7. Lembar II

2.1K 172 18
                                    

Disclaimer©Masashi Kishimoto

Guardian©Angels0410

Malam ini Hinata termenung di sudut kamarnya, berjongkok sambil terus menangis. Terus meratapi apa yang terjadi di kehidupannya sambil terus mendengar kegaduhan yang terjadi. Dua orang yang selalu dia hormati dan ia sayangi yang kini tengah saling memaki.

"Kalian semua brengsek Hyuuga!" Hinata menegang mendengar suara teriakan itu, "Setelah apa yang kami lakukan pada kalian, ini kah balasannya?!"

"Jaga ucapanmu Itachi!" Balas Neji.

"Dimana Hinata! Katakan dimana dia!"

Mendengar namanya disebut, Hinata memeluk lututnya semakin erat dalam ketakutannya.

"Untuk apa kau mencarinya?" Tanya Neji.

"Dialah pembunuhnya! Adikmu itu yang telah membunuh Sasuke."

Hinata semakin menangis.

"Diam kau Itachi!" Terikan Neji semakin keras.

"Mulai saat ini kami memutuskan semua hubungan yang ada diantara Uchiha dan Hyuuga." Ucapan itu penuh kesungguhan dan keseriusan. "Dasar PEMBUNUH."

"PEMBUNUH..."

Hinata menggeleng dalam tangisnya.

"PEMBUNUH..."

"PEMBUNUH..."

"Ti-Tidak!" Teriak Hinata.

Hinata terbangun dengan nafas memburu, keringat dingin mengucur deras di kening, kejadian itu kembali memasuki alam bawah sadarnya. "Bu-Bukan a-aku hiks... yang membunuh Sasuke-kun..." Ucap Hinata semakin sedih dan lirih. "A-Aku tidak mem hiks membu-bunuhnya."

Berulang kali Hinata ucapkan kalimat itu, "A-Aku tidak membunuh Sasuke-kun." Semakin dalam rasa sakit yang ia rasakan. Membuatnya terus menangis cukup lama dan tertidur karena lelah.

-o0o0o-

Kediaman keluarga Sabaku terlihat sangat tenang dan gelap. Lampu di beberapa ruangan pun sudah padam dan jam yang menunjukkan pukul dua dini hari. Tapi masih ada mobil yang baru memasuki halaman rumah Sabaku. Setelah memarkirkan mobil ditempatnya, orang tersebut keluar dari mobil dan memasuki rumah. Dengan langkah pelan ia melewati ruang tengah.

"Gaara dari mana saja kau?"

Sebuah pertanyaan memberhentikan langkah orang yang baru saja memasuki rumah -Gaara. Gaara menoleh ke sumber suara dan melihat Temari sedang duduk di salah satu sofa ruang tengah. "Temari apa yang kau lakukan?" Bukannya menjawab pertanyaan Temari, Gaara malah balik bertanya.

"Sopan sekali adikku yang satu ini." Sindir Temari, tapi dia tidak terlalu mempermasalahkannya karna Gaara memang seperti itu. "Aku menunggumu pulang."

Wajah Gaara menyiratkan kebingungan, "Ada apa?"

"Duduklah. Ada yang ingin kubicarakan." Dalam remangnya pencahayaan di ruangan itu, Temari seperti ingin membicarakan hal penting. Nada suara Temari menegaskan hal itu dan Gaara pun mengetahuinya. Tanpa berlama-lama Gaara langsung saja duduk berhadapan dengan Temari. "Katakan." Ucap Gaara.

"Apa kau dengan Hinata sedang bermasalah?" Temari memandang Gaara dengan penuh intimidasi, agar Gaara mau menjawab pertanyaannya.

Gaara menghembuskan napas lelah, "Bisa bicarakan ini besok saja?"

Guardian (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang