Uh ini apa?
Soonyoung mengerjapkan kedua matanya, menyesuaikan dengan cahaya yang berada disekelilingnya, ia sedang terduduk di pojok kiri ruangan yang terlihat seperti cafe yang terasa sangat familiar baginya. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling cafe yang memiliki interior retro tersebut, hanya ada dirinya didalam cafe tersebut. Bahkan barista dan pelayan dari cafe tersebut tidak ada. Soonyoung merasa bulu kuduknya berdiri dan cepat-cepat berdiri dari kursinya, ingin cepat pergi dari cafe tersebut. Soonyoung pun berjalan tergesa-gesa sambil melihat lagi sekelilingnya takut melihat makhluk yang seharusnya tidak dapat terlihat olehnya. Tanpa disadarinya, ia menubruk seorang pemuda yang sedang memegang gelas plastik berisi kopi dingin miliknya ditangan kirinya di tangan yang lainnya terlihat sebuah handphone yang menampilkan halaman utama aplikasi menonton video yang terkenal tersebut. Kopi tersebut tumpah dan mengenai sweater putih Soonyoung yang sedang dikenakannya.
"Oh tidak! Maafkan saya yang tidak melihat jalan" kata pemuda tersebut sambil menrogoh kantong celana jeansnya dan mengeluarkan sebuah saputangan lalu diberikannya kepada Soonyoung.
"Ah tidak apa, maafkan saya juga yang sedang terburu-buru" jawab Soonyoung sambil menerima saputangan tersebut dan mencoba menghilangkan noda kopi tersebut dari sweaternya. Namun, tidak terlalu berhasil karena noda yang didapatkannya cukup banyak. Soonyoung menggembungkan pipinya dan menghela napasnya pelan.
"Sekali lagi, maafkan saya, um" kata pemuda tersebut dengan wajahnya yang bingung karena tidak tahu harus memanggil Soonyoung siapa.
"Soonyoung. Nama saya Kwon Soonyoung" kata Soonyoung, memperkenalkan diri.
"Ah iya, Soonyoung ssi saya akan ganti sweatermu sebagai permintaan maaf saya, oh iya, nama saya Lee Seokmin" kata pemuda yang bernama Seokmin tersebut sambil mengulurkan namanya.
"Tidak apa-apa, anda tidak perlu menggantinya" balas Soonyoung sambil menerima jabatan tangan Seokmin.
Mereka berdua pun tersenyum dan debaran jantung Soonyoung meningkat, entah perasaan apa yang muncul padanya ketika melihat senyum Seokmin yang menawan.
Soonyoung melihat Seokmin sedang berbicara, namun ia tidak dapat menangkap apa yang Seokmin bicarakan seakan dirinya tuli, sebaliknya yang ia dapat dengan hanyalah bunyi jam wekernya yang semakin mengeras.
Soonyoung kembali mengerjapkan kedua matanya, ia terbangun dan melihat sekelilingnya. Ia menghela napasnya lega, ia berada di dalam kamarnya dan ia masih menggunakan piyamanya.
'berarti itu hanya mimpi' pikir Soonyoung sambil berjalan menuju kamar mandinya dan berdiri di depan wastafel. Ia mengambil sikat giginya dan membubuhkan pasta gigi diatasnya. Ia melihat pantulan dirinya di cermin sambil menggosok giginya.
'kalau itu hanya mimpi, berarti Seokmin tidak nyata ya' pikir Soonyoung kembali. Ia merasakan getaran kecewa pada dirinya namun memutuskan untuk menghiraukannya. Ia menyudahi acara gosok giginya dan mencuci mukanya.
"Sadarlah Soonyoung, kamu kan masih banyak teman lainnya yang nyata. Kalau pun mimpi itu pertanda pasti nanti jika Seokmin ketemu " gumamnya sambil menepuk-nepuk pipinya lalu membuka piyamanya dan mandi.
