Tigabelas

2.4K 142 5
                                    

Naruto meremas surai blondenya frustasi, diliriknya seorang gadis berambut indigo yang terduduk diranjang tidurnya sedang menangis tersedu-sedu. sementara disampingnya terlihat wanita bersurai merah darah mengusap-usap pelan helaian indigo itu.

"Naruto sudah berapa kali kukatakan kau harus memperlakukan perempuan dengan baik." Ujar Kushina kepada anak semata wayangnya dengan mata melotot.

Aku bahkan tidak melakukan apapun kapadanya, mengapa disini aku yang disalahkan, batin Naruto kesal

"Lihatlah apa yang kau lakukan padanya, dia hanya gadis kecil yang sangat sensitif kau tidak boleh berlaku kasar padanya."

Kasar padanya? yang ada gadis itu yang selalu memukulku, jadi siapa yang bermain kasar sebenarnya? Naruto memutar mata bosan, Naruto sama sekali tidak berniat menjawab kalimat ibunya, karena bila dirinya menjawab dapat dipastikan jika sambutan singkat itu bisa berubah menjadi ceramah panjang lebar yang membuat telinganya panas.

"Cup cup Hana-chan, jangan menangis lagi. kau pasti merasa sangat tertekan menjadi gurunya." tanpa izin Kushina melepas kacamata Hinata dan menaruhnya diatas meja, jari-jari lentiknya dengan telaten menghapus air mata yang mengalir di pipi Hinata. Sejenak wanita bersurai merah itu mengamati wajah gadis didepannya kemudian Kushina tersenyum lembut kearah Hinata.

"Aku benar-benar sudah berusaha semampuku tapi si kuning itu tetap saja tidak bisa mengerti.. hiks.. hiks.. aku..."

"Husst tenanglah, aku tau kau pasti sangat lelah. bagaimana jika kau sedikit mencari hiburan, ahh bukankah kau sangat suka permainan piano ku, aku akan mengadakan pertunjukan minggu depan, aku bisa memberimu tiket jika kau mau."

"Benarkah?"

"Tentu saja."

"Arigato Uzumaki-san anda benar-benar sangat baik." Kushina nemeluk Hinata, Hinata menumpukan dagunya dibahu Kushina. tapi tiba-tiba gadis itu sedikit mengangkat wajahnya kemudian tersenyum mengejek kearah Naruto. tidak hanya itu gadis Hyuga itu juga menjulurkan lidahnya.

Naruto memelototkan mata marah akan perilaku ajaib gadis indigo itu. Naruto benar-benar tidak menyangka akan apa yang dialaminya sekarang.

Jadi dia hanya pura-pura. Dasar gadis Iblis Naruto memejamkan mata menahan emosi.

"Ne Hana-chan karena ini sudah malam, sebaiknya kita makan malam dulu setelah itu kalian bisa kembali belajar?"

"Ha'i." Kushina langsung berdiri dan menggiring Hinata keluar dari kamar sang putra menuju ruang makan mansion Namikaze, mengabaikan pemuda bersurai blonde yang mendengus kesal.

.

.

Saat Hinata menuju ruang makan manik Ametys miliknya menangkap sesosok pria bersurai blonde dengan manik Safir sebiru langit. benar-benar mirip dengan teman sekelasnya bedanya tidak ada garis-garis halus pada pipi lelaki tersebut.

"Hana-chan perkenalkan ini suamiku."

Hinata tersenyum kearah pria tersebut "Selamat malam Namikaze-san, saya Hyuga Hi.. Hyuga Hanabi."

"Hemm selamat malam Hyuga-san. sekarang duduklah." Minato tersenyum ramah.

"Ha'i."

"Dimana Naruto?"

"Sebentar lagi pasti dia akan turun."

Dan benar saja terlihat Naruto yang berjalanan menuju salah satu kursi dimeja makan tersebut dan langsung mendudukinya tanpa memberikan salam terlebih dahulu.

Hinata menaikan sebelah alisnya Apa-apaan sikapnya itu, dia benar-benar tidak sopan

"Bagaimana kabar Hiashi? sudah lama aku tidak mendengar tentangnya."

Sweet LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang