"Tuhan, jangan tahan aku jadi jalang.." Ariana berbisik lirih pada dirinya sendiri. Dia mengulang-ulang doanya itu. Jantung nya berderap kencang, darahnya terasa hangat mengaliri tubuhnya. Ariana mengingat apa yang semalam Kevin ceritakan kepadanya.
Gelak tawa Kevin masih memenuhi ingatan Ariana, "Boleh aku tau, apakah kamu masih sakit hati dengan William?" Kevin bertanya secara blak-blakan kepada Ariana. Dan tentu saja gadis itu menggeleng, "Kalaupun aku sakit hati, sekarang sudah tidak lagi." Jawab Ariana lantang.
"Oke, aku akan menjelaskan setelah aku menanyakan hal ini kepadamu, dan kuharap jawabanmu memang seperti itu, sayang" Kevin tertawa-tawa lagi, "Jadi begini, kau taulah laki-laki itu seperti apa? Aku berbicara seperti ini, memberitahukan kebenarannya kepadamu karna aku adalah sahabatmu, ya sahabat William juga sih. Tapi ini lumrah dilakukan oleh kami sebagai laki-laki, jadi berjanjilah untuk tidak terlalu serius dalam menanggapinya."
Ariana menggangguk setuju, walau sebenarnya dia tidak begitu paham dengan apa yang dibicarakan oleh temannya itu. Kevin kemudian menambahkan, "Jadi memang, William atau aku, atau semua laki-laki seumuran kami saat itu hanya akan memikirkan kesenangan kami sendiri. Dan itu tanpa harus repot-repot memikirkan kalian, makhluk yang selalu membuat kami tak bisa bergerak bebas jika kami telah menyetujui adanya sebuah hubungan." Dia terhenti sejenak untuk mengambil nafas lalu melanjutkan, "yang harus kau ketahui adalah, saat itu William mencintaimu, sangat mencintaimu, aku tau betul dia seperti orang mabuk ketika berduaan denganmu, tapi entahlah kenapa dia tidak ingin membawa hubungan kalian ke jenjang yang lebih jelas, yaa--salah satunya mungkin alasan yang sudah kujelaskan di awal, dia tak ingin menyakitimu."
"Dan dengan begitu, dia justru menyakitiku." Ariana mendengus tak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya dari mulut Kevin, dia langsung mengingat Jason, pria itu juga menyakitinya, apa memang semua pria seperti itu?
"Kau tak ingin tau kabar William sekarang?" Kata-kata Kevin, membuyarkan lamunan Ariana. Dia hanya menatap Kevin tak mengerti. "Okay, aku akan memberitahumu tanpa kamu memintanya." Kevin memegangi pundak Ariana dan memandanginya lekat-lekat, pupil mata Ariana tak kuasa untuk tidak menampakkan kegugupannya, "William, dia masih di Orlando, dia bahkan belum pernah punya pacar setelah kamu menghilang, kau boleh senang mendengarnya."
Entah harus senang atau apa, Ariana tampak biasa saja mendengar kabar itu dari Kevin, dia sungguh tak peduli dengam William atau siapapun yang ada di masa lalunya, yang dia khawatirkan hanya masa depannya.
***
Ariana POV
Kepalaku sangat pusing setelah menangis semalaman, aku bodoh jika mengingat kepolosanku menghadapi laki-laki selama ini. Ah, sudahlah.. Ucapan Kevin semalam menyadarkanku sepenuhnya bahwa selama ini aku memang bukan pemeran utama dalam hidupku sendiri. Aku beranjak dari kasurku dan terduduk menghadap cermin. Aku kasihan melihat diriku sendiri. Jadi beginikah yang dirasakan gadis gadis polos macam diriku? Aku memang harus jadi jalang, agar tak lagi ada yang bisa menyakitiku. Aku akan menjadi satu-satunya pengendali hatiku.
***
Drrrt..drrttt...
Ponselku bergetar tepat setelah aku selesai mandi, masih dengan handuk dikepala aku memencet tombol hijau."Hi, sayang apa yang sedang kau lakukan disana?" Suara di seberang sambungan terlihat sok perhatian kepadaku.
"Aku baru selesai mandi, akan segera berganti pakaian, kenapa sayang?" Aku sudah muak memanggilnya sayang, tapi apa boleh buat, hanya dia yang akan menikahiku nanti.
"Well, boleh kau mengirimiku fotomu sekarang? Aku sangat merindukanmu." Suara Jason makin menjadi-jadi, dia mulai merayuku habis-habisan. Padahal aku tau dia hanya laki-laki mesum. Ah, Tuhan.. seperti beginikah aku harus hidup selamanya?

KAMU SEDANG MEMBACA
Run The Night (COMPLETED)
Romance[RANDOM PRIVATE REPUBLISH SETELAH TGL 19] "Tuhan, jangan tahan aku jadi jalang!" Susah payah aku melepaskan diri dari friendzone William, kini aku mendapati diriku kembali terpuruk pada laki-laki lain yang ternyata tak lebih baik darinya. Hubungan...