Setelah kejadian pada Hinata, Gaara memutuskan untuk menemani Hinata selama seminggu. Melupakan sedikit masalah perusahaan dan hanya berfokus pada Hinata.
Usulan dari Temari untuk berlibur diterima oleh Gaara, bermaksud menenangkan Hinata yang masih ketakutan jika ditinggal oleh dirinya.
Saat ini kaki Hinata menginjak pasir putih yang sedikit basah, mengirim rasa dingin pada telapak kaki yang tidak beralas apapun. Hembusan angin juga menerpa tubuhnya yang hanya dibalut kaus putih dengan celana pendek diatas lutut. Rambut indigonya diikat asal membentuk cepolan tinggi.
Matahari yang masih belum menunjukkan warnanya tidak membuat Hinata takut. Karena di sampingnya ada Gaara yang menggenggam tangannya erat.
Pakaian yang dikenakan Gaara pun hampir sama dengan milik Hinata. Kaos putih dan celana pendek santai. Yup, mereka memakai baju pasangan.
Bagaimana bisa? Bukannya Gaara terlalu kaku untuk hal seperti itu?
Ini semua atas paksaan Temari. Untuk liburan kali ini Temari banyak membelikan mereka pakaian couple dan memaksa Hinata untuk memakainya selama liburan.
"Apa kau tidak kedinginan?" Tanya Gaara membuka percakapan di antara mereka.
Hinata hanya menggeleng sebagai jawaban. Netranya menatap pantai sepi nan gelap dengan gempuran ombak dihadapannya.
Terlihat banyak hal yang dipikirkan Hinata, tergambar dari kerutan di dahinya. Tapi Gaara sama sekali tidak mau menanyakan pikiran istrinya itu, ia hanya diam dan mengawasinya saja.
"Aku tidak pernah senyaman ini." Tutur Hinata jujur pada Gaara.
"Hm?"
"Gaara," Hinata menghentikan langkahnya, membuat Gaara pun berhenti. "Maaf membuatmu susah karna aku."
Hinata bersuara tegas, tapi tatapan sedih itu sangat jelas terpancar. Ia menggenggam tangan Gaara semakin erat, dan tangan satunya memegang pipi Gaara. "Apa aku salah berharap bahagia?"
"Tidak" Gaara menatap mata Hinata, memegang tangan Hinata yang berada di pipinya.
Hinata melepaskan kedua tangan Gaara, pandangannya kembali ke deburan ombak dan fajar yang mulai terlihat, "Tapi, kenapa aku tidak pernah merasakan itu?"
Gaara heran mendengar Hinata, "Bukannya kau memiliki keluarga yang mendukungmu?"
Pertanyaan Gaara membuat Hinata berpikir ulang, mengingat semua kenangan bersama keluarganya.
Kilas balik #1
Sebuah ingatan saat mereka semua bersama di ruang makan. Ingatan itu masih jelas, dirinya bersama ibu, ayah, Neji dan Hanabi.
Meja makan yang terbuat dri kaca bening dengan lima kursi yang mereka duduki. Di meja itu sudah tersedia makanan yang dimasak oleh ibunya.
Mereka makan bersama, dentingan sendok dan piring terdengar sesekali dari Hanabi dan Hinata. Namun tak mengganggu acara makan mereka sama sekali.
"Kaa-chan, Hinata mau memasak sepelti kaa-chan." Ucap Hinata kecil sesaat setelah mencicipi masakan ibunya.
"Iya, Hanabi jua mau." Kata adik Hinata dengan semangat.
Ibu mereka tersenyum mendengar ucapan kedua putrinya. Kemudian ibu mereka melihat Neji yang hanya diam menghabiskan makanannya. Neji kecil benar-bener mirip dengan Hiashi, suaminya.
"Neji, apa masakan kaa-san tidak enak?" Tanya ibu mereka.
Neji menggeleng dan menjawab dengan lesu, "masakan kaa-san selalu enak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian (END)
FanfictionHinata terpaksa menjalani kehidupannya bersama Gaara. Kehidupannya tidaklah mudah, banyak permasalahan yang terjadi, banyak teror yang bermunculan. Pembunuhan dan kematian orang - orang disekitarnya. Seorang Gaara yang terkenal kejam dan tidak mempe...