Setelah sadarkan diri, Sooyoung menangis di pelukan ayah dan juga ibunya, ia berkeluh kesah kepada kedua orang tua nya dan berkata ia menyanyangi kakak nya namun ia sudah tidak tahan lagi jika terus menerus di sakiti.
Mendengar hal itu, membuat kakak ku meminta izin kepada kedua orang tua Sooyoung untuk mengambil Soora dan membawanya ke psikiater juga memasukkannya ke rumah sakit. Kedua orang tua Sooyoung sangat berterimakasih akan hal tersebut, mereka sudah tidak bisa lagi melihat putri keduanya disakiti seperti ini.
Beberapa hari kemudian, Sooyoung dipersilahkan untuk kembali pulang dan ia sudah bisa kembali untuk sekolah.
"Yerim! Yoona!" teriakan dari suara yang sudah sangat kami rindukan, Sooyoung.
"Sooyoung!" panggilku dan juga Yerim bersamaan. Melihat Sooyoung yang kembali ke sekolah dan memasang wajah riangnya membuatku bernapas lega karena ia sudah benar-benar terbebas dari kakak nya.
Saat sekolah telah berakhir, kami memutuskan untuk pergi ke tempat pertunjukkan terlebih dahulu. Aku dan Yerim masih ingin mengintrogasi Sooyoung dengan kejadian yang baru saja terjadi..
"maafkan karena tidak pernah menceritakan masalah kakak ku pada kalian, aku sangat takut jika kalian akan menjauhiku karena aku mempunyai kakak yang sakit seperti Soora.." ujar Sooyoung, "aku benar-benar menyembunyikan semuanya karena aku tidak mau kehilangan orang-orang terbaikku seperti kalian, sebab itulah aku selalu menyembunyikannya selama ini.."
"BODOH!" Yerim memukul kepala Sooyoung dengan sangat kencang. Aku terkejut dan Sooyoung meringis kesakitan, "kau pikir pertemanan kita ini sudah berjalan berapa lama hah? dan kau masih berpikir jika kami akan pergi darimu hanya karena kakak mu yg psikopat itu?" PLAK! Lagi-lagi Yerim memukulnya, namun kali ini Yerim menangis, "apa kau tahu jika aku sangat mengkhawatirkan mu saat ibumu menelfon ku malam-malam? apa kau tahu jika aku tidak bisa tidur karena hal itu? apa kau tahu aku tidak bisa berkencan dengan Suga? APA KAU TAHU?!" PLAK! Lagi-lagi Yerim memukul Sooyoung, "dasar bodoh! aku benci kau! aku benci kau!" Yerim terus menerus memukul Sooyoung sambil menangis.
"maafkan aku.. maafkan aku, hiks.. maafkan aku Yoona, Yerim.. tolong maafkan aku.. hiks,"
Kemudian aku dan Yerim pun memeluk erat Sooyoung. Kami berjanji untuk tidak akan pernah menyimpan rahasia sendirian lagi.