❄CHAPTER 11.1❄

58 3 0
                                    

Happy reading, guys!

❄❄❄

SANDRA

Aldo tak henti-hentinya tersenyum sedari tadi. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Itu artinya, sudah tiga jam ia berada dalam posisinya sekarang. Yaitu tengkurap sambil mengelus punggung tangannya yang terbalut perban.

Anehnya, rasa kantuk yang tadi menyerangnya saat mencari keberadaan Kelly pun hilang. Bahkan, saat ini ia tidak merasa ngantuk sama sekali.

Budhenya pun sudah berkali-kali mengetuk pintu kamarnya untuk menyuruhnya agar keluar dan makan malam. Namun, suara ketukan itu seolah tak sampai di telinganya.

"Aldo! Kamu udah tidur, ya? Kalo belum, buka pintunya! Makan malam dulu!" teriak Budhe sambil berkali-kali menggedor pintu kamar keponakannya itu. Ini merupakan kali ke lima ia menyuruh Aldo untuk keluar, dan kali ke lima juga Aldo tidak memberi jawaban apapun.

Sebuah ide muncul di pikiran sang budhe. Ia tersenyum sebelum akhirnya kembali menggedor pintu kamar Aldo.

"ALDO! ADA SANDRA 'TUH DI LUAR! LAGI NYARIIN KAMU KATANYA!" teriaknya.

Sontak, seorang cowok yang berada di dalam kamar itu-siapa lagi kalo bukan Aldo?-pun meloncat dari ranjangnya sampai-sampai punggungnya menabrak lemari.

"Aw!" serunya sambil mengelus punggungnya dengan tangan kirinya. Senyuman yang tadinya sangat lebar pun kini ganti dengan ringisan.

Setelah rasa sakit di punggungnya mereda, Aldo pun meraih gagang pintu dan membukanya. Sebelumnya, ia sudah memutar kuncinya agar pintunya bisa terbuka.

"Eh, ada Sandra, Budhe? Mana?" tanya Aldo yang langsung berlari keluar tanpa menghiraukan budhenya yang tengah memanggilnya.

Sesampainya di luar, yang Aldo dapatkan hanyalah sebuah pemandangan yang biasa ia lihat jika hari sudah malam atau sekitar pukul sembilan ke atas.

Sedangkan seseorang yang tadi dibilang budhenya pun tidak ada di sana.

Aldo mendengus kesal. Lalu, ia berbalik dan masuk ke dalam menghampiri budhenya.

"Budhe bohong ya?" tanyanya dengan wajah yang ditekuk. "Nggak ada Sandra 'kok."

Budhe tersenyum jahil. Tangannya terulur untuk menjewer keponakannya itu. "Dasar! Dari tadi dipanggil juga nggak keluar-keluar. Giliran denger nama Sandra langsung nyelonong aja."

"Aw! Ampun, Budhe, ampun," ucap Aldo sambil berusaha melepas tangan budhenya yang sudah bertengger manis di telinga kanannya.

Akhirnya, budhenya pun menarik tangannya. "Makanya, kalo dipanggil 'tuh nyaut. Kamu ngapain aja 'sih di dalam?"

Aldo menampilkan cengirannya. "Lagi bayangin wajah Sandra," jawabnya.

Budhe menggelengkan kepalanya. Ia mengambil makanan-untuk Aldo-yang sebelumnya ia taruh di meja makan. Lalu, ia kembali menemui keponakannya yang masih berdiri di depan kamarnya.

"Ini, kamu makan dulu. Jangan mikirin Sandra mulu, dia udah punya pacar loh," ucap Budhe sambil menyodorkan piring yang tadi ia bawa dari meja makan.

SANDRA (COMPLETED)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang