5. Perusahaan

2.3K 185 5
                                    

Disclaimer©Masashi Kishimoto

Guardian©Angels0410

Hinata terbangun dari tidurnya, perasaannya terasa sangat ringan berbeda dengan hari-hari sebelum. Apa secepat ini Hinata merasakan kenyamanan dari seorang Gaara yang baru saja dikenalnya?

Ketika hendak turun dari tempat tidur, pandangan Hinata terhenti pada benda di atas nakas. Dengan langkah pelan Hinata berdiri di depan nakas itu dan mengambil benda di atasnya. "Apa belum cukup yang kalian lakukan?" Hinata berucap pada sebuah bingkai foto yang tadi diambilnya dari atas nakas.

Sebuah langkah kaki terdengar mendekati Hinata, "Hinata." Namun Hinata tak mendengar namanya disebut. Hingga sebuah tangan menyentuh bahu Hinata dan menyadarkannya. Dengan gerakan cepat Hinata berputar ke arah pelaku. "Ga-Gaara..."

"Tidak perlu setakut itu." Ucap Gaara saat melihat raut wajah Hinata.

Hinata menggeleng dengan cepat, "Bukan."

Gaara hanya menatap Hinata lekat, "Lalu?"

"A-Aku hanya terkejut." Ucap Hinata sambil menunduk, "A-aku kira ada orang lain."

Gaara mendekati Hinata dan mengangkat wajah Hinata, membuat tatapan mereka saling beradu. "Jangan menunduk ketika bicara."

Hinata menatap mata itu, mata jade yang kini menatapnya tajam namun meneduhkan di saat bersamaan. Pemikiran Hinata bagai hanya tertuju pada mata itu, 'Cantik.'

Gaara kemudian menjauh dari Hinata, "Persiapkan barang-barang yang akan kau bawa. Kita akan pulang sekarang."

"Se-sekarang?" Tanya Hinata.

Langkah Gaara terhenti untuk menoleh melihat Hinata yang masih dengan posisi yang sama, "Ya."

-0o0o0-

Ada yang berbeda dari tingkah Gaara yang menurut Hinata tidak seperti biasanya. Akan tetapi cukupkah dalam hitungan hari Hinata dapat mengenal pria itu secara keseluruhan, tidak mungkin.

Sarapan pagi ini hanya ada Gaara dan Hinata. Orang-orang yang menjadi penghuni rumah ini sudah pergi sejak pagi-pagi sekali. Ayahnya harus mengurusi masalah perusahaan, Neji harus mengurusi urusannya dan Hanabi yang sudah berangkat sekolah. Walaupun Neji seorang mahasiswa tingkat akhir jurusan psikologi, namun ia juga seorang CEO di perusahaan ayahnya.

"Ga-Gaara..." Panggilan Hinata tidak digubris oleh Gaara. Mencoba memanggil sekali lagi dengan nada yang lebih keras, "Gaara..."

Jantung Hinata berdetak kencang ketika mata itu menatap kearahnya secara tiba-tiba. Wajah Gaara tampak tidak senang melihat Hinata dan itu membuat Hinata tidak berani untuk berbicara dan memandang makanannya.

"Tenang dan habiskan makananmu." Gaara hanya memandang sekilas dan kembali melanjutkan sarapannya.

Hinata menurut dengan perintah Gaara, lebih tepatnya Hinata takut melihat Gaara. Bagi Hinata, Gaara yang ada dihadapannya bukanlah Gaara yang kemarin malam memeluknya dan menenangkan hatinya. Gaara yang berada di hadapannya sekarang, adalah Gaara yang dingin.

-0o0o0-

Hinata kini memandangi sebuah tangga dengan kedua tangan memegangi dua koper ukuran besar. Pandangannya tertuju pada ujung tangga yang jauh. Matanya melirik dua koper yang berada di sebelah kiri dan kanan tubuhnya. Tidak mungkin bisa membawa dua koper tersebut sekaligus.

Dengan langkah pelan Hinata menuruni anak tangga rumahnya dan membawa sebuah koper dengan susah payah. Hinata ingin meminta bantuan, tapi tidak ada orang lain selain Gaara. Dan saat ini Gaara pun sedang di luar rumah sibuk dengan sebuah panggilan masuk.

Guardian (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang