#Episode IX

8.3K 1.5K 408
                                    


Taehyung mencoba menghangatkan tubuh kecilnya dengan kedua lengannya. Anak kecil itu merengkuh tubuhnya sendiri dengan gigi yang gemeretak. Dia menggigil.

Itu tidak mungkin Kakek.

Pasti bukan Kakek.

Perlahan matanya kembali melembab. Tetes demi tetes kristal bening mulai meluncur ke pipinya.

Itu bukan Kakek.

Orang itu hanya menyamar jadi Kakek.

Gambaran wajah sang kakek masih bisa Taehyung ingat dengan benar. Bahkan kata-kata yang diucapkan pria berambut putih itu masih terngiang di dalam kepala Taehyung.

''Pastikan tidak ada bukti yang ditemukan.''

''Dua pengacau itu memang seharusnya mati.''

''Aku bahkan bersyukur tidak perlu mengotori tanganku sendiri.''

''KAKEK!''

Taehyung akhirnya menjerit. Suara jeritannya sukses membuat seisi rumah langsung mendobrak pintu kamarnya.

''Taehyung... kau kenapa?''

Begitu masuk, Nyonya Kim langsung merangkul Taehyung. Seketika Taehyung pun berhenti menarik rambutnya dan menangis keras.

''Itu bukan Kakek! Kakek tidak jahat! Kakek orang baik!''

Hanya itu yang bisa Taehyung teriakkan dalam rangkulan ibunya. Semuanya tidak mengerti, bahkan sang kakek yang tengah berdiri di depan pintu tidak mengerti. Taehyung terus berteriak histeris dalam isakannya. Pelukan Nyonya Kim bahkan tak bisa menghentikan tangisannya.

Bisa Taehyung rasakan pipinya yang sudah seperti diguyur air. Kepalanya teralih ke arah cermin yang tertempel di dekat tembok.

Tebakannya benar. Wajahnya benar-benar basah.

Taehyung mencoba melihat pantulan dirinya yang tengah menangis di balik cermin. Suaranya berubah parau. Ada beberapa kali Taehyung memejamkan matanya, mengembang kempiskan hidungnya sebelum akhirnya dia diam sesaat.

Baru sebentar Taehyung terdiam, tiba-tiba dia melihat ada sesuatu yang aneh dari pantulan dirinya di cermin.

Itu dia. Taehyung yakin itu. Tidak ada yang berubah dari wajahnya. Satu-satunya yang berubah adalah, bagaimana Taehyung melihat pantulannya seakan berbicara padanya.

''Taehyung, Kakek memang jahat.''

''HENTIKAN!''

Taehyung langsung meluruskan punggungnya dengan matanya yang terbelalak. Tubuhnya berkeringat deras.

''Mimpi itu lagi?'' Tangannya bergerak memijat pelipisnya sendiri, berharap bisa menenangkan sedikit pikirannya serta kepalanya yang terasa begitu berat.

Untuk beberapa saat Taehyung mengatur pernapasannya, menghela napas dan menghembuskannya perlahan sebelum matanya mencoba memandangi sekitarnya.

''Aku... di rumah?''

Kepala laki-laki itu langsung menunduk. Benar saja, ini tempat tidurnya. Kamarnya.

Dia sudah berada di rumah.

''Bukannya tadi aku tengah makan siang bersama Ahrin?'' tanyanya pada diri sendiri.

Seharusnya dia ada di restoran, bukannya di kamar. Tadi dia bersama Ahrin. Sekarang kemana gadis itu? Taehyung berani jamin kalau Ahrin bukan tipikal gadis yang suka pergi dan kabur begitu saja. Ahrin terlalu baik untuk jadi sosok seperti itu.

Kali ini pandangan Taehyung beralih pada tangannya sendiri. Matanya memandang nanar kedua telapak tangannya, kemudian dia bergumam.

''Apa ini ulahmu lagi, V?''


The Prodigy ♤ (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang