Masih FlashBack On
Hampir 8 tahun berlalu Hizashi benar-benar tidak terlihat. Seiring perjalanan waktu keluarga Hiashi menjadi orang terpandang di wilayahnya. Menjadi pusat dari standart kehidupan yang bersahaja di tengah-tengah masyarakat modern. Memiliki tiga orang anak, Neji, Hinata, Hanabi adalah kebanggaan Hiashi.
Lalu sampai peristiwa besar itu terjadi. Peristiwa penculikan Hinata dan terbunuhnya kedua orang tuanya yakni Hiashi dan Hitomi.
Seperti biasa, keluarga Hiashi akan berakhir pekan bersama menikmati family time. Akhir pekan mereka melakukan perjalanan ke taman hiburan terbesar di kota lain.
Saat itulah Hinata kecil diculik dan disiksa. Ibu Hinata harus mati di depan mata Hinata, lalu dia kehilangan kedua bola matanya. Itu adalah tragedi mengerikan yang terjadi pada Hinata.
Hiashi memang datang ketempat itu, namun semuanya sudah terlambat. Di sana Hiashi melihat istrinya berlumuran darah dan sama sekali tidak bergerak. Dan putrinya yang menangis lalu tidak sadarkan diri kemudian.
"Kenapa harus sejauh ini?" Tanya Hiashi dengan sangat dalam penuh akan kemarahan dan kesedihan.
Hizashi duduk dengan tenang sambil memangku Hinata yang tidak sadar. Dia lalu mengangkat Hinata dengan memegang bagian belakang gaunnya, seperti membawa tentengan yang ringan.
"Semua salahmu dan anak ini. Kalian merusak masa depanku. Kalian merusak semuanya." Balas Hizashi dingin.
"DIA TIDAK SALAH HIZASHI. DIA HANYA ANAK-ANAK DAN SAAT ITU DIA BAHKAN HANYA BERBENTUK CALON BAYI." Teriak Hiashi.
"Lalu kenapa tidak digugurkan saja saat itu? Hah?!" Tanya Hizashi marah.
Hiashi menggeram, "Kau tau Hitomi sangat berhati baik. Dia tidak mungkin membunuh yang tidak bersalah, bahkan untuk membunuh hewan pun dia tidak tega. Bagaimana kau mengharapkan dia membunuh anaknya sendiri. KAU GILA?!" Balas Hiashi.
Hizashi masih berwajah datar seperti tidak merasa bersalah. Ia malah memain-mainkan tubuh kecil Hinata seolah-olah akan melempar tubuh itu ke dinding.
"Jangan coba-coba kau melukainya lagi Hizashi. Kau tidak memakai hatimu hah?!"
Tiba-tiba Hizashi tertawa dengan nada mengejek, "Hati? Aku sudah membuangnya jauh saat kalian terus menari-nari di atas deritaku."
"Hizashi cobalah pahami. Hitomi pun menderita karna klannya membuangnya. Kau pun melakukan yang sama padanya. Aku melakukan hal yang salah, tapi pernahkah kau berpikir bagaimana dengan perasaan Hitomi." Tanya Hiashi dengan serius.
"Jangan membual." Balasnya.
"Setiap saat dia menangisimu. Berharap kau mau berbaikan dengannya dan kembali menjadi Hizashi yang baik. Dia bercerita kepada anak-anak bahwa kau adalah orang yang baik. Tidak pernah dia menjelekkanmu. Setiap saat dia menangisi kesalahannya. Mengertilah Hizashi." Jelas Hiashi.
Dan memang itulah yang terjadi.
"Terlambat. Dia sudah tidak ada di sini. Dia lebih memilih menolong anak ini daripada menolongku." Balas Hizashi.
"Hizashi." Kata Hiashi
"Aku terluka tapi tidak ada yang mengerti denganku. Aku mencoba berdamai tapi rasanya sangat sakit di sini." Hiashi menunjukkan tepat di jantungnya, "Kau tau perasaan sesak hingga membuatmu frustasi dan ingin bunuh diri? AKU MERASAKAN ITU!!"
Hiashi malah semakin merasa jauh. Merasa tidak dapat menolong adik kembarnya. Wajah mereka memang sama tapi hati mereka jelas berbeda. Dari dulu Hizashi memang sangat perhatian pada sekelilingnya dan lembut pada orang lain walaupun sedikit nakal. Tapi Hizashi adalah sosok yang baik. Dirinya dan Hitomi tau itu, maka oleh karena itu mereka membiarkan Hizashi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian (END)
FanfictionHinata terpaksa menjalani kehidupannya bersama Gaara. Kehidupannya tidaklah mudah, banyak permasalahan yang terjadi, banyak teror yang bermunculan. Pembunuhan dan kematian orang - orang disekitarnya. Seorang Gaara yang terkenal kejam dan tidak mempe...