Soonyoung terus berlari menelusuri jalan setapak di tengah hutan. Terlihat sebuah desa tak jauh dari sana. Desa dimana akhirnya ia bisa bertemu dengan Seokmin.
Orang yang paling ia cintai.
Orang yang mengajarkan Soonyoung bahwa cinta itu sederhana dan penuh pengorbanan.
Ia sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Mingyu yang mau bekerjasama dengannya dan membantunya mempersatukannya dengan Seokmin.
'Semoga Mingyu dapat berbahagia juga bersamanya' batin Soonyoung tulus.
Desa yang ia tuju sudah didepan mata, bahkan ia telah dapat melihat Seokmin yang entah sudah berapa lama menunggunya di bawah palang tempat nama desa itu tertulis.
Ekspresi wajahnyayang awalnya penuh gelisah kini akhirnya menunjukkan kelegaan. Ia pun berlari menuju Soonyoung dan akhirnya mereka berdua berpelukan melepas rindu.
Soonyoung menyembunyikan wajahnya dibahu Seokmin dan terisak.
"Seokminie, aku rindu" katanya dengan sendu.
Seokmin mengelus punggung Soonyoung, menenangkan sambil berbisik lembut 'aku sudah disini' atau 'shh, jangan menangis lagi, Soonyoungie'
Setelah beberapa lama bertahan dalam posisi tersebut akhirnya Soonyoung melepaskan pelukannya dan menatap wajah Seokmin dengan gurat wajah yang lelah. Seokmin tersenyum dan menggenggam tangan Soonyoung.
"Ayo, kita pulang!" ajak Seokmin sambil menuntun Soonyoung berjalan dijalan setapak hingga berhenti didepan rumah yang kecil namun Soonyoung dapat merasakan kehangatan rumah tersebut.
Karena dirumah itu adalah tempat ia dan Seokmin tinggal bersama tanpa gangguan siapapun.
Tanpa gangguan ayahnya yang berusaha memisahkannya dengan Seokminnya.
"Inilah rumah yang akan kita tinggali, memang tidak sebesar dan semewah rumahmu, tetapi rumah inilah yang melihatku tumbuh dari kecil hingga besar!" kata Seokmin dengan rasa sedikit bangga.
"Aku suka rumah ini!" kata Soonyoung dengan senyum lebarnya.
Seokmin pun membalas senyum Soonyoung tak kalah lebarnya lalu membuka kunci pintunya dan membuka pintunya.
"Ayo kita masuk!" Ajaknya dengan semangat. Soonyoung mengangguk dan melangkahkan kakinya kedalam rumah tersebut.
Soonyoung berjalan melihat sekeliling rumah tersebut dan akhirnya memutarkan tubuhnya ke arah Seokmin.
"Seok, aku rasa aku sudah menyukai rumah ini" katanya.
"Kalau begitu, selamat datang dirumah ini, Soonie hyung!" Kata Seokmin dengan senyum hangatnya.
Soonyoung tersenyum senang dan memeluk erat tubuh Seokmin dan berbisik "gomawo"
Mereka berdua pun akhirnya memasak ramyun dan beristirahat sambil memeluk satu sama lain dengan erat, takut kehilangan akan satu sama lain.
Keesokan paginya
"Soonnie, ireona~" panggil Seokmin sambil menggoyangkan pundak Soonyoung yang masih tertidur pulas.
"Lima menit lagi" gumam Soonyoung dengan nada mengantuknya dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
Seokmin tertawa pelan dan mengusap kepala Soonyoung.
"Baiklah, karena akan ada banyak hal yang harus kita kerjakan hari ini"
Seokmin tidak bohong dengan kalimatnya tadi.
Setelah 5 menit Soonyoung kembali tertidur, Seokmin kembali membangunkannya dengan cara menggelitikinya. Lalu, Soonyoung mandi dan memakan sarapan yang sudah di buat oleh Seokmin. Setelah itu, Seokmin mengajak Soonyoung pergi ke kebun. Di perjalanan mereka ke kebun, Soonyoung berkenalan dengan dua pemuda bernama Seungkwan dan Vernon. Mereka berdua langsung akrab karena umur mereka yang hanya selisih dua tahun dari Soonyoung. Setelah mengobrol lama, mereka akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka dan berjanji untuk bertemu sore nanti dirumah Seokmin.
"Soonnie, beri jarak 1 cm dari buahnya sebelum di potong~" kata Seokmin sambil mengajarkan Soonyoung memotong tangerine. Soonyoung hanya mengangguk - anggukan kepalanya tanda mengerti.
"Oh!" Seru Soonyoung.
Seokmin yang sedang memotong tangerine terkejut mendengar Soonyoung berseru dan segera mendekati Soonyoung.
"Ada apa?!"
"Aku berhasil, hehe"
Setelah memetik banyak tangerine, Seokmin dan Soonyoung membawanya ke tempat penimbangan buah dan menjualnya. Lalu mereka pulang dan menemukan Seungkwan dan Vernon sudah berada di depan rumah Seokmin. Mereka pun bercanda dan makan malam bersama.
"Ayo, kita main lagi besok!" Seru Seungkwan di depan pintu.
"Call~"
Mereka berhigh five dan Seungkwan pun menarik Vernon yang sudah terlihat mengantuk untuk pulang.
"Seokmin" panggil Soonyoung kepada Seokmin yang baru saja menutup pintu.
"Aku senang tinggal disini bersamamu"
"Aku juga" balas Seokmin lalu tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's SOONSEOK / SEOKSOON
FanfictionSoonseok drabble stories dengan berbagai macam genre. Warning!! Garing dan Gaje