#Episode III

12.7K 2.1K 244
                                    


Semalaman suntuk Ahrin terus memegangi foto yang dia dapat di depan teras rumahnya itu. Bahkan sampai pagi ini, gadis itu masih terus memandangi fotonya.

Pikirannya jadi semakin berputar saat dia mencoba mencocokkan bayi yang ada dalam foto itu dan fotonya saat bayi.

Entah matanya yang salah, atau itu memang benar-benar bayi yang sama. Moon Ahrin.

Pagi ini Ahrin hanya duduk di kursinya, membiarkan jendela di sampingnya terbuka lebar sementara angin berhembus meniup rambut panjangnya yang terurai.

Awalnya, dia ingin sekali bertanya pada sang ibu. Tapi Ahrin kenal betul ibunya. Dan kemungkinan, Ahrin akan kehilangan foto yang ada di...

Fyuh.

Mata Ahrin langsung terbelalak. Spontan gadis itu berdiri sementara dia mencoba menangkap kertas foto yang melayang terbawa hembusan angin.

''Sial!'' Gadis itu merutuk sambil menghentakkan kakinya keras.

Dapat Ahrin liat perlahan foto itu terbang menjauh hingga akhirnya jarak pandangannya tidak bisa melihat keberadaan foto itu.

Bergegas Ahrin melangkahkan kakinya keluar dari bangkunya, membuat Sejeong yang duduk tak jauh darinya keheranan.

''Ahrin, mau kemana?'' tanya Sejeong yang baru saja mau menghampiri Ahrin.

Ahrin ingin sekali bercerita, apalagi Sejeong itu sahabatnya. Hanya saja untuk yang kali ini-

''Aku mau ke toilet sebentar!''

-Ahrin harus berbohong dan menyimpan rahasia itu rapat-rapat.

***

Ahrin sudah mencari foto itu dua kali, saat istirahat pertama dan kedua. Tapi hasilnya tetap sama, tidak ada.

Gadis itu hanya bisa merutuk di bangkunya karena foto itu.

''Ahrin, belum mau pulang?''

Suara Sejeong membuat Ahrin menoleh ke kanan. Sambil membereskan buku-bukunya, Ahrin menggelengkan kepalanya kecil.

''Aku mau memberi makan Kuppuru*, sekalian mau mencari sesuatu yang kuhilangkan,'' balas Ahrin. ''Mau ikut?''

(kuppuru*: kucing hitam)

''Hari ini Kakak memintaku untuk pulang cepat. Maaf ya, Rin, mungkin lain kali.''

Ahrin tersenyum kecil sambil menganggukkan kepalanya.

''Gwaenchana. Aku duluan kalau begitu,'' katanya lagi sambil berjalan keluar dari kelas. Sambil menuruni tangga, Ahrin sempat bersiul pelan. Jari-jarinya bergerak kaleng mengetuk makanan kucing yang dia beli.

Gadis itu masih sibuk dengan makanan kucing yang ada di tangannya sampai seseorang memanggilnya.

''Moon Ahrin!''

''E-eh... iya?''

Begitu Ahrin berbalik ke belakang, dia mendapati seorang laki-laki dengan seragam tim basket warna putih tengah berlari ke arahnya.

''Taehyung?''

''Sudah mau pulang?'' Laki-laki itu tersenyum pada Ahrin sementara kakinya berhenti tepat di depan Ahrin.

Ahrin menggelengkan kepalanya sambil tertawa. Kali ini gadis itu memperlihatkan kaleng makanan kucing pada Taehyung. ''Aku mau ke taman.''

''Kucing waktu itu lagi ya?''

''Um.''

''Sudah beri dia nama?''

''Kuppuru.''

The Prodigy ♤ (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang