Tak membutuhkan waktu lama untuk Dave kembali ke hotel setelah mengantar Kim pulang. Kimberly merupakan satu-satunya kakak perempuan Dave, dia mengganti nama belakang Bennet menjadi Malaki mengikuti nama belakang suaminya. Kim dan suaminya sama-sama seorang dokter, mereka sungguh freak dengan biologi dan memutuskan tinggal di Naples karena pesona alamnya yang memabukkan. Sudah hampir tiga taun mereka di Naples, dan Dave sungguh senang bertemu kakaknya setelah sekian lama mereka hanya mengobrol lewat sambungan telepon.
Tapi sayang sekali, waktu kedatangan Dave tepat dengan Evelyn, putri semata wayang Kim demam dan harus dilarikan ke rumah sakit. Demam yang tak biasa, kepastian penyebabnya masih menunggu hasil pemeriksaan lab secepatnya.
Saat menemui Dave di restaurant tadi Kim terlihat sangat khawatir akan keadaan Evelyn, terlihat dari wajahnya yang gelisah. Dave berniat menghiburnya, menenangkan kakak perempuannya bahwa Evelyn akan baik-baik saja. Beruntung Kim nampak lebih baik dari sebelumnya.
Dave membuka pintu kamar perlahan, dia tau ini sudah larut. Dia tak ingin mengganggu Ariana yang tadi ketika Kim berpamitan pulang saja sudah terlihat lelah.
Perkiraan Dave tentang Ariana memang benar, dia mendapati gadis itu tertidur dengan mendekap buku dan televisi yang masih menyala.
Dave berjingkat-jingkat mencari remote dan mematikan televisi. Perlahan dia melepaskan buku dari pelukan Ariana, kemudian membetulkan letak selimut yang dipakai gadis itu.
Kemudian dia membersihkan dirinya lalu ikut berbaring disamping Ariana. Matanya menerawang melihat langit-langit. 'Apa enaknya melamun' desah Dave mengingat Ariana yang hobi melamun. Dave kemudian berbalik menatap wajah polos Ariana yang kini sedang terlelap. Ada gelenyar aneh menguasai tubuhnya ketika melihat Ariana, entahlah kenapa gadis yang sempurna seperti itu terlihat tidak bahagia dengan hidupnya. Dave memeluk Ariana.
Ariana menggeliat lemah dan mendadak terbangun ketika menyadari buku yang ada didekapannya tak ada, dan kini tubuhnya kegerahan karena pelukan Dave yang rapat.
Ariana ingin berteriak dan mendorong Dave saat itu juga, dia sungguh malu Dave memeluknya saat dia mengenakan baju mesum itu. Tapi melihat Dave tertidur, rasanya Ariana tak tega untuk mengganggunya.
Ariana membenahi letak selimutnya, dan membenamkan muka kedalamnya.
***
Hingga detik ini, ketidakmampuan melupakanmu merupakan satu-satunya hal yang tidak bisa kuubah.
***
Ariana POV
Aku terbangun pagi ini dan seperti biasa, Dave sudah tidak ada dikamar. Entahlah apa yang dilakukan dengan bangun sepagi itu. Oiya, sudah beberapa hari aku melupakan Jason, sebenarnya tak masalah dengan ku mungkin juga Jason. Tapi komunikasi ini harus tetap kujalin dengannya, setau apapun aku tentang posisi ku dihati Jason. Aku tak ingin memulai hubungan baru dengan seseorang yang belum tentu akan menerima keadaanku. Iya, keadaanku yang cacat ini, keadaanku yang kini tanpa kehormatan. Itu akan sangat menyusahkan.
Aku terduduk dan meraih ponsel yang tak jauh dari tempatku meletakkan tas. Mulai mengetik pesan untuk Jason.
Me: Hi darl, i miss you..😘
Ah, semakin lama aku semakin pandai membohongi diriku sendiri. Aku tau ini akan menyakitiku, tapi yang sekarang sedang kuperjuangkan adalah masa depanku. Masa depan yang mungkin saja buruk tapi aku tak berani mencoba mengubahnya. Katakan aku ini bodoh, memang aku bodoh. Tubuhku bagai sudah distempel milik Jason, lalu aku bisa apa?
Jason: Kau selingkuh dariku?🤔
Apa? Aku terbelalak melihat jawaban Jason barusan, apa dia mengetahui aku ada di Naples? Oh Shit! Dia kan memang bisa melakukan apapun dengan hartanya.
Me: Bagaimana bisa kau menyimpulkan hal itu?
Jason: Kau di New York?
Me: Iya, aku selalu ada di New York.
Okay, selain membohongi diriku sendiri ternyata aku makin pandai membohongi orang lain.
Jason: Kau bersama William?
