Tetap dalam jones

228 18 2
                                    

Author 0nly_Reader

******

Prraanggggg!!! Pecahan kaca membuyarkan lamunan Joko sore itu. Dilihatnya Didit anak tetangga depan rumahnya tengah berusaha melarikan diri.

"Tunggu! Sini kamu!" bentak Joko, Didit spontan mengerem laju larinya kemudian berbalik ke arah suara yang terdengar penuh amarah itu.

"Ganti rugi, nggak?" lanjut Joko, Didit hanya terdiam. "Ayo ganti! Kamu ini punya masalah apa sih sama abang? Denger ya! Lain kali jangan main bola di sini! Ngerti kamu? Sampai kamu main di sini lagi, kepala kamu yang abang pecahin nanti!" Emosi Joko meluap-luap layaknya sungai xxx yang ngebanjirin Jakarta.

"Yaaah, Bang. Maafin Didit kali, Bang. Didit ini kan cuman pengen mainan aja, kenapa sih marahin Didit sampai segitunya? Didit tahu abang ini suka marah-marah gara-gara masih jomblo, kan? Makanya dong, Bang, cari pasangan ..., kucingku aja baru kawin kemaren, abang kapan?" Mata Joko memerah bak banteng yang siap bertempur lalu seketika itu ia meneteskan airmata.

"Dit, kabur yuk! Mumpung bang Joko lagi baper," bisik Adi, teman sepermainan Didit, Didit pun berpikir sejenak kemudian menatap bang Joko yang diam membisu,

"Bang, Didit pulang dulu, yak!" Joko masih dalam lamunannya, ia hanya mengangguk lemas.

Malam itu Joko sakit perut, dengan sigap Joko meraih ponselnya dan membawanya ke tempat di mana Joko biasa bersemedi (di atas wc). Dia pun kembali mengecek akun sosmed-nya, setiap Joko melihat foto-foto mesra di berandanya, tak tanggung-tanggung Joko langsung memblokir penggunaannya, ia sudah tak sanggup lagi dengan semua kemesraan mereka, sudah bertahun-tahun semenjak Joko menjones dan sudah bertahun-tahun juga Joko ngerayu cewek tapi tak ada satupun yang meresponnya.

Bau ketiak dan bau tai menyeruak memenuhi kamar mandi, Joko pun menutup hidungnya,

"Buseeet, kok baunya lebih parah daripada biasanya, ya?" ucapnya sembari menutup hidungnya yang membuatnya terdengar seperti orang bindeng, ia pun berpikir sejenak,

"Anjir, baunya masuk ke mulut gue, keluar dulu ah" Joko pun keluar dari toilet, ia masih senyum senyum sendiri.

Matahari bersinar membawa secercah harapan untuk Joko, tapi bukan harapan untuk memiliki seorang kekasih melainkan harapan untuk menggangu sepasang kekasih. Dengan semangat Joko membersikan dirinya di kamar mandi sambil bernyanyi dengan lantang seakan-akan Joko tidak memiliki beban apapun saat ini. Setelah mandi ia segera ganti baju dan menyisir rambutnya sambil bergoyang di depan cermin, diraihnya ponselnya dan diketiknya sebuah pesan kepada Bertus, teman seperjonesannya tersebut,

"Bertus, cepet ke sini, ada urusan penting!".

"Eh Bertus.. mau kemana kau? Pagi-pagi sudah mau pergi saja, tumben sekali," ucap emak Bertus dengan logat medannya yang khas,

"Ada urusan penting, Mak!" jawab Bertus singkat, layaknya sebuah memo.

Tak lama kemudian Bertus sudah sampai di depan rumah Joko.

"Tumben sekali kau jam segini udah rapi?" Joko tersenyum bangga mendengar perkataan Bertus. "Emangnya ada apa Joko?" lanjutnya, Joko pun memberi isyarat Bertus untuk menunggu sebentar sementara ia mengambil sesuatu,

Brakk, tumpukan baju diletakkan di atas meja dengan keras,

"Baju cewek? Apa apaan ini, Ko?" Bertus masih bingung,

"Aku punya rencana jenius!" Ucap Joko dengan gaya ala ala aktor film,

"Nggak usah kebanyakan drama deh, emangnya rencana apaan?"

Realita JONESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang