"Mau tidak jadi pacarku?" Tanyanya dengan wajah merona dan tanpa menatapku.
"Apa maksudmu?" Tanyaku berbalik padanya.
Dia tetap tidak menatapku dan malah menatap keluar jendela koridor.
"Aku tanya, kamu mau atau tidak jadi pacarku?" Kali ini dia bertanya dengan menatap kedua mataku. Rasanya sangat aneh saat seseorang yang tidak dekat dengan mu lalu tiba-tiba memintamu untuk menjadi kekasihnya. "Jawab saja, ya atau tidak?" Paksanya.Aku belum pernah bertemu dengan seseorang seperti dirinya, bahkan aku tidak pernah ditanya sekasar ini oleh seorang laki-laki. "Baiklah, aku mau." Jawabku dengan menatap wajahnya.
"Uh, em, berikan nomor ponselmu," Dia mengeluarkan ponsel dari dalam saku celana lalu memberikannya padaku.
Bahkan dia tidak memiliki nomor ponselku. Sangat aneh.
"Terimakasih," Katanya yang lalu kemudian berjalan melewatiku begitu saja.
Apa maksudnya?
"Ah ya, nama mu?" Tanyanya, lagi, sambil memutar tubuh untuk menghadap ku.
Kali ini aku benar-benar geram, bagaimana mungkin dia tidak mengetahui nama ku?
"Apa mau mu sih?!" Tanyaku berbalik sambil mencengkram kerah seragam miliknya, "Katakan apa mau mu?!"
Dia menatapku dengan tatapan yang begitu tenang, "Beritahu aku nama panjangmu," Pintanya sambil menggenggam pergelangan tanganku, "Yoona, siapa nama panjangmu?"
"Im Yoon Ah," Jawabku yang lalu mengendurkan cengkraman pada kerah seragamnya.
"Nama yang indah," Kemudian dia memasukkan kedua tangannya pada saku celana dan berjalan menjauh.
Tunggu.
Siapa nama laki-laki itu ya?⸻MyBoy⸻
2016.
- edited -