Soonyoung yang sekarang sudah rapi dengn hoodie hitam dan celana training hitam sedang menunggu Jihoon yang akan datang menjemputnya. Ia, Jihoon dan Seungkwan mempunyai agenda pagi yaitu sarapan bersama di cafe dekat apartemen Soonyoung dan setiap pagi, salah satu dari Jihoon dan Seungkwan akan datang menjemputnya. Terkesan berlebihan memang, tetapi Soonyoung sangat bersyukur pada mereka karena semenjak Soonyoung tersadar dari komanya, mereka terus ada untuk Soonyoung. Soonyoung teringat ketika dirinya membuka matanya, dan yang ia lihat adalah langit-langit berwarna putih, suara mesin-mesin yang terpasang pada tubuhnya dan ekspresi lega Jihoon dan suara Seungkwan yang menangis tersedu-sedu sambil mengulang kata 'terima kasih'
Semenjak saat itu, mereka selalu datang mengunjungi Soonyoung dirumah sakit. Merekalah yang menemani Soonyoung terapi untuk berjalan, yang menenangkan Soonyoung yang sedih karena merasa lemah dan bodoh dan membantu Soonyoung mengingat memorinya yang hilang dengan mempertemukan Soonyoung kepada teman-teman lamanya dan mendatangi tempat-tempat yang mereka pernah kunjungi.
'klik'
Pintu utama apartemen Soonyoung terbuka, membuyarkan lamunan Soonyoung dan terlihatlah Jihoon dengan ciri khasnya yaitu jaket kebesarannya dan topi yang sering menghiasi kepalanya. Jihoon masuk dan duduk di sofa milik Soonyoung, bersender dan memejamkan matanya.
"Ji, kenapa malah tidur, Seungkwan pasti sudah menunggu" kata Soonyoung sambil menggoyang-goyangkan tubuh Jihoon.
"Biarkan saja" gumam Jihoon.
"Ih, Ji!"
Soonyoung keluar dari studio tempatnya mengajar dance saat langit sudah gelap. Hari ini ia mengambil tiga shift berturut-turut dikarenakan rekannya, Minghao sedang sakit. Karena tidak ada yang bisa menggantikan akhirnya dengan sedikit terpaksa Soonyoung menggantikannya. Ia menelusuri jalan sambil menikmati udara malam yang sejuk. Ia melihat toko-toko di pinggir jalan yang beberapa diantaranya sudah tutup sampai suatu tempat menarik perhatiannya. Sebuah cafe. Ia melihat dari seberang bahwa cafe tersebut berinterior retro. Soonyoung tertarik untuk masuk, namun ia teringat akan Jihoon dan Seungkwan.
'Aku akan mengajak mereka kesini' pikir Soonyoung senang.
Malamnya, Soonyoung memberitahu Jihoon dan Seungkwan di group call mereka perihal kafe tersebut. Namun, respon yang Soonyoung dapatkan berbanding terbalik dengan apa yang Soonyoung harapkan.
"Tidak perlu, kafe yang biasa juga sudah enak kan" kata Jihoon sedikit ketus.
"Tapi itu dekat dengan tempat kerja kita, Ji. Please?" Mohon Soonyoung yang ingin sekali mendatangi kafe tersebut.
"Tapi hyung" kata Seungkwan.
"Kenapa?" Tanya Soonyoung bingung.
"Tidak apa kok hehe" kata Seungkwan, terselip nada sedih pada suaranya.
"Aww, ayolah kalian sekali ini saja habisnya aku penasaran!" Kata Soonyoung yang kini sudah mengerucutkan bibirnya.
Terdengar suara helaan nafas dari line telepon seberang.
"Baiklah, jangan menyesal ya Kwon Soonyoung" kata Jihoon, kalah. Ia memang paling tidak bisa tidak menuruti Soonyoung.
"Yay, aku sayang Jihoon"
"Ew"
Setelah bertelepon ria dengan Jihoon dan Seungkwan, Soonyoung mencuci mukanya dan sikat gigi lalu beranjak tidur.
'Apa aku bisa bertemu Seokmin lagi?' Pikir Soonyoung sambil memandangan langit-langit kamarnya dan tak lama kemudian jatuh tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's SOONSEOK / SEOKSOON
FanficSoonseok drabble stories dengan berbagai macam genre. Warning!! Garing dan Gaje