❄CHAPTER 24❄

45 3 0
                                    

Happy reading, guys!

❄❄❄

SANDRA

"Turun," suruh Aldo saat mereka sampai di parkiran dekat sekolah.

"Iya-iya, sabar. Usaha buat turun 'nih," sungut Sandra kesal.

Setelah kedua kakinya menapak sempurna di paving, barulah Aldo memarkirkan motornya dengan benar.

"Emang lo nggak pernah naik motor kayak gini sama Tino?" tanya Aldo sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sebenarnya, ia ragu untuk menanyakannya. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Ia terlanjur menanyakannya.

"Lo ngejek gue 'nih?! Gini-gini gue juga pernah naik yang begituan," jawab Sandra kesal sambil memukul lengan Aldo.

Aldo terkejut saat mendengar jawaban Sandra. Bukan karena jawabannya, melainkan ekspresi yang diberikan gadis itu. Bagaimana bisa ia mengatakan itu tanpa ekspresi sedih?

Sudahlah, daripada memikirkan itu, ia harusnya fokus saja untuk mendekati Sandra dan membuat gadis itu menjadi pacarnya.

"Heh!"

"Hah?"

"Resleting celana lo buka 'tuh." Dan setelahnya, Sandra hanya bisa cekikikan sambil berlalu. Sementara Aldo langsung membenarkan resletingnya dengan wajah yang memerah karena malu.

❄❄❄

Sampai pantatnya menyentuh kursi di kelas pun, Sandra masih tak bisa menahan tawanya. Ia berusaha agar tawanya tidak meledak. Namun, itu semua gagal saat Aldo masuk kelas dengan wajah masamnya. Seketika. tawa Sandra meledak.

Aldo melirik gadis itu dengan wajah sebal.

"Untung lo nggak lupa buat pake celana, ya," ujar Sandra di sela tawanya.

Huh, kalau bukan karena ingin mengantar Sandra ke sekolah alias berangkat bareng, sudah pasti ia tidak akan bangun terlalu pagi hingga lupa untuk menutup resleting celananya.

"Ada apa 'nih pagi-pagi udah ketawa aja." Itu Via, yang tiba-tiba saja datang dan membuat mood keduanya menurun.

Aldo bergegas menuju bangkunya untuk menaruh tas, sedangkan Sandra sudah keluar.

"Lo mau ke mana, Al?" tanya Via.

Aldo menoleh, menatap sebentar Via dan kembali melanjutkan langkahnya.

Setibanya di tempat yang biasa ia kunjungi, Aldo mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Sandra. Dan matanya jatuh pada seorang gadis yang tengah bersandar di pohon. Aldo tersenyum. Kakinya membawa dirinya menuju Sandra.

Aldo menempatkan dirinya di sebelah Sandra. Dan Sandra menoleh saat menyadari ada seseorang yang duduk di sebelahnya.

"Gue kira lo ke kantin," ucap Aldo.

"Kalo ke kantin pas istirahat," sahut Sandra. "Trus lo ngapain ngikutin gue?" tanyanya.

"Emang nggak boleh?" balas Aldo.

"Bukannya gitu."

"Lo masih sayang sama si Tino?" tanya Aldo tiba-tiba. Membuat jantung Sandra kembali berdegub kala mendengar nama itu. Sebisa mungkin ia mengontrol dirinya agar tidak menangis.

Sandra mengambil nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan. "Gue masih sayang sama dia. Kenapa? Lo nggak suka?" Tentunya, pertanyaan yang ia lontarkan itu spontan. Tidak ada niatan dari dalam dirinya untuk menanyakan hal itu. Tapi, entah mengapa Sandra berharap Aldo akan menjawab 'iya'.

SANDRA (COMPLETED)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang