❄CHAPTER 26❄

22 2 0
                                    

Happy reading, guys!

❄❄❄

Vero memang sengaja membelokkan motornya ke sebuah gang yang tak sengaja terlihat olehnya. Ia tidak ingin ikut ke rumah Aldo. Menurutnya, itu hanya akan buang-buang waktu saja. Toh, dia di sana juga tidak akan betah.

Setelah kira-kira lima menit berlalu, barulah Vero menyalakan kembali motornya lalu melajukannya menuju arah yang berbeda dari Aldo tadi.

Vero mencengkeram stang motornya dengan kuat. Ia tak habis pikir, bagaimana kedua sahabatnya bisa dengan mudah menerima orang baru seperti Aldo. Entah mengapa pula, ia tidak suka dengan cowok itu sejak pertama bergabung di Kan's.

Apalagi saat Tino tiba-tiba bilang bahwa Aldo lah yang akan meneruskan jabatannya sebagai ketua, bahkan tanpa bermusyawarah dulu. Hal itu membuat Vero merasa kalau Tino hanya menganggapnya sebagai teman biasa saja, bukan sebagai sahabat. Selama ia mengenal Tino, tidak pernah sekali pun Tino mempercayakan sesuatu hal yang sangat besar kepadanya.

Lalu, masalah Sandra. Vero yakin kalau Tino sebenarnya tahu akan perasaannya dengan Sandra. Karena ia lah yang pertama kali menyukai Sandra, bukan Tino. Cowok itu hanya sebagai orang ketiga jika saja Vero dan Sandra yang menjadi pemeran utama. Namun pada kenyataannya, hal itu terbalik. Vero lah yang akhirnya menjadi orang ketiga di antara Sandra dan Tino. Ini juga salahnya yang membiarkan Sandra dekat dengan Tino hingga percikan-percikan cinta itu muncul.

Karena alasan-alasan itulah Vero tidak menyukai kehadiran Aldo. Ia sudah mencoba untuk bersikap biasa, tapi tetap tidak bisa. Semakin ia bersikap biasa saja, semakin besar amarahnya. Daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, lebih baik ia menghindari Aldo. Sembari mencari cara untuk menerima kehadiran Aldo dalam hidupnya.

❄❄❄

Tiga hari berlalu sejak Vero yang tiba-tiba menghilang saat diajak ke rumah Aldo. Selama tiga hari itu pula, Aldo berusaha untuk bertanya pada Vero tentang beberapa hal. Ia merasa sedikit aneh dengan sikap Vero akhir-akhir ini. Namun, ia sempat menebak kalau anehnya sikap Vero ini ada hubungannya dengan Sandra. Tentu ia masih ingat saat Vero tiba-tiba menghajarnya di lorong karena ia yang tak sengaja membuat Sandra menangis. Tanpa bertanya pun, Aldo sudah bisa mengambil kesimpulan bahwa Vero menyukai Sandra.

"Al, lo kenapa dah, ngelamun mulu dari kemarin," ujar Rendi, membuat Aldo tersentak. Bahkan, Aldo tak sadar kalau ia melamun. Padahal, ia hanya berpikir saja.

"Iya, lagi ada masalah apaan 'sih?" tanya Sofyan.

Aldo menggeleng sebagai jawaban. Ia tak mau berbagi masalah pada dua laki-laki itu. Bukan karena Aldo tidak percaya kepada mereka, tapi Aldo tidak ingin menambah beban keduanya. Ini masalahnya, jadi biar dia saja yang menyelesaikannya. Ia yakin bahwa ia bisa, dan memang harus bisa agar masalahnya dengan Vero cepat selesai.

"Oh ya, gimana sama si Via?" tanya Aldo mengalihkan pembicaraan. Untungnya, cara yang Aldo gunakan ini berhasil.

"Gini, Al, kemarin gue ngajak dia makan bakso sekalian nganterin dia pulang sambil gue korek-korek informasi."

"Gercep amat lo, Ren. Pantesan gue ajak main di rumah gue nggak mau. Ternyata lagi PDKT toh," sela Sofyan.

Rendi lantas menatap datar ke arah Sofyan. "PDKT karena misi nih, jangan bikin gosip deh," ucapnya kesal.

SANDRA (COMPLETED)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang