14 Rasa Takut

2K 154 86
                                    


Disclaimer©Masashi Kishimoto
Guardian©Angels0410

"Hahaha... dia tidak akan membuka matanya." Ucap orang yang memangku Hinata.

"Kaa-san pasti bangun. hiks... hiks..." Ucapnya dengan nada takut.

Tiba-tiba sebuah jambakan Hinata rasakan. Terasa perih pada kulit kepalanya dan ngilu pada lehernya, karna dipaksa untuk menengok ke atas. "Kau buta! Dia takkan bangun. Hahaha." Kembali orang itu tertawa.

"Kaa-san pas-pasti bangun. Tou-san akan menyelamatkan kaa-san dan aku." Ucap Hinata dengan pandangan penuh keyakinan, harapan dan emosi.

Ketika pandang mereka saling beradu, air mata Hinata pun mengalir. Harapannya bagai hancur seketika. Dadanya sesak hingga ia tidak sanggup untuk menarik napas lagi

-0O0-

Keadaan Gaara sangat kacau saat ini, pakaiannya terlihat kusut dan berantakan, wajahnya terlihat lelah karena menunggui Hinata di depan pintu ruang gawat darurat.

Di dalam sana Hinata sedang menahan sakit dengan para dokter berjuang untuk menyelamatkan nyawanya.

Ruang tunggu gawat darurat terasa dingin dan sepi, dimana hanya ada Gaara seorang diri yang menunggui kabar Hinata. Dengan penuh kesabaran Gaara terus memandang pintu di hadapannya.

Gaara sudah memberitau mengenai kejadian ini pada keluarga Hyuuga, tapi belum ada satupun dari keluarga Hyuuga yang datang.

Telah lama menunggu, akhirnya dokter dan perawat yang menolong Hinata keluar.

Gaara berdiri dan menghampiri dokter itu, masih dengan wajah datarnya. "Bagaimana keadaannya?"

Dokter yang baru saja keluar dari ruangan Hinata, menatap aneh pada Gaara. Tidak biasanya seorang suami yang hampir kehilangan istrinya, masih bersikap biasa saja. "Dia telah lewat dari masa kritisnya, namun mengingat riwayat sakit Hinata, anda harus lebih berhati-hati. Dan mungkin saja trauma lamanya dapat muncul kembali." Penjelasan dokter.

"Hn." Ucap Gaara acuh, "bisa saya melihatnya?"

Dokter itu hanya mengangguk, "silakan."

Gaara melewati dokter itu masih dengan wajah angkuhnya dan sama sekali tidak mengucapkan terima kasih.

Sedangkan Dokter itu tidak ambil pusing walau ia sendiri merasa jengkel dengan sikap suami pasiennya itu. Ia menjauhi ruangan Hinata, namun kemudian langkahnya terhenti, melihat ke arah seorang perawat. "Kanata." Panggil dokter itu pada perawat yang sedang sibuk menulis sebuah papan status pasien.

"Ya dokter." Menyahut panggilan dokter tadi.

"Status atas nama Hinata, apa ada padamu?" Tanya dokter.
Pasien itu memeriksa satu persatu papan status yang ada padanya, "Maaf dokter, sepertinya masih ada di dalam." Jawab perawat itu sambil melihat ruangan Hinata. "Apa perlu saya ambilkan sekarang, dok?"

"Tidak perlu, biar saya sendiri." Ucap dokter itu pelan.

Dokter yang tidak tidak diketahui namanya oleh Gaara itu, membuka pintu ruangan Hinata dengan pelan. Namun gerakan membuka itu, terhenti.

Guardian (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang