Pagi ini kehebohan datang dari awak media. Berita mengenai kehamilan istri Gaara menjadi topik utama yang dibicarakan seluruh orang. Mereka menjadi sangat penasaran karna wajah Hinata sampai sekarang tidak pernah terekspos ke publik.
Kini pun keluarga Sabaku dan Hyuuga heboh dibuatnya. Mereka tanpa diundang mendatangi kediaman Gaara dan Hinata.
Membawa segala pernak-pernik sebagai hadiah kehamilan Hinata. Ada juga temen-teman dekat Hinata yang datang, seperti Ino dan Sai.
"Kalian harusnya tidak perlu membawakan hadiah." Ucap Hinata yang berjalan membawa minuman dari dapur ke ruang tamu.
Semua orang mengalihkan perhatian pada Hinata. "ASTAGA HINATA, tidak perlu repot-repot. Biar aku bawakan." Ucap Ino sambil membantu Hinata.
Hinata memberikan nampan berisi air minum dingin kepada Ino.
"Tidak. Kau harus lebih santai dan banyak beristirahat." Kali ini suara Temari yang menasehati.
Gaara menarik Hinata pelan, agar duduk di sampingnya. "Dia sangat keras kepala, hampir saja kemarin kami kehilangan jagoanku.'' Tutur Gaara sambil mengelus perut Hinata. Membuat Hinata malu dengan tingkah Gaara yang tidak biasa.
Semua orang tiba-tiba berhenti berbicara dan malah melirik Gaara bingung.
"Kau Gaara kan?" Tanya Kankuro dengan wajah tidak percaya dengan apa yang kini ia lihat.
Gaara menegakkan tubuhnya, memandang datar, "Cih." Hanya itu balasan Gaara, namun itu membuat Hinata tertawa.
Melihat Hinata yang tertawa, Gaara jadi ingin menjahilinya. "Cup. Kau manis saat tertawa."
Tawa itu menghilang diganti dengan wajah syok yang memerah. Gaara baru saja menciumnya di bibir, dihadapan semua orang.
"Astaga aku iri...." Ucap Ino tak tertahan. "Kapan kau akan melamarku Sai?"
Sai hanya tersenyum tak menjawab.
"Menyebalkan." Ucap Ino kembali.
Seketika orang-orang tertawa melihat Ino dan Sai. Dibilang pacaran tidak, dibilang bukan pacaran tapi selalu nempel-nempel.
Tidak lama obrolan mengalir ke banyak topik, hingga terhenti ketika seseorang memencet bel.
"Siapa?" tanya Temari pada Gaara.
Gaara berdiri menuju pintu, "ntahlah."
Suara heboh terdengar dari ruangan depan, "Nee-chaaannnn"
Ternyata Hanabi dan Neji datang mengunjungi mereka.
"Hanabi?" Ucap Hinata setelah menerima pelukan dadakan dari adik kesayangannya itu.
"Nee-chan kenapa tidak memberitau tentang kehamilan Neechan, malah aku tau dari berita di tv." Cerocos Hanabi panjang, tanpa melepas pelukannya.
Neji menepuk pundak Hanabi pelan, "Biarkan Hinata duduk Hanabi."
"Oh iya." Hanabi melepas pelukannya. "Loh loh para neechan juga ada di sini. Ishhh... Hanabi tidak dikabarin jadi gini, terakhir datang." Sungut Hanabi.
"Hahaha... Kami tidak dikabarin Hanabi. Kami juga tau dari berita." Balas Temari.
Ino mangut-mangut, "Kau tau, Hinata sudah menjadi tranding topik seantero wilayah Konoha dan Suna."
Mereka duduk dengan tenang, mengisi kursi yang masih terlihat kosong, "Jadi bagaimana keponakanku?" Tanya Neji.
Hinata mengelus perutnya, entah kenapa setiap ada yang bertanya mengenai anaknya, dia akan otomatis mengelus perutnya. "Dia baik niichan, walau kata dokter masih sedikit lemah."

KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian (END)
FanfictionHinata terpaksa menjalani kehidupannya bersama Gaara. Kehidupannya tidaklah mudah, banyak permasalahan yang terjadi, banyak teror yang bermunculan. Pembunuhan dan kematian orang - orang disekitarnya. Seorang Gaara yang terkenal kejam dan tidak mempe...