Bab 1

205 19 12
                                    

Keesokan harinya.

" Aira-chan! Jom jalan-jalan kat hutan sana tu. " cadangku.

" Ish taknaklah. Aku bukan apa, takut ada pemburu ke apa. " jawabnya.

" And I said, stop calling me Chan! It annoys me!  " tambahnya.

For your little information, she is Kpopperz.

Nahh, whatever.

" Kau sebenarnya takut kan? " Aku memasang perangkap. Hati Aira berbelah bagi.

" Takut? Heh, tak takut pun! Ha jomlah! " Aira seakan-akan menyahut 'cabaran'ku.

" Tapi, bawaklah barang-barang keperluan. Macam air or something. "Aira memang prihatin.

" Itu tak jadi masalah. Sebab aku memang tau tu. " Jawabku. " Lepas mengemas semua ni kita pergi kedai runcit dulu boleh? Beli jajan! "

Ya. Tabiat aku. Jajan jajan jajan.

Aira menjeling tajam. Woo menakutkan.

"Fine." Wah Aira kasi la! Malas nak bertengkar la tu. Biasanya dia duk ceramah. Hahaha.

Hutan.

"Jomlah masuk! Jomlah!" Kataku teruja.

" Okay. " Jawab Aira tenang. Aku tak nampak pun sedikit keresahan pada dirinya.

Perlahan-lahan kami masuk ke dalam hutan itu. Wah, walaupun namanya 'hutan' tapi rasanya sangat nyaman. Dengan pelbagai flora dan fauna yang indah!

" Wahh. " Aku berpusing dalam hutan tersebut.

" Berangan fantasi? " Tanya Aira, meluat.

" Ya! " Jawabku tersenyum.

-
Rehat.

" Wahh nyaman, nyaman! " Aku memang teruja dengan pengembaraan pertamaku ini.

" Aisa. " Panggil Aira.

Aku menoleh kearahnya. Dia sedang memerhatikan muka aku.

" Kalau apa-apa terjadi, janji dengan aku jangan berpecah, okay? " Tanyanya.

" Taknak. Nak berpecah jugak. Tinggal kau sorang-sorang. " Aku bergurau.

" Kau ni nak kena! " Aira menggenggam batu limanya. Aku pernah kena penumbuk dari dia. Wuihh berdarah kau tau?

" Yelah-yelah! " Jawabku pantas sambil menutup mukaku dengan tangan.

" Tau takut. "

" Huhu. "

Pengembaraan diteruskan.

" Aisa, kau dengar sesuatu tak? " Tanya Aira.

Aku diam. Cuba mendengar 'sesuatu' yang dimaksudkan oleh Aira. Dan aku dapat mengecam bunyinya.

" Bunyi.. Bernafas? " Tanyaku kembali memerhatikan sekeliling, kemudian Aira. Dia mengangguk.

" Pelik betul bunyi 'nafas' ni. " Ujarku, kehairanan.

" Yelah. Macam 'nafas'.. "  Ayat Aira tersangkut. Dia terdiam dan mulutnya ternganga kecil memandang belakangku.

" NAGA!! " Jerit Aira dan menarik tanganku untuk berlari.

" What the hell?! Where's that dragon come from?! " Dalam tengah panik, sempat lagi aku speaking.

" Senyap, Aisa! " Teras Aira.

Penat berlari, kami menyorok disebalik batu besar gedabak.

" Pelik. Naga hidup lagi dalam zaman macam sekarang ni? " Tanya Aira, berbisik.

" Itu apa yang aku pelikkan sekarang. " Jawabku, nada berbisik juga.

" Kau tak syak apa-apa ke pasal hutan ni? " Tanyaku.

" Ada. " Jawabnya sepatah.

" Aku pun, " Jawabku dua patah.

Pengembaraan bersambung..

Realiti FantasiWhere stories live. Discover now