| 3 May 2020 |
...Adakah yang nungguin cerita ini?
Kalau ada jam berapa kalian nerima notif?
Jam berapa kalian baca cerita ini?
Kalian team happy/sad ending?
Konflik berat atau ringan?
Darimana kalian tau cerita ini?
Tulis jawaban kalian kalau rame aku post chapter selanjutnya💕
"Letta bangun sayang."
Tidak ada pergerakan.
"Letta..."
Masih tidak ada pergerakan.
"Bangun, ada Alres di depan."
Letta yang belum sepenuhnya sadar hanya bergumam. Dia semakin mengeratkan selimut membungkus tubuhnya. Cuaca terasa menggigit karena samalam hujan dan baru reda saat menjelang subuh. Letta tidak tahan untuk kembali berbaring di kasurnya setelah dia selesai beribadah.
"Bangun Kak! Udah ditungguin Alres juga!"
Masih dengan mata terpenjam Letta bergumam, "Alres siapa sih, Bun? Temennya Keiv?"
Walaupun dia setengah sadar tapi telinganya masih dapat mendengar bundanya berdecak. "Alres siapa lagi! Bos kamu itu, masa kamu lupa!"
Dahinya tiba-tiba berkerut. Kenapa sosok seorang dengan nama Alres tidak bisa dia temukan di memorinya. "Bos Letta, Bun?"
"Hmm." Walaupun tidak melihat, Letta tahu bundanya mengangguk.
"Yang nyebelin itu?"
"Iya, tapi ganteng."
"Yang suka seenaknya itu?"
"Iya! Dia juga yang pernah cium kamu kan?"
Seketika kesadaran menghantamnya. Dengan agak tergesa Letta menyingkirkan selimutnya. Dia berlari kecil menuju kamar mandi untuk mencuci wajah dan menggosok gigi. Ketika dia keluar dari kamar mandi, bunda sudah tidak ada di kamarnya. Dia nelirik jam di nakas yang ternyata masih menunjukan pukul enam kurang lima belas. Dia memang lupa kalau hari ini Alres mengajaknya joging, tapi dia tidak menyangka Alres akan datang sepagi ini.
Belum sempat mengganti piyamanya, Letta berlari kecil menuruni tangga sambil mencepol rambut panjangnya. Dia tidak sempat menyisir lagipula rambutnya itu tidak kusut. Sudah kebiasaan juga saat baru bangun tidur langsung mengikat rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matcha On The Table
ChickLit"Oh! Jadi bapak yang suka naruh matcha di meja saya?!" "Ngawur! Jangan sembarangan kamu kalo ngomong! Mau saya pecat?!" "Lha, itu buktinya!" "Kamu pikir cuma kamu yang suka sama matcha di sini?!" "Emang bapak suka juga?" "Enggak!"