Me: Sumpah tidak Sayang, kau tidak percaya padaku?
Dan nama William disebut-sebutnya lagi, apa Jason melihat aku bersama Dave, dan mengira aku kembali bersama William? Ah, pipiku memanas membayangkan siksaan Jason jika dia tau aku bersama pria lain tanpa seijinnya.
Seperti yang sebelumnya pernah kubilang, Jason seperti berkepribadian ganda, aku tak bisa memprediksi apa yang akan dilakukannya kepadaku. Dia bisa sangat manis dan beberapa menit berubah menjadi sangat kejam. Berkali-kali dia benar-benar hampir membunuhku, tapi sudahlah mungkin itu takdirku.
Sudah beberapa menit Jason tak juga membalas pesan terakhirku. Aku semakin merinding membayangkan apa yang akan terjadi setelah ini.
Dan saat aku masih sibuk mempertanyakan nasibku, Dave kembali ke kamar dengan tubuh penuh peluh, dia tersenyum ramah padaku.
"Hi, kau sudah bangun?"
"Dave, bisakah aku pulang sekarang?" Hanya itu yang kupikirkan, dan aku tak tahan menanyakannya pada Dave, agar dia mau melepaskanku.
Dave nampak mengernyitkan keningnya kemudian menghampiriku. Aku menjadi sibuk menutupi tubuhku dengan selimut.
Dave tertawa melihatku kerepotan seperti itu, "Sudah kubilang, jangan memakai pakaian yang kau merasa tak nyaman memakainya." Tawanya masih terua mengikuti kata-katanya, gigi-gigi putih berderet rapi dengan taring yang runcing membuatku terpesona, Dave memang tampan. Ah, tapi akan sangat repot main-main dengannya. Aku calon istri orang dan Dave bukan pria yang akan menerima begitu saja jika dirinya dipermainkan.
Aku sudah melihat sendiri bagaimana Dave saat marah. Oh, itu sungguh sama mengerikannya dengan Jason, meski aku tau Dave lebih baik dari Jason. Lebih segalanya.
Aku mendengus kesal mendengar tawanya yang tak habis-habis meledekku. Aku kurang sopan apa lagi? Aku sudah bertanya dengan baik dan kini berakhir menjadi bahan tertawaannya.
"Hanya ada baju ini yang bisa kupakai Dave!" Aku memukulinya dengan bantal. Entah sejak kapan kami menjadi akrab. Tapi sekarang ini aku mencoba serius namun dia tak pernah serius. Ah ini sungguh menyebalkan.
"Oke, bersihkan dirimu dan kita akan beli baju." Ucap Dave santai.
"Tapi aku ingin pulang, kau tidak tau bagaimana aku bisa mati jika tidak pulang sekarang?" Airmata ku mendadak tak lagi bisa di kontrol. Ini seperti adegan drama yang aku sendiri tak tau bagaimana endingnya. Aku benar-benar takut Jason mengetahui keberadaanku, dan dia akan melakukan apapun yang dia mau, termasuk menyakiti Dave.
Bagus, dan aku memikirkan nasib Dave juga sekarang.
Aku menghela nafas panjang, Dave tiba-tiba memelukku. Kali ini lebih erat dari pelukannya semalam.
"Kau tidak ingin menceritakan apapun kepadaku." Dave berbisik ditelingaku.
Ada gemuruh hebat didalam dada yang tidak dapat kubendung, ada rasa nyaman, rasa ingin menumpahkan semua, rasa ingin berbagi beban, namun aku takut. Aku takut Dave menjadi bagian masalah ini. Aku tau benar siapa Jason, dan satu lagi-- aku takut Dave tidak lagi mau dekat denganku setelah tau semuanya.
Aku ini sebenarnya bagaimana? Di satu sisi aku mati-matian mempertahankan Jason, dan ingin Dave pergi jauh dari hidupku, di sisi lain aku merasa nyaman dengan perlindungan dan kelembutan yang Dave berikan padaku. Katakan jika aku wanita serakah, aku menerimanya tanpa membantah.
💌 TBC..
Nyelesein part ini dengan susah payah, sinyal lagi gak oke, tiap kali saving selalu ngadat. Maaf-maaf ya kalo feel nya gak dapet, mood udah buyar duluan karna sinyal..Jangan lupa voooteeee... tengkyu ^^
![](https://img.wattpad.com/cover/92317382-288-k408791.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Run The Night (COMPLETED)
Romance[RANDOM PRIVATE REPUBLISH SETELAH TGL 19] "Tuhan, jangan tahan aku jadi jalang!" Susah payah aku melepaskan diri dari friendzone William, kini aku mendapati diriku kembali terpuruk pada laki-laki lain yang ternyata tak lebih baik darinya. Hubungan...