya diluar kepala.

"Hallo Kaa-san."

.

.

.

Tok tok

"Gomen Sensei, saya terlambat."

"Ya masuklah."

Gadis bersurai coklat tua dengan dua cepol menghiasi rambutnya itu berjalan memasuki kelas. Sembari terus berjalan manik matanya tanpa komando menangkap sesosok pemuda yang tengah menatap kearah teman sebangkunya.

Pemuda dengan nama Hyuga Neji itu seakan menyimpan banyak kata yang ingin diucapkannya namun dia menahannya. Tenten mengernyit dahi, suatu fakta mengusik pikirannya dimana dirinya mulai menyadari ketidak-akraban antara Hanabi dengan saudara sepupunya.

"Kau terlambat Tenten?" Suara bisikan terdengar olehnya sesaat seteah dia menempati bangku yang berada pada pojok paling belakang.

"Ban mobilku pecah, jadi aku harus mengurusnya dulu sebelum mencari taksi untuk berangkat ke sekolah." jelas Tenten dengan berbisik pula namun fokus matanya masih menangkap Hyuga Neji yang kini sudah beralih pada guru yang mengajar didepan kelas.

Sweet LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang