❄CHAPTER 3❄

110 8 0
                                    

Happy reading, guys!

❄❄❄

SANDRA

Sejak turun dari bis sampai masuk ke kelas, Sandra tak henti-hentinya berbicara tentang cowok yang tadi merokok di dalam bis, tepatnya di belakang Sandra. Juga tentang akibat dari merokok atau apapun yang berhubungan dengan rokok. Sampai ayahnya yang sedang buang air besar sambil merokok pun ia ceritakan pada Kelly.

Sementara itu, Kelly hanya bisa manggut-manggut tanda ia tengah mendengarkan Sandra yang ngoceh nggak jelas serta menggumam pelan. Memang telinganya mendengarkan cerita Sandra, namun matanya sudah berkeliaran entah ke mana untuk mencari cogan-cogan yang terkumpul di sekolahnya. Sesekali, ia tersenyum saat salah satu dari mereka-para cogan- menyapanya atau sekedar melempar senyum ke arahnya.

"Lo denger 'kan apa yang gue bilang tadi, Kel?" tanya Sandra memastikan apakah sahabatnya itu benar-benar mendengarkan ocehannya atau tidak.

Kelly yang saat itu tengah melambaikan tangannya pada Ilham-ketua kelas 11 IPS 2 yang menurutnya ganteng itu pun langsung menoleh.

"Eh, iya-iya, San. Gue denger 'kok," jawab Kelly dengan senyum yang dipaksakan. Dan untungnya, Sandra percaya. Ia hanya mengangguk sebentar lalu masuk ke dalam kelasnya mendahului Kelly yang sedang mengelus dadanya.

Kelly menghampiri Sandra dan menaruh tasnya di samping Sandra. Kemudian, ia menghadapkan kursinya pada Sandra dan menghempaskan tubuhnya pelan.

"Muka lo kenapa lagi, ditekuk gitu." Kelly memperhatikan wajah sahabatnya dengan cermat. Alisnya berkerut, bibirnya manyun, dan sesekali terdengar dengusan kesal dari bibir Sandra.

"Gue masih kesel sama 'tuh cowok."

"Cowok yang mana?" tanya Kelly sambil mengingat-ingat.

"Iiihh! Cowok yang di bis tadi itu loh, dia itu ngeselin banget!" jawab Sandra.

Kelly menghela napasnya. Masih aja dipikirin. "Yaelah, masih dipikirin aja. Kan gue udah bilang, cowok macam dia nggak bisa dilembutin, harusnya lo kasarin aja."

"Tapi, 'kan, gue belum kenal dia. Masa baru ketemu langsung gue kasarin? Nggak sopan tau. Dan lagi, gue masih nggak terima sama dia. Seenak jidat aja ngasih asap rokoknya sama gue."

"Kalo gitu, gue hanya bisa bilang 'turut berduka cita' aja deh atas insiden wajah lo yang terkena asap rokok. Semoga nggak ada yang rusak, ya," canda Kelly.

"Terserah lo dah, Kel. Gue yakin lo tadi nggak dengerin gue ngomong panjang lebar 'kan?" terka Sandra.

Wajah Kelly nampak terkejut. Namun, sebisa mungkin ia menutupinya. Lalu, ia menggeleng. "Ng-gue denger 'kok. Gue denger apa yang lo bicarain sepanjang perjalanan tadi."

"Emang apa yang gue omongin tadi? Coba jelasin," suruh Sandra santai.

Kelly menggaruk kepalanya yang tidak gatal kemudian menjawab, "itu San, lo tadi bi-"

Ucapan Kelly terputus oleh Cakra-sang ketua kelas yang tiba-tiba berteriak. "Woy! Bu Andara otw 'nih! Cepetan duduk dengan rapi!" suruhnya.

Sontak, semua murid di kelas itu-termasuk Sandra dan Kelly-yang semula berkeliaran kembali ke tempat duduk masing-masing. Kelly mengembalikan kursinya yang semula menghadap Sandra menjadi menghadap ke depan. Dan akhirnya, ia bisa bernapas lega karena tidak jadi menjelaskan pada Sandra tentang apa saja yang tadi gadis itu bicarakan sepanjang perjalanan.

SANDRA (COMPLETED)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang