24 Tousan

961 78 4
                                    

Lagi dan lagi.
Keluarga Sabaku dan Hyuuga mendapat lampu sorot dari publik. Belum lama kecelakaan Hinata Hyuuga menjadi berita, kini kembali berita baru terangkat ke publik.

Berita persidangan kasus penculikan dan pembunuhan yang sudah lama tidak diingat oleh masyarakat kembali terangkat ke permukaan. Pencari berita berbondong-bondong mencari konfirmasi prihal Hiashi Hyuuga yang menjadi tersangka dan dinyatakan sebagai tahanan kota.

Saat awal pengadilan, pihak Hyuuga dan Sabaku menutup rapat-rapat mengenai persidangan itu. Namun setelah beberapa kali persidangan dilakukan, awak media akhirnya mengetahuinya.

Semua membicarakannya.

"Hinata-sama apa yang anda lakukan?" Tanya Fuu.

Hinata melirik Fuu lalu meletakkan telunjuk pada bibirnya, menyuruh Fuu untuk diam. "Shhh diamlah aku sedang mengambil handphone Gaara."

Fuu melotot. "Hinata-sama itu tidak baik."

Tapi bukannya itu sudah biasa bagi Hinata, mengambil handphone suaminya sembarangan. Namun belakangan ini Gaara dan orang-orang disekitarnya terlalu membatasi geraknya dan ini terlalu berlebihan dipikir Hinata.

Hinata bersidekap, "Aku bosan selama sebulan ini kalian terus melarangku keluar, melarang membuka tv, melarang menyentuh handphone. Sebenarnya ada apa?"

Fuu mulai bingung menjelaskannya pada Hinata. Sejak berita terangkat, Gaara memang membatasi akses Hinata untuk mengetahui dunia luar. Tidak ada Hinata tau bahwa ayahnya kini sudah menjadi tersangka.

"Tidak apa-apa Hinata-sama, hanya saja mengambil barang tanpa ijin pemiliknya, itu tidak baik." Nasehat Fuu.

"Sudah. Ini aku kembalikan. Kalian berdua menyebalkan." Hinata meletakkan handphone tadi ke atas meja, lalu berjalan cepat menuju kamarnya.

"Seperti Hinata-sama marah..." Fuu menghela napas.

Hinata membaringkan dirinya di kamar. Sejenak berfikir tentang semua yang terjadi. Termasuk kejadian saat ayahnya mabuk. Itu sudah sebulan dan Hinata menganggap itu hanya kemarahan biasa, kemarahan saat mabuk dan beban ayahnya yang telah ditinggalkan oleh ibunya. Jadi Hinata tidak menganggap itu masalah besar.

"Apa yang sedang kau lamunkan?" Tanya Gaara.

Hinata melirik suaminya sekilas, lalu berpaling kemudian.

"Ada apa?" Tanya Gaara kembali.

"Apa yang kalian sembunyikan dariku?" Jawab Hinata dengan pertanyaan lainnya.

Hinata menarik kakinya hingga menekuk, kepalanya diletakkan pada dengkul dan tangan melingkar di kakinya. Dengan memandang serius pada Gaara.

Gaara menepuk kepala Hinata pelan. "Tidak ada."

Ditepisnya tangan Gaara pelan, rasanya sangat tidak menyenangkan untuk Hinata. Baginya Gaara adalah orang yang dapat dipercaya, namun kenapa Gaara tidak bisa percaya padanya?

"Apa karna aku pernah gila. Kau menutupi sesuatu dariku?" Tutur Hinata dengan senyum kecut.

Ucapan Hinata membuat Gaara terkejut. Tidak pernah sama sekali terlintas hal itu di kepala Gaara.

"Kalian semua menyembunyikan sesuatu. Bukannya aku istrimu, apa aku tidak pantas mengetahui apapun? Tapi sudahlah, itu hakmu. Aku akan tidur."

Hinata langsung membaringkan dirinya yang tadi duduk. Menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya.

"Berikan aku waktu." Kata Gaara.

Hinata bergerak di balik selimutnya, "Tidak perlu. Mungkin aku memang tidak pantas untuk tempat berbagi atau aku akan menambah beban saja. Sudahlah ayo tidur aku tidak apa-apa." Tuturnya pelan.

Guardian (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang