#Episode XIX

5.9K 1.1K 266
                                    

Taehyung masih sibuk menyambungkan kabel demi kabel ke rakitan karyanya.

Di sisi lain Jimin masih sibuk dengan komputernya. Jimin kemudian memutar kursinya dan memerhatikan Taehyung.

''Kukira kau hanya pintar dalam bermain basket, Tae,'' kata Jimin dengan tangannya yang kini melipat di depan dadanya. ''Kapan kau belajar soal merakit bom menggunakan ponsel?''

Taehyung dengan cepat mengangkat bahu. Kepalanya berbalik untuk memandangi Jimin sementara jari telunjuknya mengetuk keningnya.

''Aku tidak tahu. Semuanya seakan sudah ada di dalam sini,'' kata Taehyung dengan santainya lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.

''Kurasa V banyak belajar di saat kau tertidur.''

''Sesuatu yang berbahaya.''

''Tepat.''

Taehyung tertawa kecil sebelum akhirnya menghela napas melihat rakitannya yang sudah selesai. Laki-laki itu kemudian berdiri, mengambil sebuah kotak aluminium ada di dekat meja Jimin.

''Oh, ya, Jim.'' Taehyung mengalihkan kepalanya ke arah Jimin. ''Bagaimana dengan Ahrin?''

Jimin terdiam untuk beberapa saat. Matanya berbalik menatap Taehyung.

''Dia baik-baik saja.''

''Benarkah?''

''V tidak akan mendekatinya,'' tambah Jimin lagi, yang membuat Taehyung langsung mengangguk.

Oh, tentu saja itu benar. Karena sosok V ada di sini sekarang. Bersama dengan Jimin dan jauh dari Ahrin.

Dia jelas saja lega karena tindakan yang dia ambil secara tidak langsung membuat Ahrin aman.

Tapi di sisi lain, tindakannya ini mengartikan kalau dia dan Ahrin semakin jauh sekarang.

Setelah masalah ini selesai, kau harus membiarkanku minta maaf pada Ahrin, V. Taehyung membatin pada dirinya sendiri.

''Aku sudah selesai.'' Jimin langsung meregangkan tangannya begitu pekerjaannya selesai.

''Apa membobol data kepolisian semudah itu?'' tanya Taehyung.

''Untukku sih begitu,'' jawab Jimin di sela tawanya. Kembali dia memutar kursinya agar bisa berhadapan dengan Taehyung lalu balik bertanya.

''Siapa yang akan mengantar hadiah untuk mereka?''

''Kau bisa bawa motor kan, Jim?''

''Tentu saja.''

''Memangnya kakimu sam...''

''Hei, kau pikir aku sependek apa?'' Spontan Jimin langsung menggerutu. Laki-laki itu kemudian berdiri dari kursinya, melangkah mendekati Taehyung dan berdiri berhadapan.

''Aku sudah lebih tinggi sekarang. Jadi berhenti menganggapku pendek,'' ketus Jimin. Dia kemudian mengambil kunci motor yang ada di atas meja dan berjalan keluar dari kamar.

Oh, ralat. Kamar ini sudah berubah ajdi ruang rahasia mereka.

''Kau yang akan pergi mengantar ini, Jim?'' tanya Taehyung selagi dia mengangkat kotak aluminium yang sudah dia isi dengan rakitan hadiah yang dia buat tadi.

Sambil mendengus, Jimin mengangguk.

''Akan kubuktikan kalau aku tidak sependek yang kau kira,'' katanya sedikit tajam. ''Bawakan ke motor rakitannya, Tae.''

Dan dalam hitungan detik, Jimin sudah menghilang dari pandangan Taehyung.

Melihat tingkah Jimin jelas membuat Taehyung tidak bisa menahan tawanya.

The Prodigy ♤ (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang