Don't hurt

1.8K 196 5
                                    

Soonyoung baru keluar dari akademi tempat ia mengajar menari yang ia dirikan sekitar 2 tahun yang lalu ketika waktu menunjukkan pukul 7 malam. Soonyoung merapatkan Jaket yang ia kenakan karena udara malam di Seoul semakin dingin akibat musim gugur sudah tiba. Ia berjalan kaki menuju halte bus sambil memikirkan apartemennya yang hangat. Ketika halte mulai terlihat, Soonyoung melihat hanya ada seorang pemuda yang sedang duduk disana.

'Sepi' pikirnya.

Ketika sampai disana terkejutlah Soonyoung melihat pemuda yang sendirian di halte itu adalah seorang yang ia kenal. Bahkan pemuda tersebut adalah kekasihnya.

"Seokmin?!"

"Hai" kata Seokmin dengan gummy smilenya.

Soonyoung duduk disebelah Seokmin dengan pandangan penasaran dan mulai menanyakan berbagai pertanyaan.

"Kenapa kau disini? Mana mobilmu? Apakah kau baru pulang dari kantor?" "Tanya satu-satu, Soonyoungie"

"Baiklah" kata Soonyoung sambil menggembungkan pipinya.

"Kenapa kau disini?" "Memangnya tidak boleh?" Kata Seokmin, tersenyum

"Ck, lalu mana mobilmu?" Tanya Soonyoung heran. Biasanya Seokmin pulang pergi ke kantornya naik mobil. Biar efektif katanya. Kalau Soonyoung lain lagi. Ia lebih suka naik kendaraan umum karena tidak usah repot-repot mengendalikan setir katanya.

"Mobilku dibengkel. Tadi saat diperjalanan dari kantor, mobilku ditabrak dari belakang" katanya sambil meringis.

Soonyoung membulatkan mata sipitnya yang membuatnya semakin imut dan Seokmin terkekeh.

"Oh, Tuhanku! Seokmin kau tidak apa-apa? Apakah kau terluka?!" Tanya Soonyoung panik sambil mengecek Seokmin dari atas sampai bawah.

"Tenang saja, sayang aku tidak apa-apa. Aku kan taat peraturan, selalu memakai sabuk pengaman! Hanya saja tadi kepalaku membentur setir" kata Seokmin sambil menunjuk dahinya yang benjol.

Soonyoung menghelakan napasnya lega lalu memeluk Seokmin erat.

"Oh, Tuhan! Untunglah kau tidak kenapa-napa " kata Soonyoung sambil menahan tangisnya.

"Sstt, sudah aku kan tidak apa-apa. Buktinya sekarang aku ada dihadapanmu, kan?" Kata Seokmin sambil mengelus punggung Soonyoung, menenangkan.

Sooyoung mengangguk dan mereka bertahan dalam posisi tersebut sebentar.

'Hangat' pikir Soonyoung.

"Hyung, busnya hampir tiba. Ayo!" Kata Seokmin.

Mereka pun melepaskan pelukannya mereka dan berdiri sambil bergandengan tangan.

"Seokmin" panggil Soonyoung.

"Hm?"

"Jangan terluka lagi ya" gumam Soonyoung namun masih dapat di dengar Seokmin.

Seokmin tersenyum.

"iya, hyung"

End

It's SOONSEOK / SEOKSOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang