9 GaaHina

2.2K 186 22
                                    

Disclaimer©Masashi Kishimoto

Guardian©Angels0410

Gaara memeluk Hinata, meredam tangis Hinata yang sudah selesai menceritakan segalanya. Ini benar-benar sangat berat untuk dihadapi oleh seorang Hinata.

"A-Aku be-berusaha mengikutinya, tapi se-selalu gagal." Hinata memeluk Gaara semakin erat, "di-dia se-seakan tak membiarkanku me-mengikutinya. Egois. Hiks hiks..."

Gaara mengelus rambut Hinata, "Aku pun tak akan membiarkan itu."

"Hiks... hiks..." Hinata semakin tenggelam dalam pelukan Gaara, dan menggesekkan wajahnya pada dada Gaara untuk menghapus air matanya. "Hiks...Hiks..."

Gaara membiarkan Hinata terus menangis dalam pelukannya. Ini mungkin cara yang lebih baik, agar Hinata bisa mengurangi sedikit beban dalam Hidupnya. Ia terus mengelus rambut Hinata hingga tak terasa lagi suara tangis dari Hinata selain sesenggukan. Dan ketika dilihat, Hinata sudah tertidur dalam pelukannya.

Gaara menatap kembali pada nisan Sasuke, "Aku akan membahagiakannya." Ucap Gaara dan kemudian pergi meninggalkan tempat itu dengan menggendong Hinata.

-0o0o0-

Jamuan makan di kediaman Gaara tampak sangat kaku, hening dan canggung. Saat ini mereka sedang melakukan makan malam, dimana di tempat itu ada Hinata, Gaara, kakak-kakak Gaara, dan tentu saja ayah Gaara.

Walaupun Hinata merasa keadaan ini sama saja dengan yang ada di kediaman rumahnya, tapi ada yang berbeda. Sesaat setelah tadi dirinya memaksa Gaara untuk memakan makanan yang tidak disukai oleh Gaara. Rasanya ia sangat menyesali perbuatannya hingga membuatnya hanya tertunduk.

"Perhatikan saja makanan kalian." Ucap Gaara tidak suka.

Rasanya Hinata ingin pergi dari ruangan itu saja, bisa-bisanya ia membuat Gaara merasa tidak nyaman. Hinata melirik Gaara melalui sudut matanya.

"Hinata segera habiskan makananmu." Tegur Gaara tanpa melihat Hinata, sepertinya Gaara sadar akan tingkah Hinata yang sedari tadi meliriknya.

"Ha'I" Jawab Hinata cepat.

"Kankuro, Temari jangan menatap istriku seperti itu."

Tiba-tiba terdengar suara sendok yang terjatuh dan beradu dengan piring kaca dan menghasilkan bunyi nyaring. Bunyi itu menghentikan kegiatan makan di ruangan itu.

"Ma-Maaf..." Ucap Kankuro sambil menunduk beberapa kali. "Sendoknya tiba-tiba terasa licin." Dalih Kankuro. Dan itu tentu saja bodoh.

Setelahnya mereka melanjutkan makan dengan hening kembali. Tapi berbeda dengan Kankuro dan Temari yang terus melirik kegiatan pasangan suami-istri baru di depan mereka. Menurut keduanya, melihat Gaara yang seperti sekarang lebih menarik dari pada makanan yang ada di depannya. Lihat saja kegiatan pasangan itu.

"Hinata kenapa kamu tak memakan ini?" Tanya Gaara dan menunjukkan sebuah sup yang tak jauh dari mereka.

"I-Itu a-aku sedikit alergi pada u-udang." Ucap Hinata.

Gaara segera menjauhkan makanan itu dari Hinata dan malah memberikan sebuah potongan daging dan meletakkannya pada piring Hinata. "Habiskan semua makananmu."

Hinata merasa malu dengan perhatian Gaara, tapi dibalik itu ia juga merasa sangat senang. Gaara seakan mempedulikannya dengan cara yang manis.

"Ka-Kalau begitu Ga-Gaara-kun juga makan ini." Entah niat menjahili Gaara atau tidak, Hinata menambahkan makanan ketidak sukaan Gaara. "I-Ini sehat untuk Gaara-kun yang berpikir keras." Ucap Hinata dengan gugup karena Gaara yang sempat melotot padanya.

Guardian (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang